BAB II LANDASAN TEORI
A. Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri menurut pendapat umum adalah suatu proses dari kehidupan itu sendiri. Menurut ilmu psikologi penyesuaian diri berarti interaksi
antara manusia dengan lingkungannya. Setiap individu baik yang muda, tua, besar dan kecil selalu menghadapi masalah dalam penyesuaian diri. Permasalahan yang
dihadapi muncul mulai dari lahir dan terus berlanjut sampai mati dan dapat muncul baik dari dalam maupun dari luar diri individu itu sendiri. Masalah yang
muncul biasanya berkaitan dengan pencapaian suatu keseimbangan antara kebutuhan individu dan tuntutan yang ada di lingkungannya
http:en.wikipedia.orgwikiAdjustment.2006 .
Berikut adalah pendapat beberapa tokoh tentang definisi penyesuaian diri, menurut Carter V. Good 1959 penyesuaian diri adalah suatu proses menemukan
dan memakai suatu perilaku yang cocok dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Sedangkan Laurance F. Shaffer 2006 berpendapat bahwa
penyesuaian diri adalah suatu proses di mana makhluk hidup memelihara keseimbangan antara kebutuhan dan keadaan sekitarnya yang mempengaruhi
pemuasan kebutuhan tersebut http:en.wikipedia.orgwikiAdjustment.2006
. Semiun 2006 mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah proses individu untuk
mengatasi tuntutan internal dan eksternal, konflik, frustasi, tingkah laku dan
7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
situasi yang ada di sekitar. Serta Morris dan Marsto dalam Herastuti, 2006 berpendapat bahwa penyesuaian diri adalah suatu usaha untuk mengatasi stress
dengan cara menyeimbangkan antara kebutuhan individu dengan tuntutan yang ada dan kemungkinan pemenuhan yang realistik untuk mengaturnya sebaik
mungkin sesuai dengan kemampuan. Dari deskripsi penyesuaian diri di atas, dapat disimpulkan bahwa
penyesuaian diri adalah suatu proses perilaku seseorang yang dilakukan untuk mengatasi tuntutan yang ada di sekitar lingkungannya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Menurut Derajat 1996, faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah :
a. Frustrasi tekanan perasaan Frustrasi adalah proses yang membuat seseorang merasa ada hambatan dalam
proses pemenuhan kebutuhannya sehingga tidak mampu menyesuaikan diri untuk mengatasi tuntutan yang ada. Contohnya ketika orang merasakan
tekanan perasaan yang berat, antara lain merasa tidak mampu, tidak berdaya maka individu akan merasa pesimis dalam menghadapi tuntutan karena sudah
membayangkan kegagalan yang akan dihadapi. b. Konflik pertentangan batin
Konflik adalah adanya dua macam dorongan yang saling berlawanan satu dan lainnya dan tidak dapat dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Jika terdapat
konflik, maka seseorang akan mengalami hambatan dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi. Konflik sendiri ada tiga jenis yaitu:
1 Approach approach conflict Adalah bila individu mengalami pertentangan antara dua hal yang
sama-sama diingini tetapi tidak mungkin diambil keduanya. 2 Approach avoidance conflict
Adalah jika individu mengalami pertentangan antara dua hal yang satu diingini dan yang satu tidak diingini.
3 Avoidance avoidance conflict Adalah jika individu menghadapi pertentangan antara dua hal yang
sama-sama tidak diingini. c. Kecemasan anxiety
Kecemasan terjadi ketika individu yang sedang menghadapi suatu permasalahan mengalami tekanan perasaan frustrasi dan pertentangan batin
konflik. Kecemasan ini dapat berupa perasaan takut, tidak berdaya, rasa bersalah yang tidak dapat dihindari oleh individu. Jika dibiarkan, perasaan ini
dapat menghambat individu dalam menyesuaikan diri dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Scheneiders 1964 menuliskan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam penyesuaian diri antara lain :
a. Keadaan fisik Keadaan fisik dan faktor bawaan berpengaruh pada proses penyesuaian
dirinya. Faktor fisik yang dimaksud adalah terdiri dari sistem syaraf, kelenjar otot, kesehatan dan penyakit. Keadaan fisik yang baik dapat mempengaruhi
fungsi psikologis individu. Kesehatan yang baik akan membuat individu lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siap menghadapi tuntutan dalam hidupnya sehingga individu tersebut mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
b. Perkembangan dan kematangan intelektual, sosial, moral, emosional Perkembangan dan kematangan individu adalah kondisi utama yang
mempengaruhi untuk mencapai penyesuaian diri ketika individu mencapai perkembangan berikutnya. Kematangan yang dimaksud adalah kematangan
intelektual, sosial dan emosional. Kematangan intelektual, sosial maupun emosional seseorang dapat membantu individu dalam proses penyesuaian diri
sehingga mampu mengatasi tuntutan yang dihadapi. Namun, terkadang meskipun keadaan intelektual individu tidak terlalu baik, individu tersebut
masih dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di lingkungan karena memiliki kemampuan dalam bersosialisasi.
c. Faktor psikologis Faktor psikologis memiliki pengaruh yang cukup besar jika dibandingkan
dengan yang lain, karena berhubungan dengan individu sendiri. Hal ini meliputi pengalaman, belajar, pembiasaan dan kemampuan mengarahkan diri.
Pengalaman yang positif maupun negatif membuat individu mendapatkan suatu pelajaran yang dapat digunakan dalam menghadapi tuntutan di
kemudian hari. Jika pembelajaran ini sering dilakukan maka individu dapat memiliki suatu kekuatan untuk mengarahkan dirinya pada tindakan yang
menuju pada penyesuaian diri yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Keadaan lingkungan Penyesuaian diri yang baik dipengaruhi oleh faktor lingkungan di mana
individu tersebut tinggal. Keluarga dan lingkungan di mana individu menjadi bagian dari lingkungan tersebut memberikan peranan penting karena
didalamnya terdapat nilai, kepercayaan, peran sosial, sikap dan cara berpikir yang digunakan dan berhubungan dengan penyesuaian diri di dalam moral dan
sosial. Selain itu, sekolah juga membentuk pola-pola penyesuaian diri yang dapat digunakan sampai individu tersebut dalam lingkungan kerja,
perkawinan, moral dan sosial. Apa yang didapat individu dari keluarga, lingkungan dan sekolah tersebut dapat membantu individu dalam
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang ada dalam masyarakat. e. Faktor kebudayaan
Lingkungan memiliki kebudayaan sendiri-sendiri dan punya pengaruh pada individu yang tinggal di lingkungan tersebut. Budaya memiliki nilai, tradisi,
dan standar yang mempengaruhi dalam penyesuaian diri. Tradisi yang kurang sehat pada lingkungan akan membuat individu mengalami konflik serta
gangguan perilaku yang dapat membuat individu mengalami hambatan dalam proses penyesuaian diri. Agama adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kebudayaan. Pengalaman dan keyakinan dalam suatu agama diyakini dapat membantu individu dalam menjaga kesehatan mental, sehingga mampu
menyelesaikan masalah atau tuntutan yang dihadapi. Kemampuan menyelesaikan masalah ini menunjukkan proses penyesuaian diri yang baik
dari individu tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain :
a. Keadaan fisik Keadaan fisik yang kurang baik akan membuat individu semakin terbeban
karena merasa tidak mampu menghadapi beratnya tuntutan yang ada. b. Keadaan psikologis
Keadaan psikologis yang kurang baik seperti depresi, perasaan cemas, konflik yang dirasakan individu dapat menghambat individu dalam menyesuaikan
diri dengan tututan yang dihadapi. Keadaan psikologis juga meliputi perkembangan dan kematangan intelektual, moral dan emosional.
Kematangan individu dalam intelektual, moral dan emosional membantu individu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada di lingkungan sehingga
mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. c. Lingkungan
Tradisi, nilai, kepercayaan, standar, sikap, cara berpikir dan pengalaman yang diterima individu baik dari agama, lingkungan keluarga maupun lingkungan
tempat tinggal mempengaruhi individu dalam proses penyesuaian diri. Bila pengaruh yang diberikan baik maka individu tidak akan mengalami gangguan
dalam proses penyesuaian diri.
3. Karakteristik Penyesuaian Diri