Spektrofotometri Derivatif PENELAAHAN PUSTAKA

kesulitan mengontrol jenis kelamin, ras, umur, dan kondisi kulit, sehingga untuk uji penetrasi secara in vitro bisa digunakan kulit hewan sebagai penggantinya seperti kulit tikus, babi, marmot, kelini, dan ular Wiechers, 1989. 2. Larutan donor. Senyawa yang dilarutkan atau yang terkdanung dalam pembawa akan berdifusi dari pembawa menuju ke permukaan kulit sebelum obat diabsorpsi. Pembawa dapat mempengaruhi pelepasan senyawa dan berinteraksi dengan stratum korneum. Faktor yang mempengaruhi pelepasan obat yaitu sifat fisikokimia zat aktif dan pembawa seperti kelarutan, ukuran molekul, viskositas dan polaritas Wiechers, 1989. 3. Larutan akseptor. Larutan yang digunakan sebaiknya tidak hanya berperan sebagai penerima obat yang mengalami penetrasi di dalamnya tetapi juga yang menyediakan air, bahan-bahan biokimia dan ion-ion yang diperlukan membran kulit dalam mempertahankan fungsinya Skelly, 1987. Larutan yang dapat digunakan sebagai larutan akseptor seperti larutan fisiologis salin, larutan ringer, atau larutan fisiologis lainnya yang relevan. Faktor lain yang perlu diperhatikan yaitu suhu, kelarutan senyawa dalam medium dan pengadukan Friend, 1992.

J. Spektrofotometri Derivatif

Spektrofotometri derivatif merupakan salah satu metode spektrofotometri yang dapat digunakan untuk analisis senyawa campuran baik organik maupun anorganik secara langsung tanpa harus melakukan pemisahan terlebih dahulu walaupun dengan panjang gelombang yang berdekatan. Metode ini merupakan teknik analisis yang menggunakan sistem turunan orde 1 hingga 5 dari spektrum spektrofotometri UV-VIS. Kurva spektrum derivatif menggambarkan nilai turunan absorbansi suatu senyawa terhadap panjang gelombang seperti yang ditunjukkan pada persamaan berikut: n D x,λ = f …………………………………………………………1 Nilai n menunjukkan orde derivatif dan n D x,λ merupakan nilai derivatif pada orde ke-n dari suatu spektrum absorbansi substansi X terhadap panjang gelombang Marczenko dan Balcerzak, 2000. Proses yang terjadi dalam derivatisasi data spektra adalah pendiferensialan kurva secara matematis yang tak lain adalah menentukan kemiringangradien serapan antara panjang gelombang tertentu secara menyeluruh seperti tampak dalam gambar 16. Gambar 16. Penentuan gradien dari spektrum orde 0 Nurhidayati, 2007 Penentuan besar gradien secara individual adalah plot dAdλ terhadap λ untuk mendapatkan plot derivatif pertama. Plot derivatif pertama ini dapat diturunkan lagi dengan cara yang sama untuk mendapatkan harga d2Adλ2, yang bila diplotkan terhadap panjang gelombang menghasilkan plot derivatif kedua. Pengulangan proses ini menghasilkan orde yang lebih tinggi, plot derivatif ke-n, atau dnA dn λ terhadap λ. Sebagai ilustrasi proses pengulangan, dari derivat kenol sampai dengan kelima ditunjukkan pada gambar 17 Nurhidayati, 2007. Gambar 17. Spektrogram derivatif orde 0 hingga 5 Kus, Marczenko dan Obarski, 1996 Metode spektrofotometri derivatif memberikan sensitivitas dan selektivitas yang tinggi dibdaningkan metode spektrofotometri normal orde 0. Hasil selektivitas yang lebih tinggi didapatkan dengan mengurangi atau mengeleminasi noise tanpa mengurangi sinyal penting, serta mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh spektrum senyawa lain dalam sampel yang tumbang tindih Marczenko dan Balcerzak, 2000.

K. Landasan Teori