Sebelum dilakukan aplikasi pupuk hayati dilakukan kalibrasi pada petak percobaan. Kebutuhan air untuk satu petak adalah 4 liter sehingga dosis pupuk
hayati yang digunakan adalah 80 ml Gambar 4. Aplikasi dilakukan pada 28 Desember 2015.
3.4.4. Penanaman dan penjarangan tanaman jagung manis
Penanaman jagung manis dilakukan pada tanggal 28 Desember 2015 dengan
jarak tanam 70 x 20 cm sehingga dalam satu petak percobaan memiliki 64 lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal kemudian dimasukkan 2 benih
jagung manis disetiap lubang tanam Gambar 5a. Benih yang digunakan adalah kultivar Talenta. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST yaitu
pada tanggal 11 Januari 2016, sehingga tersisa satu tanaman sehat. Penjarangan dilakukan dengan cara memotong bagian batang bawah tanaman tepat berada di
permukaan tanah dengan menggunakan gunting Gambar 5b 3.4.5. Aplikasi pupuk anorganik tunggal
Pemberian pupuk dilakukan pada tanggal 4 Januari 2016 dengan cara dilarik
dengan jarak kurang lebih 5 cm dari lubang tanam Gambar 6. Setelah itu ditutup kembali dengan dengan tanah, lalu disiram dengan air agar pupuk larut
sehingga dapat diserap oleh akar tanaman. Untuk pupuk urea diberikan setengah dari dosis perlakuan namun untuk pupuk SP36 dan KCl diberikan seluruhnya.
Sisa pupuk urea diberikan 4 MST yaitu pada tanggal 27 Januari 2016.
3.4.6. Pemeliharaan Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 MST yaitu pada tanggal 25
Januari 2016 dengan cara menimbun akar tanaman jagung yang naik keatas permukaan dengan menggunakan tanah. Pembumbunan juga dilakukan jika tanah
pada lahan sudah terjadi erosi dan akar tanaman terlihat diatas permukaan tanah Gambar 7a. Tujuan pembumbunan agar tanaman tidak mudah rebah.
Pengendalian OPT dilakukan secara manual. Hal ini dikarenakan OPT yang menyerang tanaman tidak terlalu banyak dan tidak merugikan, seperti
pengendalian gulma hanya dilakaukan pencabutan secara rutin. Pengendalian hama tanaman jagung juga dikendalikan secara manual seperti menmbuang ulat
yang terdapat pada daun Gambar 7b. Pengendalian penyakit bulai juga dilakukan secara manual Gambar 7c. Tanaman yang terserang penyakit, dicabut
sampai ke akar lalu membakar tanaman yang terserang penyakit tersebut agar tidak menyebar ke tanaman lain
3.4.7. Panen Pemanenan dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016, saat tanaman masih muda atau
matang susu berumur 74 hari setelah tanam Gambar 8. Ciri-ciri tanaman jagung manis siap panen adalah rambut jagung telah bewarna coklat, tongkol telah berisi
penuh, dan bila biji di tekan akan mengeluarkan cairan putih.
3.5. Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi :
3.5.1. Tinggi tanaman cm
Tinggi tanaman mulai diukur pada saat 3 MST dan dihitung setiap satu minggu.
Awal pengamatan dilakukan pada tanggal 18 Januari 2016. Tanaman diukur dari leher akar sampai pangkal bunga jantan Gambar 9. Tinggi tanaman diukur
sampai tanaman berumur vegetatif penuh 5-6 MST. 3.5.2. Jumlah daun helai
Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka penuh dan mulai
terhitung setelah 3 MST pada tanggal 18 Januari 2016 dan penghitungan dilakukan setiap seminggu sekali. Jumlah daun tanaman dihitung sampai tanaman
berumur vegetatif penuh 5-6 MST 3.5.3. Tingkat kehijauan daun
Untuk mengukur tingkat kehijauan daun digunakan alat Minolta SPAD Gambar
10 . Daun yang diambil dari dua daun paling atas dan dekat dengan tongkol. Pengambilan dilakukan setelah tanaman saat umur vegetati penuh 5-6 MST
yaitu pada tanggal 8 Febuari 2016.
3.5.4. Indeks Luas Daun Pengukuran dilakukan pada taaman berusia 6 MST yaitu pada tanggal 8 Febuari
2016. Untuk mengukur indeks luas daun, diukur panjang dan lebar daun. Setelah itu dihitung dengan menggunakan rumus :
3.5.5. Bobot Tongkol Berkelobot g Pengukuran bobot tongkol berkelobot menggunakan timbangan. Diambil 5
sampel yang telat ditentukan. Timbang seluruh bobot tongkol tersebut. Pengamatan dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016.
3.5.6. Diameter tongkol cm Pengukuran diameter tongkol dengan mengukur diameter bagian pangkal, tengah
dan ujung bagian tongkol dengan menggunakan jangka sorong kemudian hasil dari pengukuran tersebut dirata-ratakan Gambar 11. Pengukuran diameter
tongkol dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016 3.5.7. Panjang Tongkol cm
Pengukuran panjang tongkol dilakukan secara manual dengan menggunakan
penggaris Gambar 12. Pengukuran dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016. ILD = Panjang x lebar daun maksimum x jumlah dauntanaman
Jarak tanam
3.5.8. Tingkat Kemanisan Jagung
o
Brix Pemgukuran dilakukan menggunakan refrraktometer pada tanggal 10 Maret
2016. Pipil jagung manis, lalu tumbuk sampai mengeluarkan cairan putih. Letakkan cairan tersebut ke lensa refraktometer, lalu lihat angka yang terdapat
pada refraktometer tersebut Gambar 13. 3.5.9. Produksi Per petak kg
Penimbangan produksi pepetak dilakukan pada tanggal 11 Maret 2016 dengan
menimbang seluruh tongkol kelobot yang dipanen pada petak panen. Produksi petak dihitung dari jumlah keseluruhan tongkol yang dihasilkan dari setiap
petaknya Gambar 14 3.5.10. Populasi mikroba 10
7
CFUml Penghitungan populasi mikroba dengan menggunakan metode cawan. Dalam
metode menggunakan media agar yang akan digunakan untuk menghitung populasi mikroba Gambar 15 . Mikroba yang yang dihitung adalah jumlah
bakteri dan fungi pada tanah yang telah diberikan perlakuan Lampiran 4.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemberian kombinasi pupuk anorganik tunggal dan pupuk hayati pada
jagung manis dapat mempengaruhi tanaman menjadi lebih tinggi, jumlah daun semakin banyak, tingkat kehijauan daun menjadi lebih hijau, indeks
luas daun semakin luas, tongkol menjadi lebih panjang, diameter tongkol menjadi lebih besar, bobot tongkol semakin berat, produksi perpetak
semakin besar, tingkat kemanisan jagung manis
o
Brix menjadi lebih manis dan populasi mikroba baik jamur dan bakteri semakin banyak.
2. Perlakuan K3 Pupuk anorganik tunggal 60 rekomendasi+Biomax Grow
konsentrasi 20 mll memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 12,38 kg7,5 m
2
atau 13,20 tonha.