analysis, Merck, KCl pro analysis, Merck, Na
2
HPO
4
pro analysis, Merck
,
KH
2
PO
4
pro analysis, Merck
,
HCl approx. 37 pro analysis, Merck, setil alkohol pharmaceutical grade, MgSO
4
pharmaceutical grade, dimethicone pharmaceutical grade diperoleh dari PT. Bratachem, Span 80 pharmaceutical
grade , xanthan gum pharmaceutical grade, parafin pharmaceutical grade
diperoleh dari PT. Bratachem, kulit tikus betina galur wistar, larutan ringer laktat yang diproduksi oleh PT. Widatra Bhakti, dan
nitrogen teknis diperoleh dari CV. Perkasa.
E. Alat Penelitian
Hotplate Scilogex MS-H-S, waterbath Elbanton, mixer merk Miyako,
alat-alat gelas
,
sel difusi Franz, termometer, seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis
Shimadzu UV-1800,
seperangkat alat
mikroskop, timbangan analitikdigital scale Mettler Toledo, flakon, aluminium foil, sonikator Retsch,
table top sentrifuse model PLC-03, mikro pipet Socorex, spuit injeksi 1ml, dan
penggaris segitiga zigel.
F. Tata Cara Penelitian
1. Ekstraksi kelopak bunga rosella
Lima kilogram bunga rosella segar yang diperoleh dari Pontianak dicuci dengan air mengalir sebanyak tiga kali, kemudian dicuci dengan
aquadest. Bunga rosella yang telah dicuci selanjutnya di maserasi dengan
metanol sebanyak lima Liter menggunakan ultraturrax. Maserasi dilakukan pada suhu ruangan selama dua hari. Supernatan yang terbentuk disaring
menggunakan corong buchner dengan kertas saring whatman no 1. Filtrat yang diperoleh selanjutnya di pekatkan dengan rotary evaporator pada suhu
40 sehingga menghasilkan ekstrak metanol kelopak bunga rosella. Ekstrak
metanol kelopak bunga rosella yang dihasilkan di simpan pada botol fase gerak yang telah dilapisi dengan aluminium foil, dijenuhkan dengan N
2
dan disimpan pada suhu -4
hingga analisis berikutnya. Proses ekstraksi ini dilakukan oleh Sanjayadi.
2. Penetapan bobot tetap ekstrak metanol kelopak bunga rosella
Cawan porselen yang hendak digunakan dikeringkan terlebih dahulu selama 30 menit. Kemudian cawan porselen yang telah dikeringkan ditara.
500 µL ekstrak metanol kelopak bunga rosella dimasukkan ke dalam cawan porselen dan ditimbang seksama cawan porselen beserta isinya. Kemudian
dikeringkan dengan waterbath pada suhu 40 – 50 selama 1 jam.
Kemudian ditimbang lagi hingga 2 kali penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan, 1979.
3.
Uji penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella
Studi penetrasi ekstrak metanol kelopak bunga rosella mengikuti Organization for Economic Co-operation Development
OECD Guideline for The Testing of Chemicals Skin Absorption: in vitro Method
tahun 2004 yang disertai beberapa modifikasi oleh peneliti. Studi penetrasi pada penelitian ini
memerlukan langkah-langkah seperti pembuatan larutan PBS, preparasi kulit tikus sebagai membran difusi, pemasangan alat sel difusi Franz FDC, dan
penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen akseptor atau donor.
a. Pembuatan 10 mM Phospate Buffer Saline PBS pH 4. Sebanyak 800 mL
Aquabidest dimasukkan dalam gelas beker 1 L, kemudian ditambahkan 8 g
NaCl, 0,2 g KCl, 1,44 g Na
2
HPO
4
, dan 0,24 g KH
2
PO
4
diaduk dengan pengaduk magnetik hingga larut sempurna. Derajat keasaman larutan
diukur dengan pH meter, dan pH larutan dibuat 4 dengan penambahan HCl. Larutan dipindahkan dalam labu takar 1 L, kemudian ditambahkan
aquabidest sampai tanda. Larutan ini akan digunakan medium pada
kompartmen akseptor. b.
Preparasi kulit tikus betina galur wistar sebagai membran difusi. Tikus
dikorbankan dengan eter. Bulu pada tikus yang telah dikorbankan dicukur
hingga bersih dengan menggunakan pisau pencukur bulu. Kulit tikus bagian punggung diambil, dibentangkan pada lilin, lalu dihilangkan
lapisan lemaknya. Kulit dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan yaitu 2,5 cm x 2,5 cm. Kulit yang telah dipotong dicuci dengan larutan
ringer laktat hingga bersih. Kulit yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam flakon yang berisi larutan ringer laktat kemudian disimpan dalam
lemari es.
Gambar 18. Rangkaian alat sel difusi Franz
c. Pemasangan alat sel difusi Franz FDC. Sebelum digunakan kulit tikus
dihidrasi terlebih dahulu dengan larutan ringer laktat selama 30 menit.
Berdasarkan gambar 18, maka kulit dipasang pada FDC dengan bagian
stratum korneum menghadap ke bagian kompartemen donor, lalu kompartemen akseptor diisi dengan PBS sebanyak 2,7 mL dan
dimasukkan magnetic stirrer. Sebanyak 100 µl ekstrak metanol kelopak bunga rosella diaplikasikan pada kompartemen donor. Selama FDC
beroperasi, suhu dijaga pada 31 – 33 , pada kompartemen akseptor
tidak diperbolehkan adanya gelembung selama proses berlangsung, dan diaduk dengan magnetic stirrer dengan kecepatan 300 rpm.
d. Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada
kompartemen akseptor. Pengambilan sampel pada uji penetrasi dengan menggunakan FDC dilakukan sebanyak 6 kali dengan kulit tikus yang
berbeda yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Variabel untuk tiap uji
Percobaan ke- I
II III
IV V
VI
Waktu pengambilan
sampel jam 1
2 3
4 5
6
Sebanyak 100 µL ekstrak metanol kelopak bunga rosella diambil lalu diaplikasikan pada stratum korneum. Selanjutnya cairan PBS dalam
kompartemen akseptor diambil pada jam yang tercantum pada tabel 2. Selanjutnya cairan PBS langsung di ukur dengan menggunakan
spektrofotometri UV-VIS. Langkah ini diulangi sebanyak tiga kali sehingga terdapat tiga variasi jumlah ekstrak metanol kelopak bunga
rosella pada kompartemen akseptor yang diaplikasikan. e.
Penetapan jumlah ekstrak metanol kelopak bunga rosella pada kompartemen donor. Setiap pengambilan cairan PBS pada kompartemen
akseptor yang ditunjukkan dalam tabel 2, maka ekstrak metanol kelopak
bunga rosella pada kompartemen donor dibilas dengan aquadest. Ekstrak metanol kelopak bunga rosella dibilas dengan 1,5 mL aquadest, lalu
dimasukkan ke labu takar 5 mL dan ditambahkan dengan aquadest hingga batas selanjutnya diukur dengan spektrofotometer UV
– Vis.
4. Optimasi formula multiemulsi AMA