Hubungan Motivasi terhadap Kinerja
pegawai yang dapat melakukan aktivitasnya, sehingga mengganggu proses operasi di hari itu. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa
ketidakdisiplinan seseorang dapat merusak aktivitas organisasi.
Dalam arti yang lebih sempit dan lebih banyak dipakai, disiplin berarti tindakan yang diambil dengan penyeliaan untuk mengoreksi perilaku dan
sikap yang salah pada sementara karyawan, Siagian dalam Sutrisno 2013: 86. Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu :
1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan. 2.
Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan.
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan
tugas dengan sebaik-baiknya. 4.
Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan.
5. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.
Menurur Terry dalam Sutrisno 2013: 87, disiplin merupakan alat
penggerak karyawan, agar tiap pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, maka harus diusahakan agar ada disiplin yang baik. Sedangkan menurut
Latainer dalam Sutrisno 2013: 87, mengatakan disiplin adalah suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh karyawan dan menyebabkan
karyawan dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan, peraturan, dan nilai-niai tinggi dari pekerjaan dan perilaku. Dalam arti
sempit, biasanya dihubungkan dengan hukuman. Padahal sebenarnya menghukum seorang karyawan hanya merupakan sebagian dari persoalan
disiplin.
Menurut Beach dalam Sutrisno 2013: 87, mengatakan disiplin mempunyai dua pengertian. Pertama, disiplin melibatkan belajar atau
mengcetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman. Kedua, disiplin hanya bertahan dengan tindakan hukuman terhadap pelaku
kesalahan. Menurut Soenyono, Asyar 1996: 56 menyatakan bahwa disiplin kerja
adalah ketaatan dalam melaksanakan aturan-aturan yang mewajibkan atau diharapkan oleh organisasi atau instansi agar setiap tenaga kerja dapat
melaksanakan pekerjaan dengan tertib dan lancar. Hal ini sejalan dengan pendapat Quin yang dikutip oleh Prawirosentono 1999: 31 yang
menyatakan bahwa “discipline implies obendience and respect for the agreements between the firma and its employee
”. Disiplin diartikan sebagai bentuk kepatuhan dan ketaatan terhadap hasil kesepakatan antara
organisasi dan pegawainya. Dalam Fathoni, Abdurrahmat 2009: 172 kedisiplinan adalah kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku. Selain itu dalam Fathoni 2009: 172
kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan datang dan pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.