58
3.3.4. Model Restrukturisasi Kredit UKM dan Insentif
Berikut ini adalah beberapa model restrukturisasi dan insentif yang banyak diminati oleh para pihak dalam penyelesain kredit macetnya.
Penyelesaian tunai Penyelesaian tunai adalah model yang relatif lebih mudah dalam
proses mediasi. Dengan model ini,maka kreditur perlu memberikan insentif, baik berupa potongan atas utang pokok,
dan atau bunga dan atau denda. Sedangkan debitur diharapkan mempunyai cukup dana tunai untuk melakukan cash settlement
tersebut. Beberapa hal patut disepakati jika penyelesaian dilakukan dengan cash settlement antara lain : besarnya insentif
yang berupa potongan atas utang pokok,bungadenda, batas waktu akhir pembayaran, cara pembayarn cicilan, penalti yang
akan diberikan jika kesepakatan tidak dapat dipenuhi.
Penjadualan kembali Jika cash settlement tidak mungkin dilakukan, antara lain karena
debitur tidak mempunyai dana yang memadai untuk melunasi utangnya dalam waktu dekat, maka penjadwalan kembali
merupakan model
lain yang
dapat ditawarkan
untuk penyelesaian kredit macet. Dalam model ini,kreditur dapat
menawarkan insentif berupa potongan baik terhadap utang pokok, bunga dan denda. Beberapa hal yang kiranya perlu
59 disepakati dalam penjadwalan kembali, meliputi antara lain :
besarnya insentif, jangka waktu pelunasan , besarnya cicilan, penalti jika kesepakatan tidak dapat dipenuhi oleh salah satu
pihak.
Penyelesaian dengan penjualan aktiva
Aktiva yang dimaksudkan disini ialah terutama aktiva yang dijadikan jaminan dalam pemberian kredit yang macet tersebut.
Model ini hendaknya baru dijadikan opsi jika kedua model tersebut diatas sulit dilakukan oleh para pihak. Dengan model ini
maka kesepakatan yang perlu dibuat meliputi antara lain : kemungkinan debitur memperoleh insentif berupa potongan –
potongan, cara penjualan aset, tindakan yang harus dilakukan debitur jika nilai jual aktiva lebih rendah dari nilai utang debitur,
dan pengembalian kelebihan nilai jual atas utang macet debitur.
Litigasi, lelang
Jika dalam beberapa kali pertemuan mediasi dalam rangka mediasi terdapat hal – hal atau perbedaan yang cukup tajam
atau prinsipiil diantara para pihak yang sangat sulit dipertemukan, maka mediator harus segera menyampaikan hal
tersebut kepada para pihak. Ini dimaksudkan agar para pihak dan mediator tidak membuang waktu dan tenaga untuk
60 membahas hal – halyang tidak dapat dicari titik temunya
tersebut. Mediator mempersilahkan para pihak untuk mengambil jalan lain, yang biasanya merupakan penyelesaian
melalui pengadilan atau court settlement. Meskipun cara ini dapat berlangsung lama dan mahal, namun merupakan jalan
terbaik jika negoisasi menemui jalan buntu. Jika penyelesaian lelang ditempuh, maka penyelesaian tersebut
harus dilaksanakan secara terbuka dan transparan. Dan jika uang tunai yang diperoleh dari lelang lebih besar dari nilai utang
debitur, maka harus ada mekanisme yang memungkinkan debitur memperoleh kelebihan hasil lelang tersebut.
3.3.5. Permasalahan Dalam Mediasi