57
Dari tokoh Iwan Angsa inilah Ajo Kawir sering mendapatkan nasihat, terutama nasihat agar berperilaku baik dan menjauhi masalah. Hal ini
semakin memperkuat
superego
milik Ajo Kawir yaitu untuk berperilaku baik karena ia beranggapan bahwa segala macam bentuk perilaku manusia
akan dipertanggung jawabkan di akhirat. “Iwan Angsa berkali-kali menasihatinya, terutama soal berkelahi merupakan
cara paling buruk untuk bertahan hidup. Tapi sangat jelas Ajo Kawir tak mendengar nasihat-nasihatnya, terutama setelah kemaluannya tak bisa
berdiri.” Kurniawan, 2014: 72
3.4.2 Identifikasi pada Tokoh Si Iteung
Identifikasi yang terjadi pada tokoh Si Iteung ditunjukkan dari kedekatannya dengan Ajo Kawir. Bahkan, Si Iteung akhirnya menikah
dengan Ajo Kawir. Pertemuan mereka terjadi ketika dirinya tengah bekerja sebagai pengawal seorang lelaki tua bernama Pak Lebe. Perkelahiannya
dengan Ajo Kawir berujung pada timbulnuya perasaan cinta kepada Ajo Kawir. Kehadiran Ajo Kawir menimbulkan
superego
pada dirinya. Anggapan bahwa lelaki adalah musuh menghilang dan digantikan oleh
superego
miliknya. “Kukatakan sekali lagi, aku enggak bisa ngaceng.”
“Aku enggak peduli, aku juga mencintamiu.” Kurniawan, 2014: 89 Si Iteung tahu betul bahwa kekasihnya tersebut merupakan lelaki yang
memiliki nyali besar dalam berkelahi. Selain itu, penyakit yang menimpa kemaluan Ajo Kawir merupakan salah satu hal yang memperkuat
superego
58
Si Iteung. Penyakit yang menimpa kemaluan Ajo Kawir membuat Si Iteung beranggapan bahwa ia tidak akan mendapatkan tindakan pelecehan seksual
dari kekasihnya tersebut.
3.4.3 Identifikasi pada Tokoh Mono Ompong
Identifikasi yang terjadi pada tokoh Mono Ompong ditunjukkan dari kedekatannya dengan Ajo Kawir. Pekerjaannya menjadi kernet truk milik
Ajo Kawir membuatnya mengenal secara dekat pribadi Ajo Kawir. Secara tidak langsung Mono Ompong menempatkan Ajo Kawir sebagai pedoman
hidup dalam pencarian jati dirinya. Masa lalu Ajo Kawir yang menjadi seorang jagoan berkelahi merupakan cerita yang paling ia sukai. Ia sering
meminta Ajo Kawir untuk memberikan kunci sukses dalam mengalahkan semua lawannya dalam sebuah perkelahian.
“Beritahu aku rahasia bagaimana mengalahkan Si Kumbang,” kata Mono Ompong. “Aku yakin kau memilikinya. Aku dengar dari para sopir kau jago
berkelahi. Kau membunuh Si Macan. Beri aku rahasianya. Rahasia para pe
tarung.” Kurniawan, 2014: 206 Perilaku Mono Ompong yang mudah tersulut emosinya dan suka
berkelahi membangkitkan kembali trauma milik Ajo Kawir. Dari tokoh
Mono Ompong inilah ia seperti dapat melihat kembali dirinya ketika masih berusia belasan tahun. Di sisi lain, Ajo Kawir yang telah berhasil
meloloskan
id
nya berusaha menasihati Mono Ompong agar menjauhi segala macam bentuk masalah.
59
“Aku tak ingin kamu bikin keributan, Bocah,” kata Ajo Kawir. “Tersenyum dan minta maaf, dan urusan selesai. Kita bisa melanjutkan perjalanan. Tak
ada truk yang rusak, tak ada sedan yang rusak. Lebih penting lagi, tak ada manusia yang terluka. Kita harus bersyukur tidak sama-sama masuk ke
dalam sungai.” Kurniawan, 2014: 122-123
3.5 Rangkuman