menjelaskan bahwa kredit perdagangan diajukan dengan maksud untuk membuat agar barang yang telah diproduksi tersebut menjadi lebih
berguna dan bisa dipakai oleh orang banyak bukan hanya pada mereka yang berada di satu area tapi diharapkan barang tersebut bisa dipakai oleh
banyak orang dari tempat yang berbeda baik daerah, negara, kawasan dan juga budaya, atau ini bisa disebut untuk membuat barang tersebut
memiliki peningkatan utility of place dari suatu barang. “Kredit
perdagangan terdiri atas kredit perdagangan dalam negeri dan kredit perdagangan luar negeri
” Suyatno 2003: 25.
I. Prosedur Pemberian Kredit
Urutan langkah-langkah yang dilakukan dalam prosedur pemberian kredit yang harus ditangani oleh bank, tidak jauh berbeda baik untuk bank umum
maupun bank perkreditan rakyat. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman oleh orang pribadi dengan pinjaman yang
diajukan oleh suatu badan usaha, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuan apakah untuk konsumtif atau produktif.
Prosedur pemberian kredit yang dijalankan badan hukum dalam buku Kasmir 2005: 110-114 adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkas
Pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal dan dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang
dibutuhkan. “Pengajuan proposal hendaknya berisi latar belakang perusahaan,
maksud dan tujuan mengajukan kredit, besarnya kredit dan jangka
waktu kreditnya, cara pemohon mengembalikan kredit, jaminan kredit, NPWP, bukti diri dari pimpinan perusahaan, neraca dan
laporan laba rugi 3 tahun terakhir serta fotocopy sertifikat jaminan ”
Kasmir 2005: 110-112. 2.
Penyelidikan berkas jaminan Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah berkas yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. “Jika
menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu
nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja
” Kasmir 2005: 3. 3.
Wawancara I Wawancara dilakukan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam, untuk memastikan apakah berkas- berkas tersebut telah sesuai dan lengkap. Wawancara ini juga untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya, Kasmir menjelaskan bahwa hendaknya wawancara dilakukan serileks mungkin
agar hasil wawancara sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 4.
On the spot On the Spot merupakan
“kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan
” Kasmir 2005: 113. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil
wawancara I. On the spot sebaiknya dilakukan dengan tiba-tiba datang tanpa melakukan pemberitahuan terlebihdahulu kepada calon nasabah,
agar data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
5. Wawancara ke II
Wawancara kedua “dilakukan dalam proses perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the
spot di lapangan ” Kasmir 2005: 113. Pencocokan dilakukan untuk
memperoleh suatu kesesuaian dan kebenaran, mulai dari permohonan, hasil wawancara I dan hasil on the spot.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya.
Keputusan kredit akan mencakup jumlah uang yang akan diberikan, jangka waktu kredit dan biaya-biaya yang harus dibayar. Keputusan
kredit menurut Kasmir biasanya merupakan keputusan team, sehingga jika kredit ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan yang
menjelaskan alasan penolakan. 7.
Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka
“sebelum kredit dicairkan nasabah terlebih dahulu akan menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau
pernyataan yang dianggap perlu ” Kasmir 2005: 114. Penandatanganan
bisa dilakukan langsung antara pihak bank dan debitur atau bisa melalui notaris.
8. Realisasi kredit
“Realisasi kredit diberikan setelah penendatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang
bersangkutan ” Kasmir 2005: 113.
9. Penyaluranpenarikan dana
Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit menurut Kasmir, dapat diambil sesuai ketentuan dan
tujuan kredit yaitu secara sekaligus atau secara bertahap.
J. Prinsip Pemberian Kredit