Analisis penerapan pengendalian intern prosedur pemberian kredit : studi kasus Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman.

(1)

xiv

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman

Maria Angelina Ekoningsih NIM : 102114104 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian penerapan Pengendalian Intern Prosedur Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman terhadap komponen pengendalian intern COSO (Committee of

Sponsoring Organizations) yang terdiri dari lima komponen meliputi: lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.

Jenis Penelitian ini adalah studi kasus di BPR yang berada di kabupaten Sleman, dengan memberikan pertanyaan kepada responden dalam bentuk kuesioner tertutup. Sampel penelitian ini adalah manajer di Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel mengunakan metode sampling jenuh. Analisis data menggunakan analisis deskriptif yang akan memaparkan penerapan pengendalian intern perkomponen di BPR dibandingkan dengan lima komponen COSO kemudian menggunakan interval kelas untuk menentukan tingkat kesesuaian berada pada kriteria apa.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat angka 42,7 yang merupakan rata-rata jawaban responden dan termasuk kedalam kriteria tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pengendalian intern pada prosedur pemberian kredit Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman memiliki tingkat kesesuaian terhadap pengendalian intern COSO yang terdiri dari lima komponen pengendalian meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan termasuk dalam kriteria tinggi.


(2)

xv

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE IMPLEMENTATION OF INTERNAL CONTROL FOR CREDIT PROVISION PROCEDURE

A Case Study Bank Perkreditan Rakyat at Kabupaten Sleman

Maria Angelina Ekoningsih NIM : 102114104 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

This research is aimed to analyze the suitability of the implementation of Internal Control for Credit Provision Procedure at Bank Perkreditan Rakyat in Kabupaten Sleman toward internal control components of COSO (Committee of Sponsoring Organizations) which consists of five components: control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring.

This research is a case study of BPR in Kabupaten Sleman by providing questions to the respondents in the form of a closed questionnaire. The sample in this research was all manager at Bank Perkreditan Rakyat in Kabupaten Sleman. Data analysis using descriptive analysis will describe the implementation of internal control for each component in BPR that is compared to the five COSO components. Thereafter, it uses class intervals to determine the level of suitability on what criteria is.

Based on the calculation results, 42.7 is the average rate of the respondents’ answer which is included into high criteria of suitability. The conclusion of this research is that the internal control for credit provision procedure at Bank Perkreditan Rakyat in Kabupaten Sleman has been suitable with the COSO internal control that consists of five components: control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring that are included in the high criteria.


(3)

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Angelina Ekoningsih NIM : 102114104

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Angelina Ekoningsih NIM : 102114104

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jangan terbiasa menilai dirimu sendiri dari sudut

pandang orang lain, karena masing-masing orang

menggambarkanmu berbeda, sesuai dengan apa

yang ingin mereka lihat” (Mario Teguh).

Menjadi seperti apa anda jauh lebih penting daripada apa

yang anda dapatkan. Apa yang anda dapatkan akan

dipengaruhi oleh seperti apa anda menjadi. (Jim Rohn)

“Setiap orang punya jatah gagal”

HABISKAN jatah gagalmu ketika kamu

MASIH MUDA (Dahlan Iskan)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang menyertai

Papa dan Mama tersayang atas dukungannya

Adik-adikku, Anne dan Monic tercinta

Sahabat-sahabatku terkasih


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 22 Januari 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 27 Februari 2015 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Angelina Ekoningsih

Nomor Induk Mahasiswa : 102114104

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 27 Februari 2015 Yang membuat pernyataan,


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa, atas segala rahmat dan karunia yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan, doa dan semangat yang terus mengalir untuk penulis dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terimakasih tak terhingga diucapkan penulis kepada:

1. Penyertaan Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Antonius Diksa Kuntara, S.E., MFA., QIA., selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik saya.

5. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

6. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa sabar dalam membimbing dan


(11)

viii

mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini serta senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan.

7. M. Trisnawati Rahayu, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA dan Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., Ak., M.Sc., CA., selaku Dosen Penguji skripsiku.

8. Segenap pihak dari Bank Perkreditan Rakyat kabupaten Sleman yang telah bersedia menjadi responden serta membantu dalam memberikan informasi dan pengisian kuesioner.

9. Papaku Hubertus Kadari dan Mamaku Irene Laura yang selalu mendoakan, tak henti-hentinya menyemangati, memberikan dorongan yang luar biasa serta selalu sabar dalam mendampingi. Juga untuk adikku Priscillia Anneke Putri dan Monica Tri Kurniasih yang selalu menjadi penyemangat dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Anung Wicaksono, S.Pd., yang selalu sabar, perhatian dan memberikan dorongan serta selalu menemani dalam mencari inspirasi untuk penulisan skripsi ini dan bersedia meluangkan waktu untuk menghiburku disaat suntuk.

11. Sahabat SMA-ku Fransiska Dwiningsih Renwarin yang selalu memberikan dorongan dan menjadi teman seperjuangan. Karolyn Kris Nadia dan Veronica Pradanti Sukmawati yang selalu memberi semangat.


(12)

ix

12. Sahabat-sahabatku Ketty Reinildis Senduk dan Romasenta Damanik khususnya, serta teman-teman akuntansi angkatan 2010 kelas C, terimakasih atas kebersamaan dan kebahagiaan yang telah kita ciptakan bersama sehingga menjadi kenangan yang luar biasa indah. 13. Teman-teman MPT Ananta, Catrin, Tere, Sundari, Lia, Tyas, Nopi,

Wigung, Dion, Febri, Nandus, Ryan, dan Koido, terimakasih untuk perjuangan kita bersama melewati masa-masa kegundahan di akhir masa perkuliahan.

14. Teman-teman akuntansi angkatan 2010 yang membantu memberikan masukan untuk skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Skripsi ini masih memiliki kekurangan, sehingga agar dapat memberikan manfaat yang maksimal, penulis mengharapkan bantuan untuk saran dan/atau kritik yang membangun. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 Februari 2015


(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Penelitian ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pengendalian Intern ... 7

B. Pentingnya pengendalian Intern ... 8

C. Komponen Pengendalian Intern ... 9

D. COSO (Committee of Sponsoring Organizations) ... 18

E. Bank ... 19

F. Bank Perkreditan Rakyat ... 19

G. Kredit ... 20

H. Jenis-jenis Kredit... 22


(14)

xi

J. Prinsip Pemberian Kredit ... 26

K. Teknik Sampling ... 27

L. Penelitian yang Relevan ... 28

M. Kerangka Pikir Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Pendekatan Penelitian ... 32

B. Jenis Penelitian... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 33

E. Definisi Operasional Variabel ... 33

F. Pengukuran Variabel ... 35

G. Populasi dan Sampel ... 37

H. Teknik Pengumpulan Data ... 38

I. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN ... 42

A. Daftar Responden ... 42

B. Profil Responden ... 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Deskripsi Data ... 46

B. Analisis Data ... 51

C. Pembahasan ... 63

BAB VI PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 70

C. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Variabel Penelitian ... 35

Tabel 3.2 : Kode Jawaban Responden ... 38

Tabel 3.3 : Tingkat kesesuaian antara PI BPR dan COSO... 41

Tabel 4.1 : Daftar Responden dan Alamat ... 42

Tabel 5.1 : Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 5.2 : Data Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49

Tabel 5.3 : Data Responden berdasarkan Lama Bekerja... 50

Tabel 5.4 : Jawaban responden per butir pertanyaan untuk komponen Lingkungan Pengendalian ... 52

Tabel 5.5 : Jawaban responden per butir pertanyaan untuk komponen Penilaian Risiko ... 55

Tabel 5.6 : Jawaban responden per butir pertanyaan untuk komponen Aktivitas Pengendalian ... 57

Tabel 5.7 : Jawaban responden per butir pertanyaan untuk komponen Informasi dan Komunikasi ... 59

Tabel 5.8 : Jawaban responden per butir pertanyaan untuk komponen Pemantauan ... 61


(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 5.1 : Pie chart Data Jenis Kelamin ... 48 Gambar 5.2 : Pie Chart Data Pendidikan Terakhir ... 49 Gambar 5.3 : Pie Chart Data Pengalaman Kerja ... 50


(17)

xiv

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman

Maria Angelina Ekoningsih NIM : 102114104 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian penerapan Pengendalian Intern Prosedur Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman terhadap komponen pengendalian intern COSO (Committee of

Sponsoring Organizations) yang terdiri dari lima komponen meliputi: lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.

Jenis Penelitian ini adalah studi kasus di BPR yang berada di kabupaten Sleman, dengan memberikan pertanyaan kepada responden dalam bentuk kuesioner tertutup. Sampel penelitian ini adalah manajer di Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel mengunakan metode sampling jenuh. Analisis data menggunakan analisis deskriptif yang akan memaparkan penerapan pengendalian intern perkomponen di BPR dibandingkan dengan lima komponen COSO kemudian menggunakan interval kelas untuk menentukan tingkat kesesuaian berada pada kriteria apa.

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat angka 42,7 yang merupakan rata-rata jawaban responden dan termasuk kedalam kriteria tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pengendalian intern pada prosedur pemberian kredit Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman memiliki tingkat kesesuaian terhadap pengendalian intern COSO yang terdiri dari lima komponen pengendalian meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan termasuk dalam kriteria tinggi.


(18)

xv

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE IMPLEMENTATION OF INTERNAL CONTROL FOR CREDIT PROVISION PROCEDURE

A Case Study Bank Perkreditan Rakyat at Kabupaten Sleman

Maria Angelina Ekoningsih NIM : 102114104 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

This research is aimed to analyze the suitability of the implementation of Internal Control for Credit Provision Procedure at Bank Perkreditan Rakyat in Kabupaten Sleman toward internal control components of COSO (Committee of Sponsoring Organizations) which consists of five components: control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring.

This research is a case study of BPR in Kabupaten Sleman by providing questions to the respondents in the form of a closed questionnaire. The sample in this research was all manager at Bank Perkreditan Rakyat in Kabupaten Sleman. Data analysis using descriptive analysis will describe the implementation of internal control for each component in BPR that is compared to the five COSO components. Thereafter, it uses class intervals to determine the level of suitability on what criteria is.

Based on the calculation results, 42.7 is the average rate of the respondents‟ answer which is included into high criteria of suitability. The conclusion of this research is that the internal control for credit provision procedure at Bank Perkreditan Rakyat in Kabupaten Sleman has been suitable with the COSO internal control that consists of five components: control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring that are included in the high criteria.


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pemberian kredit merupakan kegiatan yang mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha perusahaan sehingga membutuhkan pengendalian. Pengendalian intern dalam suatu organisasi menjadi bagian yang penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi seperti: keandalan laporan keuangan, menjaga kekayaan perusahaan, evektifitas dan efisiensi operasi, serta ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku sehingga perlu dianalisis. Hal ini merupakan suatu tindakan preventif dari suatu situasi yang tidak pasti dari kegiatan di dalam perusahaan yang mungkin dikemudian akan menimbulkan resiko.

Calon debitur dapat dengan mudahnya memberikan data-data fiktif sehingga kredit yang sebenarnya tidak layak, tetap diberikan. Masalah akan muncul ketika kredit ditagih, karena data yang diberikan saat permohonan kredit adalah fiktif maka nasabah kemungkinan akan sulit membayar dan terjadi kredit macet atau bahkan ditemukan adanya nasabah fiktif. Jika jumlah kredit macet dalam satu periode jumlahnya banyak, maka perusahaan sudah pasti akan menderita kerugian. Kredit yang semula bertujuan memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat, akhirnya berujung pada kerugian perusahaan dan bahkan berakibat pada kelangsungan usaha bisnis.


(20)

Upaya pencegahan perlu dilakukan agar tujuan pemberian kredit yang semula ingin membantu penyediaan dana dalam bentuk penyaluran kredit kepada masyarakat dapat terlaksana tanpa merugikan pihak pemberi kredit. Selain dapat mengukur ketercapaian tujuan organisasi, pengendalian yang diterapkan manajer juga dapat membantu dalam pengambilan kebijakan dan keputusan yang akan berpengaruh bagi kelangsungan usaha perusahaan.

Terkait dengan pengendalian yang perlu diterapkan di lingkungan bisnis, COSO (Committee of Sponsoring Organizations) yang merupakan salah satu lembaga di Amerika telah turut ikut ambil bagian dalam penciptaan desain dan penerapan pengendalian di lingkungan bisnis perusahaan. Internal

Control-Integrated Framework diterbitkan dan menjadi salah satu upaya agar

penciptaaan pengendalian di lingkungan bisnis senantiasa diterapkan dan berkembang selaras dengan kegiatan operasional perusahaan. COSO yang terdiri dari lima komponen pengendalian dipilih karena hingga 20 tahun setelah diterbitkan, kerangka COSO tetap menjadi salah satu model pengendalian yang paling populer dan masih banyak dibahas pada buku-buku internal audit. Selain itu tahun 2014 ini menjadi tahun terakhir penerapan kerangka COSO 1992 yang kemudian beralih ke kerangka COSO 2013.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian adalah “analisis penerapan pengendalian intern prosedur pemberian kredit : studi kasus


(21)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin diteliti yaitu: Bagaimana Kesesuaian Penerapan Pengendalian Intern Prosedur Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman terhadap Komponen Pengendalian Intern COSO (Committee of Sponsoring Organizations)?

C. Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya akan berfokus pada pemahaman manajemen terhadap lima komponen pengendalian intern menurut COSO (Committee of

Sponsoring Organizations) yakni: lingkungan pengendalian, penilaian risiko,

aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pada prosedur pemberian kredit, namun tidak melakukan penelitian terhadap pemahaman dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit di BPR.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk menganalisis kesesuaian penerapan pengendalian intern prosedur pemberian kredit Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman terhadap komponen pengendalian intern COSO (Committee of

Sponsoring Organizations).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(22)

1. Bagi Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman

Penelitian ini memberikan informasi bagi pihak manajemen bank tentang kesesuaian penerapan pengendalian intern prosedur pemberian kredit BPR terhadap lima komponen pengendalian intern COSO, sehingga bermanfaat untuk manajemen dalam penilaian dan perbaikan pengendalian intern.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan untuk memperluas wawasan pengetahuan terhadap kesesuaian penerapan pengendalian intern prosedur pemberian kredit Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman terhadap lima komponen pengendalian intern COSO.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk mendukung dasar teori penelitian yang sejenis dan relevan, serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai kesesuaian penerapan pengendalian intern prosedur pemberian kredit BPR terhadap lima komponen pengendalian intern COSO.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berharga dengan membandingan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktik yang terjadi di dunia nyata yang diperoleh peneliti selama penelitian ini dilaksanakan.


(23)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan secara umum dibagi kedalam lima bab, yang materinya dijabarkan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori pendukung yang meliputi teori pengendalian intern, pentingnya pengendalian intern, komponen pengendalian intern, COSO (Committee of Sponsoring Organizations), bank, bank perkreditan rakyat, kredit, jenis-jenis

kredit, prosedur pemberian kredit, prinsip pemberian kredit, teknik sampling, dan kerangka pikir penelitian.

Bab III : Gambaran Umum Responden

Bab ini menjelaskan daftar responden dalam penelitian dan profil perusahaan yang berhasil dikumpulkan.

Bab IV : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan pendekatan penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, definisi operasional variabel, pengukuran variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(24)

Bab V : Analisis dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan data yang dideskripsikan, analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dan pembahasan.

Bab V : Penutup


(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengendalian Intern

Pengendalian intern dalam buku standar profesional akuntan publik yang ditulis oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2001: 319.2) didefinisikan sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Definisi pengendalian intern di atas serupa dengan yang diungkapkan oleh Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010: 221), mereka mengartikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan tertentu yakni: (1) keandalan pelaporan keuangan, (2) menjaga kekayaan dan catatan organisasi, (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, dan (4) efektivitas dan efisiensi operasi.

Pengendalian intern dapat disimpulkan sebagai suatu proses. Proses ini meliputi serangkaian tindakan yang berkaitan dan terintegrasi, bukan ditambahkan, dengan infrastruktur suatu entitas. Pengendalian intern tidak hanya berupa pedoman-pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi juga


(26)

meliputi unsur manusia pada setiap level organisasi, termasuk dewan komisaris, manajemen dan personel lainnya.

B. Pentingnya Pengendalian Intern

Alasan pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor adalah karena semakin besarnya luas lingkup dan ukuran entitas bisnis maka akan semakin kompleks permasalahan internal yang akan timbul dalam entitas tersebut. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik diharapkan akan mampu memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi. Beban pelaksanaan audit dapat berkurang sehingga dapat mengurangi biaya audit dengan adanya pengendalian intern yang baik (Halim 1995: 162).

Pengendalian intern yang diterapkan dapat membantu auditor untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern dalam melakukan penilaian risiko pengendalian untuk asersi dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.

Jenis bukti audit digunakan auditor untuk memahami perancangan dan implementasi pengendalian intern menurut Hery (2011: 104) dapat berupa dokumentasi, tanya jawab dengan personel entitas, mengamati personel yang melakukan proses pengendalian, dan melakkan penelusuran kembali atas satu atau beberapa tansaksi melalui sistem akuntansi dari awal hingga akhir.

“Auditor biasanya menggunakan tiga jenis dokumen untuk memperoleh dan

mendokumentasikan pemahamannya atas pengendalian internal, yaitu: naratif, bagan arus dan kuesioner” (Hery 2011: 104).


(27)

Naratif merupakan uraian tertulis yang berisi tentang pengendalian intern klien, yang menjelaskan asal-usul setiap dokumen atau catatan dari seluruh transaksi dan proses yang berlangsung, petunjuk pemisahan tugas, otorisasi serta verifikasi internal. Jenis bukti audit yang lebih mudah dibaca dan diperbaharui dibandingkan dengan bentuk naratif adalah bagan arus (flow

chart), yang merupakan diagram yang menunjukkan dokumen klien dan

aliran urutannya dalam organisasi serta sangat bermanfaat karena memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistem klien. Sedangkan dokumen yang terakhir yang digunakan auditor untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian intern klien adalah kuisioner.

“Kuesioner berisi serangkaian pertanyaan tentang pengendalian dalam setiap area audit sebagai sarana untuk menemukan kelemahan dalam pengendalian internal klien” (Hery 2011: 104) dan biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan terkait kelima komponen pengendalian (lingkungan pengendalian, penilaian risiko manajemen, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi akuntansi, dan pemantauan) atau keenam tujuan audit atas transaksi (keterjadian, kelengkapan, keakuratan, posting dan pengikhtisaran, klasifikasi, dan penetapan waktu transaksi dicatat).

C. Komponen Pengendalian Intern

Komponen pengendalian intern digunakan oleh auditor untuk memperoleh suatu pemahaman dalam merencanakan audit dengan cara melaksanakan prosedur guna memahami desain pengendalian yang relevan bagi penyusunan laporan keuangan. Pengendalian intern mencakup lima


(28)

komponen dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi.

Lima komponen pengendalian intern menurut COSO (Committee of

Sponsoring Organizations) meliputi: (1) lingkungan pengendalian, (2)

pelilaian risiko, (3) aktivitas pengendalian, (4) Informasi dan komunikasi akuntansi, serta (5) Pemantauan. Penjelasan mengenai kelima komponen pengendalian intern di atas diuraikan sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

“Lingkungan pengendalian berkenaan dengan tindakan-tindakan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur yang merefleksikan keseluruhan sikap manajemen, dewan komisaris, pemilik dan pihak lainnya terhadap pentingnya pengendalian intern bagi entitas” (Rahayu 2010: 224). Lingkungan pengendalian menetapkan corak dan suasana organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian personil dalam organisasi, serta menjadi payung bagi keempat komponen pengendalian

internal lainnya. “Tanpa lingkungan pengendalian yang efektif, keempat

komponen lainnya tidak akan menghasilkan pengendalian internal yang

efektif” (Hery 2011: 90). Inti dari keberhasilan dalam pengendalian entitas secara efektif terletak pada sikap manajemen, jika manajemen puncak sangat fokus terhadap pengendalian maka anggota entitas lainnya juga akan bersikap demikian.


(29)

Subkomponen dari lingkungan pengendalian intern meliputi: a. Integritas dan nilai-nilai etis

Subkomponen ini meliputi tindakan yang dilakukan manajemen untuk mencegah karyawan melakukan tindakan tidak jujur, ilegal atau tidak etis. Integritas dan nilai-nilai etis ini dituangkan dalam sebuah standar etika atau kode perilaku.

b. Komitmen pada kompetensi

Subkomponen ini meliputi pertimbangan dari pihak manajemen tentang persyaratan kompetensi yang harus dipenuhi bagi pekerjaan tertentu. Setiap karyawan diharapkan dapat menjalankan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan tingkat keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya.

c. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit

Dewan komisaris adalah sekelompok orang yang dipilih atau ditunjuk untuk mengawasi kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Selaku perwakilan pemegang saham, dewan komisaris memegang peranan penting dalam mengawasi kegiatan entitas, serta memastikan bahwa manajemen (selaku pihak yang diberi kepercayaan oleh pemilik modal untuk mengelola dana perusahaan) telah mengimplementasikan pengendalian internal dan proses pelaporan keuangan secara layak.

Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu pengawasan terhadap manajemen dan bertanggung jawab untuk


(30)

melakukan komunikasi secara berkelanjutan dengan auditor internal dan eksternal.

d. Filosofi dan gaya operasi manajemen

Manajemen, melalui prinsip dan sikapnya memberikan isyarat tertentu bagi para karyawannya mengenai arti penting pengendalian internal. Auditor dapat merasakan sikap manajemen terhadap pengendalian intern dari gaya pengelolaan manajemen.

e. Struktur organisasi

Struktur organisasi menunjukkan tingkatan tanggung jawab dan kewenangan yang ada dalam setiap divisi atau bagian. Auditor dapat mempelajari perihal pengelolaan entitas dan unsur-unsur fungsional bisnis serta melihat bagaimana pengendalian atas pengelolaan diterapkan dengan memahami struktur organisasi klien.

f. Kebijakan perihal sumber daya manusia (karyawan entitas)

Sumber daya manusia menjadi salah satu hal yang penting bagi keberhasilan sebuah entitas. Metode atau kebijakan untuk mengangkat, mengevaluasi, melatih, mempromosikan, dan memberi kompensasi kepada karyawan merupakan bagian penting dari pengendalian intern.

2. Penilaian Risiko

Risiko merupakan ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu yang bila terjadi dapat mengakibatkan kerugian. Penilaian


(31)

risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan entitas.

“Risiko bisnis klien dapat berubah disebabkan karena beberapa hal

antara lain karena terjadinya perubahan lingkungan operasi atau peraturan organisasi, karena adanya pergantian karyawan, diterapkannya suatu sistem informasi baru, pertumbuhan organisasi yang pesat, adanya penggunaan teknologi baru, pengenalan produk baru, restrukturisasi perusahaan, perluasan usaha ke luar negri dan

karena penerapan prinsip akuntansi yang baru” (Rahayu 2010: 227 -229).

Penilaian risiko oleh manajemen berbeda dengan penilaian risiko oleh auditor meski ada keterkaitannya. Manajemen menilai risiko sebagai bagian dari perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal yang tujuannya untuk memperkecil kekeliruan dan kecurangan, sedangkan auditor menilai risiko untuk menentukan jenis dan cakupan bukti dalam pemeriksaan.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko telah diambil, sehingga tidak menghambat aktivitas pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian yang berupa kebijakan dan prosedur meliputi: pemisahan tugas, otorisasi yang tepat atas transaksi, dokumen dan catatan yang memadai, pengendalian fisik atas aktiva dan catatan, pemeriksaan independen atau verifikasi internal (Hery 2011).

Kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko meliputi:


(32)

a. Pemisahan tugas

“Pemisahan tugas maksudnya adalah pemisahan fungsi atau pembagian kerja” (Hery 2011: 93). Rasionalisasi dari pembagian

tugas adalah bahwa tugas/pekerjaan seorang karyawan seharusnya dapat memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi pekerjaan karyawan lainnya, jadi hasil pekerjaan seorang karyawan dapat diperiksa silang (cross check) kebenarannya oleh karyawan lain.

Unsur dari aktivitas penjualan seharusnya ditangani secara terpisah oleh karyawan yang berbeda untuk menjamin pengendalian internal yang baik dari aktivitas penjualan. Misalnya bagian akuntansi harus terpisah dari bagian kasir untuk menentukan pertangungjawaban atas kas.

b. Otorisasi yang tepat atas transaksi

Otorisasi dilakukan untuk menjamin bahwa transaksi yang dilakukan telah mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak

yang berwenang. “Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan menjadi

lebih efektif jika hanya ada satu orang saja yang bertanggungjawab atas sebuah pekerjaan tersebut” (Hery 2011: 97). Misalnya dalam transaksi pemberian kredit, haruslah terlebih dahulu meminta persetujuan dari manajer kredit, selaku orang yang memiliki wewenang untuk memberikan kredit kepada nasabah dalam menganalisis/menentukan kelayakan kredit itu.


(33)

c. Dokumen dan catatan yang memadai

Dokumen yang memadai sangat penting untuk mencatat transaksi dan mengendalikan aktiva. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah terjadi. Dokumen seharusnya bernumur urut tercetak untuk membantu mencegah terjadinya pencatatan transaksi secara berganda serta mencegah adanya transaksi tidak dicatat.

d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan diperlukan dalam penyelenggaraan pengendalian internal yang baik. Jika tidak diamankan aktiva dapat dicuri, diselewengkan atau disalahgunakan. Demikian juga catatan, jika tidak dilindungi secara memadai catatan dapat rusak, bisa dicuri, atau hilang sehingga dapat menggangu proses pencatatan akuntansi dan operasi normal perusahaan.

Pengendalian tidak hanya dapat dilakukan dengan pengendalian fisik saja, melainkan dapat melakukan pengendalian elektronik dan mekanik seperti: uang kas dan surat-surat berharga sebaiknya disimpan dalam safe deposits box, pengunaan kamera CCTV, penggunaan password system, dan kebijakan bahwa tidak semua karyawan dapat keluar masuk gudang penyimpanan persediaan barang.


(34)

e. Pemeriksaan independen atau verifikasi internal

Kebanyakan sistem pengendalian intern memberikan pengecekan independen atau verifikasi internal. Kegiatan ini meliputi peninjauan ulang, perbandingan, dan pencocokan data. Verifikasi sebaiknya dilakukan secara periodik agar memperoleh manfaat maksimum dan dilakukan oleh pihak yang independen. Jika ditemukan ketidakcocokan/ketidaksesuaian maka harus dilaporkan kepada pihak manajemen untuk mendapatkan tindakan korektif.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawabnya. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban.

Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.

Organisasi memerlukan informasi yang relevan dan bersifat tepat waktu agar berfungsi secara efisien dan efektif. Selain itu informasi harus

andal dalam akurasi dan kelengkapannya. “Kualitas informasi yang


(35)

mengambil keputusan dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas

entitas dan untuk menyusun laporan keuanga yang andal” (Rahayu

2010:232).

“Tujuan dari sistem informasi dan komunikasi akuntansi adalah agar

transaksi yang dicatat, diproses, dan dilaporkan telah memenuhi keenam

tujuan audit umum atas transaksi” (Hery 2011: 100). Enam tujuan audit

ini meliputi: (1) transaksi yang dicatat memang ada, (2) transaksi yang ada sudah dicatat, (3) transaksi yang dicatat dinyatakan dalam jumlah yang benar, (4) transaksi yang dicatat diiktisarkan dan di-posting dengan benar, (5) transaksi diklasifikasi dengan benar, dan (6) transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

5. Pemantauan

Pemantauan merupakan proses untuk menjamin tujuan-tujuan organisasi dan manajemen telah tercapai, dan berarti bahwa kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya. “Tujuan monitoring adalah untuk menentukan apakah

pengendalian masih berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau perlu adanya perbaikan” (Rahayu 2010:234).

Audit internal dibentuk untuk mengatasi risiko yang meningkat dimana terjadi perubahan secara dinamis dan tidak dapat diprediksi. Hasil audit internal diharapkan mampu meningkatkan reliabilitas informasi tentang keandalan unit-unit yang mendapat pengawasan darinya.


(36)

D. COSO ( Committee of Sponsoring Organizations)

COSO merupakan sebuah organisasi yang terbentuk sejak tahun 1985 dan berkedudukan di Amerika Serikat atas inisiatif dari lima organisasi profesional yaitu: American Institute Certified of Public Accountants (AICPA), American Accounting Association (AAA), The Institute of Internal

Auditors (IIA), The Institute of Management Accountants (IMA), dan The

Financial Executives Institute (FEI). Walaupun didukung oleh lima organisasi

profesional pada dasarnya organisasi ini bersifat independen dan orang yang duduk di dalamnya berasal dari berbagai kalangan, misalnya: akuntan publik, kalangan industri, bursa efek atau investor. Terhitung sejak 1 Juni 2013 pimpinan COSO adalah Robert B. Hirth Jr. dan akan memimpin dalam tiga tahun mendatang.

Dua tujuan utama COSO yang dikutip dari buku Haryono Jusup adalah (1) menetapkan definisi pengendalian intern yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak, dan (2) menetapkan suatu standar yang dapat digunakan oleh bisnis dan entitas lainnya sebagai acuan dalam menetapkan pengendalian intern dan menentukan perbaikannya.

COSO menerbitkan sebuah model pengendalian intern dalam laporan yang berjudul Internal Control-Integrated Framework pada tahun 1992 dan sekarang telah banyak digunakan oleh para auditor sebagai dasar penilaian (assessment) dan perbaikan (improvement) pengendalian intern. Lima komponen pengendalian COSO yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan.


(37)

E. Bank

Bank menurut Undang-undang RI no.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan dari Undang-undang no.7 tahun 1992 adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Bank di Indonesia menurut jenisnya terdiri dari: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Bank Umum merupakan bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan “Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran” (UU RI no.10 tahun 1998).

F. Bank Perkreditan Rakyat

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang no.10 tahun 1998 pasal 21 berkaitan dengan bentuk hukum, bentuk hukum bank perkreditan rakyat dalam ayat 2 dapat berupa salah satu dari: Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas, dan Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Usaha yang dapat dijalankan oleh bank perkreditan rakyat juga turut diatur dalam undang-undang. Usaha bank perkreditan rakyat berdasarkan pasal 13 undang-undang republik Indonesia no.10 tahun 1998 meliputi:


(38)

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

2. Memberikan kredit;

3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Ketentuan mengenai usaha yang tidak diperbolehkan (dilarang) dijalankan oleh bank perkreditan rakyat terdapat dalam pasal 14, berbunyi:

1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;

2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing; 3. Melakukan penyertaan modal;

4. Melakukan usaha perasuransian;

5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 13.

G. Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). “Kredit dan kepercayaan (trust) adalah ibarat

sekeping mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Karena tidak akan mungkin adanya pemberian pinjaman tanpa adanya bangunan kepercayaan di sana dan kepercayaan itu adalah sesuatu yang sangat mahal harganya” (Fahmi


(39)

2010: 2). Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang, menggambarkan bahwa kredit dalam arti ekonomi merupakan penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang, maupun jasa (Suyatno 2003: 12).

Berbagai macam penafsiran tentang kredit berkembang seturut perkembangan ilmu pengetahuan seperti Susatyo Reksodiprojo dalam Rachmat (1987: 1-2) mengemukakan, “Kredit adalah lalu lintas pembayaran dan penukaran barang dan jasa di mana pihak kesatu memberikan prestasi, baik berupa uang, barang, jasa ataupun prestasi lain, sedangkan imbangan

prestasinya akan diterima kemudian”.

Sedangkan menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang

perbankan, yang dimaksud kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

pemberian bunga.”

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pendapat di atas adalah bahwa kredit terdiri atas kepercayaan, pihak pemberi kredit (kreditur), pihak penerima kredit (debitur) dan terdapat kontraprestasi di masa yang akan datang akibat adanya transaksi sekarang.


(40)

H. Jenis-jenis Kredit

Jenis-jenis kredit yang diberikan kepada masyarakat menurut Suyatno (2003: 25) dapat dilihat dari berbagai sudut. Kredit dilihat dari sudut tujuannya terdiri atas kredit konsumtif, kredit produktif dan kredit perdagangan.

1. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperoleh/membeli barang-barang dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang bersifat konsumtif. “Kredit konsumtif diajukan dalam hal

pemenuhan kebutuhan pribadi” (Fahmi 2010:8), seperti untuk membeli sepeda motor, mobil, rumah, perabotan rumah, untuk renovasi dan lainnya.

2. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.

“Kredit ini umumnya dipakai atau diajukan oleh mereka yang

bergerak dalam dunia usaha atau mereka yang mempunyai bisnis dan membutuhkan dana dalam usahanya untuk berekspansi bisnis atau bertujuan untuk meningkatkan grafik hasil yang telah diperoleh saat ini menjadi lebih tinggi, seperti ingin menghasilkan produk baru/tambahan, ingin membuka kantor cabang baru (brand

office) untuk bidang pemasaran” (Fahmi 2010:8-9).

Kredit Produktif menurut Fahmi dibagi menjadi dua, yaitu kredit investasi yang diajukan untuk membeli barang-barang modal dan kredit modal kerja yang digunakan untuk membeli bahan baku atau kebutuhan suku cadang.

3. Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual lagi. Fahmi (2010:9) dalam bukunya


(41)

menjelaskan bahwa kredit perdagangan diajukan dengan maksud untuk membuat agar barang yang telah diproduksi tersebut menjadi lebih berguna dan bisa dipakai oleh orang banyak bukan hanya pada mereka yang berada di satu area tapi diharapkan barang tersebut bisa dipakai oleh banyak orang dari tempat yang berbeda baik daerah, negara, kawasan dan juga budaya, atau ini bisa disebut untuk membuat barang tersebut memiliki peningkatan utility of place dari suatu barang. “Kredit perdagangan terdiri atas kredit perdagangan dalam negeri dan kredit perdagangan luar negeri” (Suyatno 2003: 25).

I. Prosedur Pemberian Kredit

Urutan langkah-langkah yang dilakukan dalam prosedur pemberian kredit yang harus ditangani oleh bank, tidak jauh berbeda baik untuk bank umum maupun bank perkreditan rakyat. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman oleh orang pribadi dengan pinjaman yang diajukan oleh suatu badan usaha, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuan apakah untuk konsumtif atau produktif.

Prosedur pemberian kredit yang dijalankan badan hukum dalam buku Kasmir (2005: 110-114) adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan berkas-berkas

Pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal dan dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.

“Pengajuan proposal hendaknya berisi latar belakang perusahaan, maksud dan tujuan mengajukan kredit, besarnya kredit dan jangka


(42)

waktu kreditnya, cara pemohon mengembalikan kredit, jaminan kredit, NPWP, bukti diri dari pimpinan perusahaan, neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir serta fotocopy sertifikat jaminan” (Kasmir 2005: 110-112).

2. Penyelidikan berkas jaminan

Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. “Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja” (Kasmir 2005: 3).

3. Wawancara I

Wawancara dilakukan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk memastikan apakah berkas-berkas tersebut telah sesuai dan lengkap. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya, Kasmir menjelaskan bahwa hendaknya wawancara dilakukan serileks mungkin agar hasil wawancara sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4. On the spot

On the Spot merupakan “kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan” (Kasmir 2005: 113). Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. On the spot sebaiknya dilakukan dengan tiba-tiba datang tanpa melakukan pemberitahuan terlebihdahulu kepada calon nasabah, agar data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.


(43)

5. Wawancara ke II

Wawancara kedua “dilakukan dalam proses perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the

spot di lapangan” (Kasmir 2005: 113). Pencocokan dilakukan untuk memperoleh suatu kesesuaian dan kebenaran, mulai dari permohonan, hasil wawancara I dan hasil on the spot.

6. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya. Keputusan kredit akan mencakup jumlah uang yang akan diberikan, jangka waktu kredit dan biaya-biaya yang harus dibayar. Keputusan kredit menurut Kasmir biasanya merupakan keputusan team, sehingga jika kredit ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan yang menjelaskan alasan penolakan.

7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka

“sebelum kredit dicairkan nasabah terlebih dahulu akan menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu” (Kasmir 2005: 114). Penandatanganan bisa dilakukan langsung antara pihak bank dan debitur atau bisa melalui notaris.


(44)

8. Realisasi kredit

“Realisasi kredit diberikan setelah penendatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan” (Kasmir 2005: 113).

9. Penyaluran/penarikan dana

Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit menurut Kasmir, dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu secara sekaligus atau secara bertahap.

J. Prinsip Pemberian Kredit

Prinsip 5C merupakan salah satu alat/cara yang digunakan ketika melakukan analisis kredit untuk melihat sejauh mana kredit itu dapat dikatakan layak untuk diberikan kepada calon debitur dan dapat dipertanggungjawabkan (Supriyono: 2011) dan berarti dapat meminimalisir terjadinya kredit macet. Kelima prinsip itu adalah: character (karakter),

capital (modal), capacity (kemampuan), collateral (jaminan), dan condition

(kondisi).

Karakter berkaitan dengan sifat atau watak calon debitur yang tercermin dari latar belakang pendidikan, relasi, pengendalian emosi, kesehatan, status social dan lainnya, sehingga dapat dipercaya akan memiliki itikad baik dan komitmen tinggi untuk mengembalikan seluruh kewajiban sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani dan disepakati bersama antara pihak debitur dan kreditur.


(45)

Struktur modal perusahaan akan turut menentukan besarnya presentase yang dibiayai oleh bank atas pembiayaan suatu pekerjaan/proyek (Supriyono 2011: 162). Kekayaan perusahaan tersebut dapat dilihat dari neraca, laporan laba rugi, return on investment dan return on equity, sehingga dari dasr itu dapat ditentukan besaran platform kredit yang dapat diberikan.

Analisis kapasitas dapat dilihat dari kemampuan manajemen untuk mengelola suatu perusahaan sehingga perusahaan mampu menghasilkan laba dan dapat membayar semua kewajiban tepat pada waktunya dan merupakan ukuran dari ability to pay.

Penilaian jaminan dilakukan untuk menlihat sejauh mana tingkat

kemudahan objek jaminan diperjualbelikan. “Semakin mudah asset tersebut

diperjualbelikan maka tingkat risiko bank akan berkurang” (Supriyono 2011: 163).

Kredit yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha debitur. Analisis terhadap kondisi meliputi kondisi nasional, regional, politik dan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap bisnis debitur yang sedang berjalan.

K. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan

Non Probability Sampling (Sugiyono 2012: 121).

Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang


(46)

dipilih menjadi anggota sampel. “Teknik ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate

stratified random sampling, dan area (cluster) random sampling” (Sugiyono 2012: 121).

Non Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. “Teknik non probability sampling

meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive

sampling, sampling jenuh dan snowball sampling” (Sugiyono 2012: 121).

L. Penelitian yang Relevan

1. Penerapan Implementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah, studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Sari: 2012).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit dan struktur pengendalian intern PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode pengukuran data dan metode analisis data.

Metode pengukuran data untuk sistem pemberian kredit, mengacu pada ketentuan undang-undang no.10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan perubahan dari undang-undang no.7 tahun 1992. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi.


(47)

Data dianalisis dengan mendeskripsikan hasil wawancara dan observasi lalu dibandingkan dengan ketentuan perundang-undangan perbankan.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa sistem pemberian kredit di PT. Bank Rakyat Indonesia sudah baik karena telah sesuai dengan undang-undang no.10 tahun 1998. Pengendalian intern di PT. Bank Rakyat Indonesia dianggap sudah memadai.

2. Evaluasi dan Perancangan Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit studi kasus pada Credit Union Tilung Jaya Kalimantan Barat (Rinaldhy: 2010)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Credit Union Tilung Jaya dan memberikan usulan rancangan sistem pemberian kredit pada Credit Union Tilung Jaya.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus.teknik pengumpulan data adalah dengan cara wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi terhadap berkas dan dokumen Credit Union Tilung Jaya. Subjek penelitian adalah manajer, bagian keuangan dan bagian perkreditan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Credit Union Tilung Jaya memiliki sistem pemberian kredit yang baik. Pengendalian yang dilakukan masih kurang memadai sehingga timbul permasalahan yang mengurangi efektifitas kinerja karyawan. Permasalahan lain adalah tidak terdapatnya pemisahan fungsi keuangan dan akuntansi serta pencatatan yang hanya dilakukan dalam satu jurnal saja.


(48)

Perancangan sistem akuntansi pemberian kredit yang dilakukan merupakan modifikasi atas pengembangan sistem yang sudah ada. Dalam perancangan tersebut, fungsi keuangan dan akuntansi telah dibuat terpisah. Detail perancangan meliputi: rancangan struktur organisasi perusahaan, rancangan input (formulir permohonan kredit, keputusan kredit, perjanjian kredit, penilaian barang jaminan, anggaran pendapatan dan belanja, angsuran), rancangan output sistem (laporan pemantauan harian/bulanan, laporan usia pinjaman dan ringkasan usia pinjaman). 3. Studi Penerapan Pengendalian Intern pada Emiten dan Perusahaan Publik

(Tim studi penerapan pengendalian intern pada emiten dan perusahaan publik: 2006).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian intern pada emiten dan perusahaan publik, serta untuk mengetahui peraturan-peraturan tentang pengendalian intern di luar negeri.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji silang (test). Tabulasi data digunakan dalam penerikan kesimpulan yakni dengan mempresentasekan jawaban responden berdasarkan kelompok item sesuai dengan komponen pengendalian intern.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian adalah penerapan sistem pengendalian intern pada emiten dan perusahaan publik dapat dikatakan baik, dapat dilihat dari hasil penelitian lebih dari 48% emiten


(49)

dan perusahaan publik telah memiliki lima komponen pengendalian intern dalam organisasinya.

M. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian dibuat untuk mempermudah mendapatkan pemahaman atas desain penelitian. Penelitian ini berfokus pada pemahaman manajer terhadap pengendalian intern sehingga dapat diketahui tingkat kesesuaian antara pengendalian yang telah diterapkan di BPR pada prosedur pemberian kredit dengan lima komponen pengendalian intern COSO.

Lima komponen pengendalian intern COSO meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pada prosedur pemberian kredit. Kelima komponen ini kemudian akan dirumuskan dalam butir pertanyaan dalam kuesioner dan selanjutnya hasil jawaban responden akan dideskripsikan. Presentase perbutir pertanyaan akan digunakan untuk melihat seberapa banyak responden telah menerapkan pengendalian intern sesuai lima komponen COSO.

Tingkat kesesuaian akan ditentukan dari kriteria yang akan dibuat berdasarkan interval kelas. Kriteria penentuan interval kelas selanjutkan akan menunjukkan sejauh mana tingkat kesesuaian pengendalian intern ketujuhbelas responden terhadap pengendalian interen menurut COSO.


(50)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk meneliti secara mendalam mengenai suatu fakta dan realita populasi atau sampel tertentu. Data yang telah dikumpulkan dan masih bersifat kualitatif kemudian akan dikuantifikasi dengan mengkategorikan atau mengklasifikasikan dengan memberikan label atau kode sehingga memudahkan dalam analisis dan dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian merupakan penelitian studi kasus dengan memberikan pertanyaan kepada responden dalam bentuk kuesioner tertutup sehingga data yang dikumpulkan berupa data primer. Kuesioner akan disebarkan ke Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman Yogyakarta yang ditujukan kepada manajer.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Bank Perkreditan Rakyat yang tersebar di Kabupaten Sleman.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2014.


(51)

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah manajer Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman, sedangkan objek penelitian adalah komponen pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations) yang terdiri dari lima komponen yaitu: lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengertian lebih mendalam tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari lima komponen pengendalian intern menurut COSO yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan.

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur yang merefleksikan keseluruhan sikap manajemen, dewan komisaris, pemilik dan pihak lainnya terhadap pentingnya pengendalian intern bagi entitas.

Lingkungan pengendalian meliputi enam subkomponen yang meliputi: integritas dan nilai-nilai etis, komitmen pada kompetensi, patisipasi dewan komisaris dan komite audit, filosofi dan gaya manajemen, struktur organisasi, serta kebijakan perihal sumberdaya manusia (karyawan entitas).


(52)

2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan manajemen dalam mengantisipasi risiko yang akan terjadi di masa yang akan datang yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan akibat adanya kemungkinan atau ketidakpastian. Penilaian risiko mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang timbul dari perubahan keadaan dalam penelitian ini khususnya yang berkaitan dengan pemberian kredit serta pengaruhnya terhadap bank penyedia fasilitas kredit.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko telah diambil untuk mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian yang berupa kebijakan dan prosedur meliputi: pemisahan tugas, otorisasi yang tepat atas transaksi, dokumen dan catatan yang memadai, pengendalian fisik atas aktiva dan catatan, pemeriksaan independen atau verifikasi internal.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan bagian penting dari proses manajemen. Komunikasi informasi berkaitan dengan pengidentifikasian dan penyaluran informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh manajemen dan pihak lain.


(53)

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Aktivitas ini menentukan apakah pengendalian intern berjalan sebagaimana yang diharapkan dan dimodifikasi sesuai perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan.

F. Pengukuran Variabel

Tabel 3.1: Kisi-kisi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator Nomor Item

Lingkungan Pengendalian

Penilaian Risiko

Kebijakan dan prosedur terhadap pentingnya pengendalian

Penilaian ketidakpastian berkaitan dengan

pencapaian tujuan

1. Integritas dan nilai-nilai etis 2. Komitmen pada

kompetensi 3. Partisipasi

dewan

komisaris dan komite audit 4. Filosofi dan

gaya operasi manajemen 5. Struktur organisasi 6. Kebijakan perihal SDM 1. Perubahan peraturan 2. Pergantian karyawan 3. Perubahan sistem informasi 4. Pertumbuhan organisasi 1-2 3-4 5 6 7-8 9-10 11 12 13 14


(54)

Lanjutan Tabel 3.1: Kisi-kisi Variabel Penelitian………

Variabel Definisi Operasional Indikator Nomor Item Aktivitas Pengendalian Informasi dan Komunikasi

Kebijakan dan prosedur untuk mengatasi risiko

Identifikasi dan pertukaran informasi 5. Penggunaan teknologi baru 6. Penetapan prinsip akuntansi baru 1. Pemisahan tugas

2. Otorisasi atas transaksi 3. Dokumen dan

catatan yang memadai 4. Pengendalian

fisik atas aktiva dan catatan 5. Pemeriksaan independen atau verifikasi internal 1. Terjadi transaksi 2. Transaksi dicatat 3. Transaksi dicatat dalam jumlah benar 4. Transaksi diiktisarkan dan diposting dengan benar 5. Transaksi diklasifikasi dengan benar 6. Transaksi dicatat pada tanggal yang benar 15 16 17-18 19 20-21 22-25 26-28 29-30 31 32-33 34 35 36


(55)

Lanjutan Tabel 3.1: Kisi-kisi Variabel Penelitian……….

Variabel Definisi Operasional Indikator Nomor Item

Pemantauan Penentuan kualitan kinerja pengendalian intern

1. Keandalan pelaporan 2. Menjaga

kekayaan dan catatan 3. Efisiensi dan

efektivitas 4. Ketaatan pada

hukum dan peraturan

37-38 39-41

42 43-45

G. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Rutoto: 2007) yang meliputi karakteristik subjek atau objek tertentu. Sampling adalah pengambilan sebagian dari populasi (seluruh data) yang digunakan untuk mewakili nilai atau sifat seluruh populasi yang ada. Sebagian dari populasi yang diambil tadi namanya sampel atau sample.” (Subagyo 2004: 67).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer yang bekerja di Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik nonprobability sampling, adalah teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012:125).

Metode sampling jenuh digunakan dalam pengambilan sampel, yaitu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono 2007: 61) atau dengan istilah lain dinamakan sensus. Metode sampling jenuh digunakan karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari tigapuluh responden.


(56)

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner untuk memperoleh data primer, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak terkait. Kuesioner akan disebarkan ke beberapa Bank Perkreditan Rakyat yang berada di Kabupaten Sleman yang ditujukan kepada manajer. Sumber yang digunakan dalam menyusun kuesioner dalam penelitian ini adalah: teori tentang komponen pengendalian intern COSO dalam buku Hery (2011) dan Jusup (2010).

Kuesioner dalam penelitian ini merupakan kuesioner tertutup, dengan kata lain daftar pertanyaan yang ada dalam kuesioner telah dibuat sedemikian rupa sehingga hanya akan diperoleh dua alternatif jawaban yaitu jawaban

“ya” yang berarti pengendalian telah diterapkan dan “tidak” yang berarti

pengendalian belum diterapkan.

Skala yang digunakan dalam penelitian merupakan skala dikotomi. Skala dikotomi digunakan untuk memperoleh jawaban jelas dan konsisten dari responden. Data yang telah dikumpulkan kemudian akan di kategorisasi/klasifikasi untuk memudahkan dalam pengolahan data.

Tabel 3.2 : Kode Jawaban Responden

Ya Kode 1

Tidak Kode 0

Library Research atau penelitian kepustakaan juga digunakan dalam


(57)

informasi yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Teori dan informasi yang dikumpulkan dapat dikumpulkan dari jurnal-jurnal, penelitian terdahulu dan dari buku-buku literatur.

I. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh melalui pengisian kuesioner akan diolah dengan menggunakan analisis deskriptif untuk kelima komponen pengendalian sehingga lebih mudah dipahami, dan menggunakan aplikasi untuk memudahkan melihat pola yang terbentuk dari karakteristik responden. Jawaban responden yang masih bersifat kualitatif akan dikategorisasi atau diklasifikasi untuk keperluan analisis sehingga akan dibuat kriteria berdasarkan interval kelasnya untuk penentuan kesesuaian penerapan pengendalian intern BPR terhadap lima komponen COSO dan akan digunakan dalam pengambilan keputusan termasuk ke dalam kriteria manakah penerapan pengendalian intern di BPR.

Jumlah kelas akan terlebih dahulu ditentukan sebelum menentukan interval kelas. Jumlah kelas yang terlalu banyak akan menimbulkan kemungkinan ada kelas yang tidak memiliki frekuensi namun jika terlalu sedikit, bisa jadi ada keterangan yang terkandung dalam data bisa hilang. Sehingga penting untuk mengetahui jumlah kelas dengan benar.

Rumus untuk menentukan jumlah kelas dan interval kelas menurut Santosa dan Muliawan (2007) adalah:

CI =

�����


(58)

Keterangan:

C = jumlah kelas 1 dan 3,3 = konstanta

N = banyaknya frekuensi CI = interval kelas

Range = selisih antara data terbesar dan terkecil

Jumlah kelas yang ditentukan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas adalah lima kelas dengan penjabaran perhitungan sebagai berikut:

C = 1 + 3,3 Log N C = 1 + 3,3 Log 17 C = 1 + 3,3 (1,23045) C = 5,06048

Perhitungan di atas menunjukkan jumlah kelas adalah 5,06048, tetapi karena jumlah kelas harus bulat maka dibulatkan menjadi 5 kelas. Lalu selanjutnya adalah menentukan interval kelas. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus maka diperoleh rentang kelas sebesar 2,2 tiap kelasnya, ini didapat dari range dibagi jumlah kelas. Range yang merupakan selisih dari nilai tertinggi dan nilai terendah didapatkan sebesar 11 (sebelas), maka (11/5= 2,2).


(59)

Berdasarkan lima kelas dan interval kelas yang telah didapat maka dibuat kriteria untuk penentuan kesesuaian pengendalian intern BPR dan komponen pengendalian intern COSO menjadi:

Tabel 3.3 : Tingkat Kesesuaian antara PI BPR dan COSO

Rentang Nilai Kriteria

45,00 – 42,81 Sangat Tinggi

42,80 – 40,61 Tinggi

40,60 – 38, 41 Cukup

38,40 – 36,21 Rendah


(60)

42

BAB IV

GAMBARAN UMUM RESPONDEN

A. Daftar Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah tujuhbelas responden dan merupakan kantor pusat BPR (bank perkreditan rakyat) yang tersebar di Kabupaten Sleman. Berikut akan dijelaskan nama-nama BPR yang menjadi responden beserta alamat kantor pusat.

Tabel 4.1 : Daftar Responden dan Alamat

No. Nama BPR Alamat

1. Redjo Bhawono Jl. Kaliurang KM 6 GG.Pandegasakti No.5 Depok

2. Mlati Pundi Arta Jl. Magelang KM 8,5 No.27 Mlati

3. Panca Arta Monjali Jl. Magelang KM 8,5 Mlati

4. Bank Sleman Jl. Magelang KM 10

5. Nusumma Tempel Jl. Mangkubumi RT 03/06 Lumbungrejo, Tempel

6. Karangwaru Pratama Jl. Magelang KM 5,2 No.87 Sinduadi, Mlati

7. Berlian Bumi Arta Jl. Magelang KM 5 Sinduadi, Mlati

8. Alto Makmur Jl. Ringroad Utara, Maguwoharjo

9. Danagung Ramulti Jl. Solo KM 11 Purwomartani, Kalasan

10. Shinta Daya Bogem Tamanmartani Kalasan

11. Arta Agung Jl. Piyungan No.1 Bokoharjo Prambanan

12. Artajaya Bhaktimulia Janti Baru No.21

13. Wijayamulya Santosa Jl. Prof Ir Herman Yohanes No.52 Sagan

14. Artha Sumber Arum Jl. Laksda Adisucipto KM 6,5 No.31

15. Kartika Arta Kencana Jaya Jl. Raya Godean KM 4, Ruko Tambak Mas blok AB No. 14-15

16. Dana Berkah

Puskatama Jl. Godean KM 9,5 Senuko Sidoagung Godean

17. Universitas Gajah Mada Kampus Universitas Gajah Mada blok A-11 Depok


(61)

B. Profil Responden

Profil responden merupakan gambaran singkat mengenai responden yang dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Sleman. Gambaran singkat mengenai reaponden dapat berupa sejarah terbentuknya, jenis jasa yang ditawarkan, visi & misi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan responden. Berikut akan dijelaskan profil responden.

1. Redjo Bhawono

BPR Redjo Bhawono berdiri sejak tahun 1990 dengan tujuan awal pembentukan untuk mengembangkan perekonomian di wilayah D.I.Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Sleman melalui produknya yang berupa tabungan, deposito dan kredit. Serupa halnya dengan BPR lain, BPR Redjo Bhawono juga berada dibawah pengawasan OJK (otoritas jasa keuangan) dan dibawah penjaminan LPS.

2. Bank Sleman

BPR Bank Sleman dibentuk berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Sleman nomor 3 tahun 1962 tanggal 19 Mei 1962 tentang pengadaan bank pasar. Keberadaan BPR Bank Sleman yang awalnya bernama Bank pasar ini kemudian dikukuhkan oleh bupati pada tahun 1970. Visi Bank Sleman adalah mewujudkan bank yang sehat, professional, dan berdaya saing. Misinya adalah (1) mempertahankan tingakt kesehatan bank, (2) meningkatkan kualitas pengelolaan, (3) meningkatkan daya saing.


(62)

3. Karangwaru Pratama

Tujuan BPR Karangwaru Pratama adalah memperoleh laba dan nilai (profit and value). Visinya adalah menjadi BPR yang sehat, besar dan kuat. Sehat dapat diukur dari kriteria sehat menurut ketentuan BI dan ketentuan lain yang berlaku, sehat perilaku bisnisnya, dan sehat wawasan berfikir bagi SDM nya. Besar diukur dari kriteria besar volume usaha bisnisnya, besar jiwanya. Kuat diukur dari kriteria kuat kondisi keuangannya, kuat customer image, kuat dalam jaringan usaha, serta kuat dukungannya. Misi BPR Karangwaru Pratama adalah menghimpun dana berupa tabungan dan deposito untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat.

4. Danagung Ramulti

Danagung Ramulti merupakan salah satu kelompok bisnis yang dimiliki oleh BPR Danagung Group selain BPR Danagung Bakti dan Danagung Sakti. BPR Danagung Ramulti didirikan pada tanggal 28 Juni 1990. Modal dasar perseroan sebesar Rp150.000.000. Hari jadi BPR Danagung Ramulti jatuh pada tanggal 1 Agustus karena pada tanggal 1 Agustus 1991 kegiatan operasional di BPR dimulai.

5. Shinta Daya

BPR Shinta Daya berdiri sejak tahun 1970 dengan nama awal Bank Madya Shinta Daja. Berada di wilayah Prambanan dan Kalasan menjadikan BPR Shinta Daya mampu berkembang karena dekat dengan pasar prambanan yang merupakan tempat transit para pedagang.


(63)

Lambang kesucian dan ketulusan Dewi Shinta dijadikan filosofi penyemangat dan daya pendorong pengabdian pelayanan jasa kepada masyarakat. Produk tabungan BPR Shinta Daya meliputi: Tabris Extra Prima, Tamasya Plus, Taberna, Tabungan Umum, Tabungan Pegawai, Tabungan Pelajar, Tabungan Harian dan Tabunganku.

6. Arta Agung

Produk BPR Arta Agung meliputi: tabungan arta, tabungan rakyat, tabungan tamasya, tabungan harian, tabungan wajib, tabungan cerdas prestasi, tabungan mulia, dan deposito berjangka. BPR Arta Agung setelah diakuisisi mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari meningkatnya volume kegiatan bank berkat hasil perbaikan sistem kinerja. Saat ini BPR Arta Agung memiliki lebih dari empatpuluh orang karyawan/I dan sebagian besar berpendidikan strata 1 (S1).

7. Universitas Gajah Mada

BPR UGM adalah satu-satunya bank yang dimiliki oleh universitas di Indonesia dengan nama awal BPR Duta Gama. Dirintis pada tahun 1996 atas prakarsa rektor UGM saat itu Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com bersama-sama dengan pengurus yayasan Pembina UGM Drs. Djamasri Adenan, MA dengan 2 orang alumni Fakultas Ekonomi UGM Drs. Agung Nur Fajar MS. Dan Nasyith Majidi SE. BPR UGM secara resmi mulai beroperasi sejak tanggal 18 Agustus 1997. Perkembangan yang cukup pesat di BPR UGM membuat pihak BPR optimis untuk menjadi Bank Umum.


(1)

Lanjutan Persentase Jawaban Responden berdasarkan Tiap Butir Pertanyaan ………

No. Pertanyaan (Komponen Pengendalian Intern) Ya Tidak Total

% %

35

Apakah terdapat sistem informasi yang mencakup metode dan catatan yang menjelaskan dasar yang tepat untuk membenarkan pengklasifikasian transaksi-transaksi yang cukup rinci dalam laporan keuangan?

15 88,24 % 2 11,76 % 17

36 Apakah manajemen melakukan pengecekan untuk mengetahui bahwa transaksi dicatat

dengan tanggal yang benar? 17 100 % 0 0 % 17

Pemantauan (monitoring)

37 Apakah data transaksi pemberian kredit telah disajikan secara akurat dan teliti? 17 100 % 0 0 % 17 38 Apakah data transaksi pemberian kredit bersifat dapat diandalkan atau dipercaya? 17 100 % 0 0 % 17 39 Apakah semua transaksi dicatatat dan terekam dalam data yang terkomputerisasi? 17 100 % 0 0 % 17 40 Apakah ada pemantauan lapangan terhadap nasabah selama proses pengajuan kredit? 17 100 % 0 0 % 17 41 Apakah dilakukan pemeriksaan terhadap surat perjanjian dan atau dokumen yang

menunjukkan hak pemilikan nasabah atas aset yang dijaminkan? 17 100 % 0 0 % 17

42 Apakah sejauh ini pelaksanaan pemberian kredit telah efektif dan efisien? 15 88,24 % 2 11,76 % 17 43 Apakah memiliki pedoman kebijakan dan prosedur/ SOP (Standar Operasional Pekerjaan)

perkreditan secara tertulis? 17 100 % 0 0 % 17

44 Apakah pegawai menjelaskan informasi mengenai karakteristik kredit yang ditawarkan? 17 100 % 0 0 % 17 45 Apakah pegawai menjelaskan informasi mengenai materi perjanjian kredit dan pengikatan


(2)

LAMPIRAN III

REKAPITULASI


(3)

Data Responden

No. resp Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Lama Bekerja

Pertanyaan Y

(1-20) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Pria S1 >10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 2 Wanita S1 1-5 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 3 Pria S1 6-10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 4 Pria S1 >10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 5 Pria S1 >10 tahun 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 15 6 Pria S2 6-10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 7 Pria Diploma >10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 8 Pria Diploma 1-5 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 9 Wanita S1 >10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 10 Pria Diploma >10 tahun 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 16 11 Pria S2 6-10 tahun 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 12 Pria S2 <1 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 13 Wanita Diploma >10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 14 Wanita S1 1-5 tahun 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 15 Wanita S1 1-5 tahun 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 16 Pria S1 >10 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 17 Pria S1 6-10 tahun 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

Jumlah Benar 17 17 17 17 17 14 13 16 16 17 16 14 17 17 17 16 17 17 17 15


(4)

Lanjutan Data Responden (Lampiran III)………

Responden

Pertanyaan

Y (21-45)

Skor Total (Y)

% 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 45 100% 2 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 41 91% 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 45 100% 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 45 100% 5 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 34 76% 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 45 100% 7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 43 96% 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 45 100% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 45 100% 10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 39 87% 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 43 96% 12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 43 96% 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 45 100% 14 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 38 84% 15 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 42 93% 16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 44 98% 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 44 98%

B 14 11 15 13 17 17 16 16 16 16 17 17 17 17 15 17 17 17 17 17 17 15 17 17 17

726


(5)

LAMPIRAN IV


(6)

1.

Output Statistik Deskriptif Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Pria

12

70.6

70.6

70.6

Wanita

5

29.4

29.4

100.0

Total

17

100.0

100.0

2.

Output Statistik Deskriptif Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Diploma

4

23.5

23.5

23.5

S1

10

58.8

58.8

82.4

S2

3

17.6

17.6

100.0

Total

17

100.0

100.0

3.

Output Statistik Deskriptif Pengalaman Kerja

Lama Bekerja

Frequency

Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <1 Tahun

1

5.9

5.9

5.9

1-5 Tahun

4

23.5

23.5

29.4

6-10 Tahun

4

23.5

23.5

52.9

>10 Tahun

8

47.1

47.1

100.0