Botani Tanaman Jagung Manis

Ordo : Graminales Family : Graminaceae Genus : Zea Species : Zea mays Saccharata Sturt 2.1.2 Sayarat Tumbuh Jagung Manis 2.1.2.1 Iklim Tanaman jagung manis berasal dari daerah tropis, tetapi karena banyak tipe dan variasi sifat-sifat yang dimilikinya, jagung manis dapat tumbuh baik pada berbagai iklim. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung manis adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis atau tropis basah. Jagung manis sebagai tanaman daerah tropis dapat tumbuh subur dan memberikan hasil yang tinggi apabila tanaman dan pemeliharaannya dilakukan dengan baik. Agar tumbuh dengan baik, tanaman jagung memerlukan temperatur rata-rata antara 14-30 o C, pada daerah yang ketinggian sekitar 2200 m di atas permukaan laut dpl, dengan curah hujan sekitar 600 mm-1200 mm per tahun yang terdistribusi rata selama musim tanam Kartasapoetra, 1987. Perkembangan tanaman dan pembungaan dipengaruhi oleh panjang hari dan suhu, pada hari pendek tanaman lebih cepat berbunga. Banyak kultivar tropika tidak akan berbunga di wilayah iklim sedang sampai panjang hari berkurang hingga kurang dari 13 atau 12 jam. Pada hari panjang, tipe tropika ini tetap vegetatif dan kadang-kadang dapat mencapai tinggi 5-6 m sebelum tumbuh bunga jantan. Namun pada hari yang sangat pendek 8 jam dan suhu kurang dari 20 o C juga menunda pembungaan. Ketika ditanam pada kondisi hari pendek pada daerah iklim sedang kultivar tropika cenderung berbunga lebih awal Rubatzky dan Yamaguchi, 1998. 2.1.2.2 Tanah Tanah yang sesuai adalah tanah dengan tekstur remah, karena tanah tersebut bersifat porous sehingga memudahkan perakaran pada tanaman jagung. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam jenis tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tipe tanah liat masih dapat ditanami jagung, tetapi dengan pengerjaan tanah lebih sering selama pertumbuhannya, sehingga aerase dalam tanah berlangsung dengan baik. Jagung manis tumbuh baik pada tanah dengan pH antara 5,5 sampai 7 mengering Syukur dan Rifianto, 2014.. Air tanah yang berlebihan dibuang melalui saluran pengairan yang dibuat diantara barisan jagung. Jagung umumnya ditanam di dataran rendah, di lahan sawah tadah hujan maupun sawah irigasi, tetapi terdapat juga di daerah dataran tinggi pada ketinggian 1000 m - 1800 m di atas permukaan laut. Tanah dengan kemiringan sampai 8 masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya.

2.2 Pupuk Anorganik Tunggal

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan pupuk sumber hara N, P, dan K yang lebih direspons oleh tanaman saat ini semakin sulit diperoleh oleh petani, sehingga diperlukan informasi tentang ketersediaan hara di dalam tanah agar diketahui unsur hara yang kahat di tanah tersebut. Kegiatan ini memberikan hasil yang optimal tergantung pada beberapa faktor, di antaranya takaran dan jenis pupuk yang digunakan. Jenis dan takaran pupuk ini banyak digunakan untuk mengkaji tanggap respon tanaman terhadap tindakan pemupukan Nurdin et al, 2008. Peranan utama nitrogen N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Fosfor P bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernafasan, serta mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Fungsi utama kalium K ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kaliumpun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Selain itu kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Lingga Marsono, 2004. Hara N, P, dan K merupakan hara esensial bagi tanaman dan sekaligus menjadi pemupukan N mengakibatkan meningkatnya panjang tongkol dan diameter tongkol jagung, sehingga berat tongkol meningkat. Menurut Sudjana et al, 1991, tanaman jagung membutuhkan nitrogen sepanjang hidupnya dan sangat efektif dalam penggunaan amonium meskipun sebagian besar diambil dalam bentuk nitrat. Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping itu juga merupakan bagian integral dari klorofil Nyakpa et al., 1988. Hara N dalam tanah sangat mobile, banyak yang hilang karena menguap dan terbawa aliran permukaan dan tercuci. Pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi Rauf et al., 2000. Pemupukan P yang dilakukan terus menerus tanpa menghiraukan kadar P tanah yang sudah jenuh telah pula mengakibatkan menurunnya tanggap tanaman terhadap pemupukan P Goenadi, 2006 dan tanaman yang dipupuk P dan K saja tanpa disertai N, hanya menjadikan produksi yang lebih rendah Winarso, 2005. 2.3 Pupuk Hayati Pupuk hayati didefinisikan sebagai substans yang mengandung mikroorganisme hidup yang mengkolonisasi rhizosfir atau bagian dalam tanaman dan memacu pertumbuhan tanaman dengan jalan meningkatkan pasokan ketersediaan hara primer dan atau stimulus pertumbuhan tanaman target, bila dipakai pada benih, permukaan tanaman, atau tanah FNCA Biofertilizer Project Group, 2006. Pemanfaatan pupuk hayati dilakukan berdasarkan respon positif terhadap peningkatan efektivitas dan efisiensi pemupukan sehingga dapat menghemat biaya pupuk dan penggunaan tenaga kerja. Teknologi yang dapat digunakan adalah penerapan pupuk mikroba microbial fertilizer. Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman Simanungkalit et al., 2006. Pupuk hayati memiliki potensi yang cukup tinggi untuk meningkatpertumbuhan dana hasil pada tanaan sayuran hingga 4 kali lipat seperti biasanya Leavingvutiviroj et al.,2011. Pupuk hayati meningkatkan efisiensi pupuk kimia pada setiap penambahan dosis pupuk hayati telah meningkatkan hasil, meningkatkan hasil dan kualitas dan membawa lebih banyak keuntungan kepada petani Bashyal, 2011. Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok organisme perombak. Kelompok mikroba simbiotis ini terutama meliputi bakteri bintil akar dan cendawan mikoriza Simanungkalit et al, 2006.Tanah berperanan penting dalam siklus mineral terutama yang terdiri siklus nitrogen, fosfor, sulfur dan siklus karbon. Bakteri yang berperanan dalam siklus nitrogen antara lain Azotobacter dan Azospirillum. Bakteri tersebut bersifat non simbiosis yang mampu mengikat N 2 bebas. Bakteri Azotobacter misalnya merupakan bakteri yang hidup di daerah rizosper yang bersifat heterotrofik. Bakteri ini berfungsi sebagai pengikat N 2 bebas yang mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah. Populasi bakteri nitrifikasi dalam tanah akan mempengaruhi rasio konsentrasi nitrogen dalam tanah, sehingga populasi mikroba merupakan indikator tingkat kesuburan tanah Allen, 1981.