33 12. Penambahan agunan.
13. Perubahan bentuk hukum dari CV ke PT, sehingga menambah modal efektif disetor.
14. Kombinasi antara bentuk-bentuk reconditioning di atas.
c. Kriteria atau syarat-syarat untuk melakukan reconditioning
Tindakan reconditioning dapat diberikan kepada debitur yang masih memiliki itikad baik untuk melunasi kewajibannya, yang berdasarkan
pembuktian secara
kuantitatif merupakan
alternatif yang
terbaik. Mesinpabrikproses produksi masih berfungsi baik, terawat, kapasitas masih
dapat ditingkatkan. Usaha debitur dikelola oleh manajemen yang profesional dan menggunakan tenaga kerja yang cukup terampil. Untuk kelangsungan
produksinya, debitur tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku, dan berproduksi dengan memakai teknologi yang memadai. Peraturan
Pemerintah dan kondisi ekonomi secara global cukup mendukung. Tindakan reconditioning ini dilakukan karena debitur mengalami kekurangan modal kerja.
Agunan yang dikuasai bank cukup mengcover dan memenuhi syarat yuridis.
2.4.1 Skema Restrukturisasi Bank
a. Bagi debitur yang dapat menyelesaikan pembayaran kewajibannya secara sekaligus maupun mengangsur dalam periode yang telah
ditetapkan, diberikan insentif potongan atas utang pokok serta penghapusan tagihan bunga dan denda.
34 b. Terhadap debitur yang tidak dapat menyelesaikan pembayaran dengan
cara sebagaimana dimaksud pada butir a, maka debitur UKM tersebut hanya dapat diberikan penghapus tagihan tunggakan bunga dan denda,
sedangkan utang pokok dapat diberikan perpanjangan jangka waktu pelunasan maksimal selama masa penunggakan sampai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
BPPN
a. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai sekaligus atau diangsur sampai batas maksimum waktu yang telah ditetapkan.
b. Bagi debitur yang tidak dapat menyelesaikan kewajibannya melalui Program Pelunasan secara tunai, maka akan diselesaikan dengan cara
penjualan UKM Loan Portfolio melalui penawaran terbuka dan transparan.
c. Bagi kredit UKM yang tidak dapat diselesaikan dengan cara sebagaimana dimaksud pada butir a dan b, akan diselesaikan dengan
pembentukan clearing house atau joint venture untuk memperbaiki kredit tersebut agar menjadi sustain kredit yang dapat diselesaikandibayar
dari cash flow perusahaan itu sendiri.
DJPLN
a. Kredit macet yang telah berada di DJPLN juga dapat dilakukan restrukturisasi dengan melakukan penarikan pengurusan piutang atas
usul tertulis dari bank;
35 b. Penarikan pengurusan piutang negara dapat dilakukan sewaktu-waktu
pada setiap tahap pengurusan piutang negara; c. Persetujuan penarikan pengurusan piutang negara hanya dapat
dilakukan 1 satu kali untuk setiap kasus piutang negara.
36
BAB III METODE MEDIASI RESTRUKTURISASI KREDIT UKM
3.1 MediasiAsistensi Restrukturisasi Kredit KUKM
Mediasi adalah “The process by which the participants, together with the assistance of a neutral person or persons, systematically isolate disputed
issues in order to develop options, consider alternatives, and reach a consessual settlement that will accommodate their needs.” Folberg Taylor, A
Comprehensive Guide to Resolving Conflict without Litigation
a. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya mediasiasistensi restrukturisasi kredit UKM adalah membantu UKM yang memiliki kredit macet non performing loan
termasuk mediasi untuk negosiasi restrukturisasi kreditnya menyusunkan laporan keuangan debitur bila diperlukan sehingga deberikan rekomendasi
dan gambaran tentang kemampuan debitur dalam menyelesaikan kredit macet berdasarkan asumsi, jangka waktu dan syarat-syarat yang memungkinkan dari
sisi debitur maupun kreditur.
b. Sasaran
Sasaran dari dilaksanakannya asistensi pendampingan restrukturisasi adalah UKM yang memiliki kredit macet di BPPN atau bank-bank
c. Prosedur Baku Proses Mediasi Asistensi