5.1.4. Data Sekunder Untuk Melengkapi Current State Map
Dari hasil wawancara dengan pihak bagian produksi PT. Bamindo Agrapersada diperoleh data jumlah pekerja pada tiap proses dan uptime mesin
untuk setiap proses. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Uptime dan Jumlah Operator Setiap Proses Proses
Uptime Jumlah Operator
orang
Chopping 100
2 Extenuation
100 3
Mushing 100
2 Rolling Drying
80 2
Printing 100
2 Cutting
100 1
Packing 100
1
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Pembuatan Current State Map
Current State Map adalah gambaran dari proses produksi yang berlangsung dalam perusahaan meliputi aliran material dan aliran informasi.
Current state map terdiri atas beberapa langkah dimulai dari penentuan value stream manager hingga pembentukan peta aliran keseluruhan pabrik.
5.2.1.1. Penentuan Value Stream Manager
Value Stream Manager adalah seseorang yang memahami keseluruhan proses produksi yang terjadi secara detail dan memiliki peranan penting dalam
proses produksi sehingga dapat memberikan informasi dengan lengkap dan dapat
Universitas Sumatera Utara
membantu dalam memberikan saran bagi perbaikan proses produksi. Dalam penelitian ini, Value Stream Manager adalah bapak M. Nahampun selaku
manager produksi PT. Bamindo Agrapersada.
5.2.1.2. Pembentukan Diagram SIPOC
Diagram SIPOC untuk proses produksi kertas budaya cina PT. Bamindo Agrapersada dapat dilihat pada gambar 5.3.
SUPPLIER INPUT
PROCESS OUTPUT
CUSTOMER
Chopping Extenuation
Mushing Rolling Drying
Printing Cutting
Packing
Gambar 5.3. Diagram SIPOC
Raw Material
Storage
Warehouse Bambu
NaOH
Plastik Tali Plastik
Kertas Budaya
Cina Storage
Tinta
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.3. Penentuan Waktu Standar
Informasi yang diperlukan dalam pembuatan peta untuk setiap kategori proses door-to-door flow di sepanjang value stream antara lain adalah waktu
standar. Uji keseragaman data dan uji kecukupan data dilakukan untuk dua data waktu operasi pada proses produksi kertas budaya cina yaitu proses cutting dan
packing. Data waktu pengamatan untuk proses cutting dapat dilihat pada tabel 5.4. dan hasil uji keseragaman dan uji kecukupan terhadap data waktu siklus pada
proses cutting dapat dilihat pada perhitungan berikut ini.
Tabel 5.4. Waktu Pengamatan Proses Cutting Pengamatan
Waktu Siklus detik
1 76
2 70
3 72
4 70
5 78
6 68
7 76
8 73
9 73
10 76
Dari tabel di atas dihitung waktu siklus rata-rata untuk 10 pengamatan adalah sebagai berikut:
Waktu siklus rata-rata =
+ +
+ 10
76 ...
70 76
= 73,2 detik
1. Uji Keseragaman Data
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji keseragaman data digunakan metode statistik dan tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian yang inginkan pengukur adalah tingkat
keyakinan 95 dan tingkat ketelitian 5. a.
Perhitungan Standar Deviasi σ =
1
2
− −
∑
n X
Xi
σ 1
10 2
, 73
76 ...
2 ,
73 70
2 ,
73 76
2 2
2
− −
+ +
− +
− =
σ = 3,26 b.
Perhitungan Batas Kelas Atas dan Batas Kelas Bawah
x
X BKA
σ
2 +
=
= 73,2 + 2 3,26 = 79,72
x
X BKB
σ
2 −
=
= 73,2 – 2 3,26 = 66,68 c.
Pembuatan Peta Kontrol Pembuatan peta kontrol dilakukan dengan memasukkan data waktu siklus yang
dilengkapi dengan nilai BKA, BKB, dan nilai rata-rata.
Gambar 5.4. Peta Kontrol Waktu Siklus Cutting
Dari gambar 5.4. dapat disimpulkan bahwa data waktu siklus untuk proses cutting adalah seragam.
65 70
75 80
85
5 10
15 Rata-Rata
BKA BKB
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Kecukupan Data
Dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan oleh The MayTag Company, maka akan dilakukan perhitungan uji kecukupan data hasil pengamatan
pendahuluan untuk tingkat keyakinan 95 dan tingkat ketelitian 5. Adapun contoh perhitungan uji kecukupan data untuk elemen proses cutting akan
diuraikan sebagai berikut. 1.
Ukuran sampel pengamatan yang diambil sebanyak 10 kali pengamatan berdasarkan waktu siklus yang berlangsung kurang dari 2 menit.
2. Hitung range data dengan formula : R = data maks H - data min L, dimana
H = 78; L = 68; maka R= 10. 3.
Hitung waktu rata-rata ��, didapat �� = 73,2.
4. Hitung R
��, didapat 0,14 5.
Berdasarkan tabel The MayTag Company untuk R �� = 0,14, maka jumlah
pengamatan sebanyak 3 kali. Dapat disimpulkan jumlah pengamatan untuk proses cutting cukup.
3. Perhitungan Waktu Normal
Pada penelitian ini, nilai rating factor operator untuk proses cutting adalah 1 Rf = 1. Hal ini dikarenakan operator yang bekerja pada proses cutting bekerja
secara normal, sehingga dinilai harga rating factor untuk operator adalah 1. Sehingga waktu normal untuk proses cutting sama dengan waktu siklusnya.
Waktu Normal Wn = Ws x Rf
= 73,2 x 1 = 73,2 detik
Universitas Sumatera Utara
4. Perhitungan Waktu Standar
Untuk menghitung besar waktu standar dapat diperoleh dari waktu normal yang telah ditambahi dengan kelonggaran–kelonggaran allowance yang
dilakukan pekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, menghilangkan fatigue kelelahan, atau untuk hambatan–hambatan yang tak terhindarkan. Adapun
allowance pekerja untuk proses cutting dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Allowance Operator Cutting
No Allowance
1 Tenaga yang dikeluarkan 6
2 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 1,5
3 Gerakan kerja Normal 4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus
5 Keadaan temperatur tempat kerja Normal 6 Keadaan atmosfer Ruang yang berventilasi baik
1 7 Keadaan lingkungan Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik
1 8 Kebutuhan pribadi
2,5 Jumlah
12 Perhitungan waktu standar adalah sebagai berikut:
Ws
− =
Allowance Wn
100 100
− =
12 100
100 2
, 73
= 83,2 detik Dari perhitungan di atas, maka diperoleh waktu standar untuk proses
cutting adalah sebesar 83,2 detik.
Universitas Sumatera Utara
Data waktu pengamatan untuk proses packing dapat dilihat pada tabel 5.6. dan hasil uji keseragaman dan uji kecukupan terhadap data waktu siklus pada
proses packing dapat dilihat pada perhitungan berikut ini.
Tabel 5.6. Waktu Siklus Proses Packing Pengamatan
Waktu Siklus detik
1 14
2 17
3 14
4 14
5 17
6 14
7 16
8 16
9 17
10 16
Dari tabel di atas dihitung waktu siklus rata-rata untuk 10 pengamatan adalah sebagai berikut:
Waktu siklus rata-rata =
+ +
+ 10
16 ...
17 14
= 15,5 detik 5.
Uji Keseragaman Data Untuk menguji keseragaman data digunakan metode statistik dan tingkat
keyakinan dan tingkat ketelitian yang inginkan pengukur adalah tingkat keyakinan 95 dan tingkat ketelitian 5.
a. Perhitungan Standar Deviasi
σ = 1
2
− −
∑
n X
Xi
Universitas Sumatera Utara
σ 1
10 ,
15 16
... 5
, 15
17 5
, 15
14
2 2
2
− −
+ +
− +
− =
σ = 1,41 b.
Perhitungan Batas Kelas Atas dan Batas Kelas Bawah
x
X BKA
σ
2 +
=
= 15,5 + 2 1,41 = 18,33
x
X BKB
σ
2 −
=
= 15,5 – 2 1,41 = 13 c.
Pembuatan Peta Kontrol Pembuatan peta kontrol dilakukan dengan memasukkan data waktu siklus yang
dilengkapi dengan nilai BKA, BKB, dan nilai rata-rata.
Gambar 5.5. Peta Kontrol Waktu Siklus Packing
Dari gambar 5.5. dapat disimpulkan bahwa data waktu siklus untuk proses packing adalah seragam
6. Uji Kecukupan Data
Dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan oleh The MayTag Company, maka akan dilakukan perhitungan uji kecukupan data hasil pengamatan
pendahuluan untuk tingkat keyakinan 95 dan tingkat ketelitian 5. Adapun
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
2 4
6 8
10 12
Rata-Rata BKA
BKB
Universitas Sumatera Utara
contoh perhitungan uji kecukupan data untuk elemen kegiatan proses packing akan diuraikan sebagai berikut.
1. Ukuran sampel pengamatan yang diambil sebanyak 10 kali pengamatan
berdasarkan waktu siklus yang berlangsung kurang dari 2 menit. 2.
Hitung range data dengan formula : R = data maks H - data min L, dimana H = 17; L = 14; maka R= 3.
3. Hitung waktu rata-rata
��, didapat �� = 15,5. 4.
Hitung R ��, didapat 0,19
5. Berdasarkan tabel The MayTag Company untuk R
�� = 0,19, maka jumlah pengamatan sebanyak 7 kali. Dapat disimpulkan jumlah pengamatan untuk
proses packing cukup. 7.
Perhitungan Waktu Normal Pada penelitian ini, nilai rating factor operator untuk proses packing adalah 1
Rf = 1. Hal ini dikarenakan operator yang bekerja pada proses packing bekerja secara normal, sehingga dinilai harga rating factor untuk operator
adalah 1. Sehingga waktu normal untuk proses packing sama dengan waktu siklusnya.
Waktu Normal Wn = Ws x Rf
= 15,5 x 1 = 15,5 detik
8. Perhitungan Waktu Standar
Untuk menghitung besar waktu standar dapat diperoleh dari waktu normal yang telah ditambahi dengan kelonggaran–kelonggaran allowance yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, menghilangkan fatigue kelelahan, atau untuk hambatan–hambatan yang tak terhindarkan. Adapun
allowance pekerja untuk proses cutting dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Allowance Operator Packing
No Allowance
1 Tenaga yang dikeluarkan 6
2 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 1,5
3 Gerakan kerja Normal 4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus
5 Keadaan temperatur tempat kerja Normal 6 Keadaan atmosfer Ruang yang berventilasi baik
1 7 Keadaan lingkungan Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik
1 8 Kebutuhan pribadi
2,5 Jumlah
12 Perhitungan waktu standar adalah sebagai berikut:
Ws
− =
Allowance Wn
100 100
− =
12 100
100 5
, 15
= 17,6 detik Dari perhitungan di atas, maka diperoleh waktu standar untuk proses
packing adalah sebesar 17,6 detik.
5.2.1.4. Pembuatan Peta Untuk Setiap Kategori Proses Door-to-Door Flow
Setelah diperoleh waktu standar untuk setiap proses, langkah selanjutnya adalah pembuatan peta untuk setiap kategori proses dengan menggunakan data
waktu standar setiap proses ditambah dengan data lainnya seperti changeover
Universitas Sumatera Utara
time, scrap, uptime, dan jumlah operator. Berikut ini akan diberikan contoh pembuatan peta kategori proses untuk pembuatan panel dimulai dari proses
blanking. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1.
Meletakkan nama proses di bagian atas process box. 2.
Memasukkan jumlah operator pada proses tersebut. 3.
Melengkapi process box dengan data waktu standar, changeover time, scrap, uptime, jam kerja, dan ukuran batch.
4. Memasukkan lead time proses sebagai non value added time di depan
process box dan waktu standar sebagai value added time di bawah process box.
Setelah keempat di atas dilakukan, maka akan diperoleh peta kategori proses chopping seperti yang terlihat pada Gambar 5.6.
Chopping
CT = 60 min CO = 0
Uptime = 100
2
Gambar 5.6. Peta Kategori Proses Chopping
Untuk peta kategori berikutnya yaitu proses extenuation juga dilakukan keempat langkah tersebut. Kedua proses tersebut kemudian dihubungkan dengan tanda
panah yang berarti perpindahan material dari saru proses ke proses berikutnya.dan dilengkapi dengan jumlah persediaan diantara kedua proses tersebut. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Extenuation
CT = min CO = 0
Uptime = 100
3 Chopping
CT = 60 min CO = 0
Uptime = 100
2
I
Gambar 5.7. Peta Kategori Proses Chopping dan Extenuation
Demikian selanjutnya hingga proses pembuatan kertas budaya cina uang doa selesai. Lead time proses akan disesuaikan dengan tersedianya mesin yang akan
digunakan. Semakin lama material menuggu untuk diproses, maka lead time akan semakin panjang.
5.2.1.5. Pembentukan Peta Aliran Keseluruhan Pabrik
Setelah peta kategori proses selesai dibuat, selanjutnya pada tahap ini setiap proses sepanjang value stream digabungkan dengan aliran material dan
aliran informasi sehingga menjadi satu kesatuan aliran dalam pabrik. Pengertian mengenai kedua aliran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aliran Material
Aliran material menggambarkan pergerakan material utama dalam proses produksi disepanjang value stream. Material utama yang digunakan adalah
bambu. 2.
Aliran Informasi Aliran informasi yang digunakan perusahaan ada dua jenis, yaitu:
a. Manual Information Flow
Universitas Sumatera Utara
Merupakan aliran informasi yang terjadi secara manual. Aliran informasi ini terjadi antara manajer produksi terhadap setiap proses yang
berlangsung di lantai produksi. Jadwal yang diberikan adalah jadwal kegiatan harian setelah mendapat penyesuaian dari jumlah vahan yang
masuk, b.
Electronic Information Flow Merupakan informasi yang disampaikan dengan menggunakan perangkat
elektronik. Aliran informasi ini terjadi antara bagian perencanaan produksi dengan bagian pemasaran, supplier bahan baku, dan antara bagian
pemasaran dengan para pelanggan. Waktu pemesanan dari pelanggan tidak tetap. Setiap order yang diterima bagian pemasaran tidak akan langsung
disetujui karena bagian pemasaran akan menanyakan bagian perencanaan dan bagian produksi mengenai keadaan di lantai pabrik apakah dapat
memenuhi permintaan dalam jangka waktu yang diinginkan pihak pelanggan, jika tidak, bagian pemasaran biasanya akan meminta tambahan
waktu kepada pelanggan. Current state map yang telah dilengkapi dengan aliran material dan aliran
informasi serta lead time bar dapat dilihat pada gambar 5.8. Dalam pembuatan current state map ini, waktu dibedakan atas dua, yaitu lead time produksi yang
menunjukkan adanya non value added time dan waktu proses waktu siklus dalam proses produksi yang merupakan value added time.
Universitas Sumatera Utara
Extenuation CT = 5760 min
Rolling Drying CT = 125 min
Printing CT = 148 min
CO = 0 CO = 0
CO = 0 Uptime = 100
Uptime = 80 Uptime = 100
3 2
2 Cutting
CT = 1,39 min Packing
CT = 0,29 min CO = 0
CO = 0 Uptime = 100
Uptime = 100 1
1 Mushing
CT = 120 min CO = 0
Uptime = 100
2 Chopping
CT = 60 min CO = 0
Uptime = 100
2
I I
I I
I I
Customer
Perencanaan Produksi
Supplier
I
2 Hari 1 Hari
1 Jam 1 Jam
5,47 1,32
2,66
I
Daily Priorities
60 5760
120 125
148 1,39
0,29 3 Hari
1 Hari
1 Jam
3 Hari
PLT = 6,048 Hari VA = 6.214,68 Menit
233 bags
79 bags
325 bags
1 Jam
Gambar 5.8. Current State Map
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.6. Perhitungan Takt Time
Takt time menunjukkan seberapa sering seharusnya suatu produk diproduksi dalam sehari untuk memenuhi rata-rata permintaan pelanggan. Dari
hasil wawancara dengan pihak perusahaan, jumlah rata-rata permintaan konsumen 1 hari adalah sebanyak 340.450 lembar, dimana untuk setiap 550 lembar kertas
doa dikemas dalam tiap 1 bungkus kemasan. Sehingga jumlah permintaan konsumen 1 hari adalah sebanyak 619 bungkus.
Jam kerja yang tersedia adalah 8 jam kerja setelah dikurangi waktu istirahat. Perhitungan takt time dilakukan pada masing-masing stasiun kerja, dan
dimulai dari proses paling akhir yaitu packing dan terus hingga proses yang pertama yaitu chopping.
Perhitungan takt time untuk masing-masing stasiun dapat dilihat sebagai berikut:
1. Packing
Customer demand rate per day = 340.450 lembarhari ; 1 bag = 550 lembar =
bag lembar
hari lembar
550 450
. 340
= 619 baghari
menitbag 0,78
baghari 619
480
= =
= hari
menit day
per rate
demand Customer
day per
time working
Available time
Takt
Universitas Sumatera Utara
2. Cutting
Demand rate per day = 56.100 lembarhari
=
bag lembar
hari lembar
550 100
. 56
= 102 baghari
menitbag 4,71
baghari 102
480
= =
= hari
menit day
per rate
Demand day
per time
working Available
time Takt
3. Printing
Demand rate per day = 237.600 lembarhari
=
bag lembar
hari lembar
550 600
. 237
= 432 baghari
menitbag 2,78
baghari 432
menithari 1200
= =
= day
per rate
Demand day
per time
working Available
time Takt
Universitas Sumatera Utara
4. Rolling Drying
Demand rate per day = 280.800 lembarhari
=
bag lembar
hari lembar
550 800
. 280
= 511 baghari
menitbag 2,35
bagmenit 511
1200
= =
= hari
menit day
per rate
Demand day
per time
working Available
time Takt
5. Mushing
Demand rate per day = 280.800 lembarhari
=
bag lembar
hari lembar
550 800
. 280
= 511 baghari
menitbag 2,35
bagmenit 511
1200
= =
= hari
menit day
per rate
Demand day
per time
working Available
time Takt
6. Chopping
Demand rate per day = 19 tonhari
Universitas Sumatera Utara
menitton 25,26
hari 19
480
= =
=
ton hari
menit day
per rate
Demand day
per time
working Available
time Takt
Pada proses chopping, volume kolam yang harus dipenuhi setiap hari adalah sebanyak 19 ton bambu rajangan untuk setiap kolam perendaman.
Perbandingan antara takt time dan waktu siklus CT produksi yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Perbandingan CT dan TaktTime
Proses CT
min Takt Time
min Chopping
60 25,26
Mushing 120
2,35 Rolling Drying
125 2,35
Printing 148
2,78 Cutting
1,39 4,71
Packing 0,29
0,78
Waktu proses yang berada di bawah takt time menunjukkan proses berjalan lebih cepat atau dapat memenuhi permintaan. Proses produksi pada
keadaan ini sudah dapat dikatakan baik, tetapi perlu dianalisa apakah terdapat kelebihan tenaga kerja yang dapat dikurangi untuk menyeimbangi beban kerja
distasiun lain. Pada tahap awal proses ini tidak diperbaiki. Waktu proses yang berada dibawah takt time adalah proses cutting dan packing.
Stasiun dengan waktu proses diatas takt time menunjukkan proses berjalan lebih lambat dari yang seharusnya. Proses tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Chopping
2. Mushing
3. Rolling Drying
4. Printing
Perbaikan yang dapat dilakukan untuk menyesuaikan dengan takt time adalah dengan pengurangan ukuran batch produksi, perbaikan metode kerja dengan
mengurangi aktivitas yang kurang efesien atau penambahan tenaga kerja.
5.2.2. Analisa Current State Map