Aspek belajar Perilaku Belajar

disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Aspek belajar

Dalam proses pembelajaran, kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dan pengetahuan atau keterampilan. Pemahaman dan persepsi mengenai hubungan ketiga faktor tersebut sangat menentukan keberhasilan proses belajar. Kuliah merupakan kegiatan yang membedakan pendidikan formal dan non formal. Pemahaman akan hal ini akan mempengaruhi sikap dan semangat mahasiswa dalam menjalani proses belajar. Hal-hal yang harus dipahami dalam belajar, yaitu http:suwardjono.comuploadperilaku-belajar-di-perguruan-tinggi.pdf. a. Makna kuliah adalah bentuk unit kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi, kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan ilmu pengetahuan. b. Pengalaman belajar atau nilai-nilai yang diperoleh peserta didik mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah dan sebagai alat evaluasi keberhasilan mata kuliah itu sendiri. c. Konsep tentang dosen dalam proses belajar mengajar yang efektif semestinya dosen harus dipandang sebagai manajer kelas dan merupakan narasumber proses belajar mengajar. d. Kemandirian dalam belajar harus dimulai sejak pertama kali mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Mahasiswa harus memiliki keyakinan bahwa sumber utama pengetahuan adalah buku, artikel, dan hasil penelitian. e. Konsep memiliki buku Buku merupakan sumber pengetahuan sehingga buku tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. f. Kemampuan berbahasa yang memadai baik struktur maupun kosakata sangat membantu seseorang untuk mengekpresikan gagasan dan perasaan atau mendeskripsikan masalah secara cermat.

3. Perilaku Belajar

Di dalam proses belajar diperlukan prilaku belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan, dimana dengan perilaku belajar tersebut tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien, sehingga prestasi akademik dapat ditingkatkan. Perilaku belajar, sering juga disebut kebiasaan belajar, merupakan dimensi belajar yang dilakukan individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau spontan. Perilaku ini akan mempengaruhi prestasi belajar Rampengan, 1997. Belajar adalah kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar oleh setiap individu, karena seseorang mempunyai tujuan individu tertentu. Menurut Suwardjono http:suwardjono.comuploadperilaku-belajar-di-perguruan- tinggi.pdf, perilaku belajar yang baik mencakup : a. Kebiasaan mengikuti kuliah Mahasiswa kebanyakan hanya datang, duduk, dengar, dan catat. Kuliah adalah kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. Kuliah sebagai forum untuk mendiskusikan pengetahuan. b. Kebiasaan memantapkan kuliah Proses belajar merupakan kegiatan terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk memperkuat pemahaman materi pengetahuan sebagai hasil kegiatan mandiri. c. Kebiasaan membaca buku Buku adalah sumber pengetahuan yang harus dibaca yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. d. Kebiasaan menyiapkan karya tulis Wawasan dan pengalaman dosen didapat karena mereka telah mengalami proses belajar dan pergaulannya dengan para praktisi atau karena riset atau penelitian yang dilakukan. e. Kebiasaan menghadapi ujian Nilai yang diperoleh peserta didik sebagai ukuran keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah itu sendiri. Menurut Giyono dalam Suryaningrum, dkk 2009: 3, kebiasaan belajar dapat berlangsung melalui tiga cara yaitu: memperoleh reinforcement, classical conditioning, belajar moderen, apabila model ini mendapat reinforcement terhadap tindakanya, maka akan menjadi kebiasaan. Surachmad dalam Suryaningrum, dkk 2009 : 3, mengemukakan lima hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik, yaitu: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan memantapkan pelajaran, kebiasaan membaca buku, kebiasaan menyiapkan karya tulis, kebiasaan menghadapi ujian. Calhoun Acocella dalam Suryaningrum, dkk 2009:3 menyatakan bahwa dampak kebiasaan belajar yang jelek bertambah berat ketika kebiasaan itu membiarkan mahasiswa dapat lolos tanpa gagal. Sementara Gagne dalam Suryaningrum, dkk 2009 : 3, menjelaskan bahwa hasil belajar dapat dihubungkan dengan terjadinya suatu perubahan, kecakapan atau kepandaian seseorang dalam proses pertumbuhan tahap demi tahap. Hasil belajar diwujudkan dalam lima kemampuan yakni keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Dalam hal ini terdapat tiga dimensi belajar yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif dan dimensi psikomotorik Benyamin S. Bloom, dalam Suryaningrum, dkk 2009 : 3, dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Selanjutnya dimensi ini dibagi menjadi pengetahuan komperhensif, aplikatif, sintetis, analisis dan pengetahuan evaluatif. Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, apresiasi.

C. Prestasi belajar mahasiswa