c. Mengetahui hak misalnya ; hak memperoleh perawatan, memperoleh
pelayanan kesehatan, dan sebagainya dan kewajiban orang sakit memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada
dokterpetugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan
perilaku contoh acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas terutama petugas kesehatan dan diperlukan juga undang-undang
kesehatan untuk memperkuat perilaku tersebut Notoatmodjo, 2003
2.5. Perilaku Sakit
Suchman dalam Notoatmodjo 2007 membagi 5 tahap kejadian yang menganalisa bagaimana proses seseorang di dalam membuat keputusan
sehubungan dengan pencarian atau pemecahan masalah perawatan kesehatannya yaitu :
1. Tahap pengalamanpengenalan gejala The symptom experience
Pada tahap ini individu membuat keputusan bahwa di dalam dirinya ada suatu gejala penyakit, yang didasarkan pada adanya rasa ketidakenakan pada
badannya, yang dirasakan sebagai ancaman bagi hidupnya. 2.
Tahap asumsi peran sakit The assumption of sick role Pada tahap ini individu membuat keputusan bahwa ia sakit dan memerlukan
pengobatan, ia mencari informasi dan pengakuan dari anggota keluarga lain, tetangga atau rekan kerja.
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan The medical care contact
Pada tahap ini individu mulai berhubungan dengan fasilitaspelayanan kesehatan, sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, informasi yang ada pada
dirinya tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan. 4.
Tahap ketergantungan pasien The dependent patient stage Pada tahap ini individu memutuskan bahwa dirinya, karena perbuatannya
sebagai pasien, maka untuk kembali sehat harus tergantung dan pasrah kepada fasilitas pengobatan.
5. Tahap penyembuhan atau rehabilitasi The recovery of rehabilitation
Pada tahap ini pasien atau individu memutuskan untuk melepaskan diri dari peran pasien. Ini ada 2 kemungkinan yaitu : pertama karena ia pulih kembali
sebelum sakit, dan kedua karena ia menjadi cacat.
2.6. Model penggunaan pelayanan kesehatan
Salah satu model penggunaan pelayanan kesehatan adalah model sistem kesehatan health system model. Anderson 1974 dalam Notoatmodjo 2007
menggambarkan model sistem kesehatan berupa model kepercayaan kesehatan yang menggambarkan 3 kategori utama dalam pelayanan kesehatan, yakni :
karakteristik predisposisi, karakteristik pendukung, karakteristik kebutuhan.
2.6.1. Karakteristik predisposisi Predisposing characteristic
Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan
yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu, yang digolongkan kedalam 3 kelompok sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur
b. Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan atau ras, dan
sebagainya c.
Manfaat-manfaat kesehatan kepercayaan, seperti keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit.
Karakteristik predisposisi ini tidak serta merta berpengaruh langsung terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan akan tetapi sebagai faktor pendorong
untuk menimbulkan hasrat guna memanfaatkan pelayanan kesehatan.
2.6.2. Karakteristik pendukung Enabling charateristic
Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun individu mempunyai predisposisi untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan namun beberapa faktor
harus tersedia untuk menunjang pelaksanaanya seperti faktor kemampuan penghasilan dan simpanan, askes, dll dan dari komunitas fasilitas pelayanan
kesehatan.
2.6.3. Karakteristik kebutuhan Need characteristics
Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk mencari pengobatan dapat terwujud di dalam tindakan apabila itu dirasakan sebagai
kebutuhan. Dengan kata lain kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan.
2.7. Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan
Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit dan tidak merasakan sakit disease but no illness tentu tidak bertindak apa-apa terhadap
Universitas Sumatera Utara
penyakit tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha, antara lain :
1. Tidak bertindakkegiatan apa-apa no action
2. Bertindak mengobati diri sendiri self treatment
3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan alternatif traditional
remedy 4.
Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung obat chemist shop dan sejenisnya termasuk tukang-tukang jamu
5. Mencari pengobatan dengan pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan
modren yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam pengobatan Puskesmas dan Rumah Sakit.