Rancangan Penelitian Metode Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah metode eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto 20002:82, metode penelitian eksperimen merupakan penelitian tindakan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara penelitian dengan anggota kelompok sasaran. Dalam penelitian ini anggota kelompok sasaran, dibedakan menjadi dua macam kelompok, diantaranya: a. Kelompok eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif adalah kelas X-5 yang terdiri dari 44 siswa, dan b. Kelompok kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional adalah kelas X-6 yang terdiri dari 44 siswa. Adapun prosedur dan teknik eksperimen yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Langkah-langkah Pembelajaran Kelompok Eksperimen 1. Guru menerangkan konsep pelajaran, 2. Guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok 4 siswa, 3. Guru memberikan tugas yang dalam soal tersebut mencakup tugas individu, berpasangan dan kelompok, 23 4. Guru mengumpulkan tugas siswa dan menjelaskan jawaban yang tepat, 5. Setiap kelompok ditugaskan membuat soal, guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal–soal yang cocok, 6. Masing-masing kelompok mengirimkan satu utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya, 7. Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain, 8. Jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat soal. Langkah-langkah Kelompok Kontrol 1. Guru menerangkankan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas, 2. Siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat semua pada buku tulis, 3. Guru memberikan contoh soal dan memberikan latihan-latihan, 4. Pada akhir pelajaran guru biasanya memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. 3.2 Metode dan Objek Penelitian 3.2.1 Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Grobogan, yang terdiri dari tujuh kelas. Yang selanjutnya diasumsikan homogen dengan melihat hal-hal sebagai berikut: a. Menggunakan buku pegangan yang sama b. Kurikulum yang sama c. Diajarkan guru yang sama d. Tidak ada kelas yang unggul Berdasarkan data nilai mid semester 1 ketujuh kelas tersebut mempunyai rata-rata yang relatif sama, seperti pada tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Nilai Mid Semester 1 No Kelas n Rata-rata Varians 1 X-1 44 6.82 2.3045 2 X-2 43 7.21 1.9972 3 X-3 44 7.09 1.5063 4 X-4 43 6.90 2.0209 5 X-5 43 6.91 1.8094 6 X-6 44 6.73 2.2221 7 X-7 44 6.77 2.4672 Dari hasil uji homogenitas menggunakan uji Bartlet pada lampiran 3 diperoleh nilai χ 2 hitung = 3.415. Pada taraf kesalahan 5 dengan dk = 7-1 = 6, diperoleh χ 2 tabel = 12.59. Tampak bahwa nilai χ 2 hitung χ 2 tabel , yang berarti ketujuh kelas mempunyai varians yang relatif sama homogen. Dilihat dari hasil analisis varians diperoleh F hitung sebesar 0.6445. pada taraf kesalahan 5 dengan dk 1 = 6 dan dk 2 = 298, diperoleh F tabel sebesar 2.13. Dari analisis tersebut terlihat bahwa nilai F hitung kurang dari F tabel, yang berarti ketujuh kelas mempunyai rata-rata yang tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa ketujuh kelas anggota populasi mempunyai kondisi awal yang relatif sama.

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan secara cluster random sampling, yaitu mengambil 2 kelas dari 7 kelas secara acak. Pada kelompok I kelompok kelas eksperimen, siswa diberi model pembelajaran kooperatif dan kelompok II kelompok kelas kontrol, siswa diberi model pembelajaran konvensional. Secara acak diperoleh kelas X-5 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelompok kontrol. Hal ini juga didukung dengan perhitungan menggunakan uji homogenitas dan analisis varians yang menyimpulkan bahwa populasinya homogen dan berasal dari keadaan yang sama.

3.2.3 Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Bebas x, yaitu variabel yang mempengaruhi suatu kejadian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran konvensional. b. Variabel Terikat y, yaitu variabel sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar akuntansi pokok bahasan laporan keuangan pada siswa kelas X SMA Negeri I Grobogan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlikan dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah seperti yang tertulis pada bagan berikut ini Gambar 3.1. Bagan metode pengumpulan data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1.1 Teknik Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mengetahui daftar nama-nama siswa yang akan menjadi populasi penelitian dan daftar nama-nama siswa yang akan menjadi responden dalam uji coba instrument. Selain itu metode ini digunakan untuk mendapatkan data nilai mid semester kelas X SMA. Nilai Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data Alat pengumpula data instrumen Teknik dokumentasi Teknik test Tahap persiapan uji coba soal Tahap uji coba soal intrumen Tahap analisis uji coba soal inilah yang dimanfaatkan untuk menguji populasi dalam kondisi yang sama atau tidak dan sebagai pertimbangan dalam pengambilan samapel. 3.3.1.2 Teknik Tes Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar pada pokok bahasan Laporan Keuangan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk mencari perbandingan hasil belajar dari kedua sampel.

3.3.2 Alat pengumpulan data instrumen

3.3.2.1 Tahap persiapan uji coba soal 1 Materi dan bentuk tes Materi tes yang digunakan adalah materi kelas I semester 1 pikok bahasan laporan keuangan. Perangkat tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes bentuk uraian. 2 Metode penyusunan perangkat tes. Langkah-langkah dalam penyusunan perangkat tes adalah sebagai berikut: a menentukan tujuan instruksional umum, b membuat kisi-kisi soal, c mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan, d merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan, e menentukan jumlah waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal, f menetukan jumlah butir soal. 3.3.2.2 Tahap uji coba soal Untuk mengetahuai mutu perangkat tes yang telah dibuat, soal-soal yang telah dibuat diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa yang masih dalam populasi tetapi bukan siswa yang menjadi sampel. Tujuannya untuk mengetahui apakah item-item tes tersebut sudah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak. Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur hasil belajar harus memenuhi persyaratan tes yaitu validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. 1 Menghitung Validitas Validitas dari item soal dianalisis menggunakan rumus pearson product moment corelation, dengan rumus: } Y Y N }{ X X N { Y X - XY N r 2 2 2 2 xy ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ ∑ = Keterangan : r xy = koefisien korelasi skor item dan skor total N = banyaknya subyek ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total ∑XY = jumlah perkalian skor item dengan skor total ∑X 2 = jumlah kuadrat skor item ∑Y 2 = jumlah kuadrat skor total Hasil perhitungan r xy di konsultasikan pada tabel dengan taraf kesalahan 5, jika r xy r tabel maka item soal tersebut valid Suharsimi Arikunto, 2001 : 157. 2 Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran tes bentuk uraian dihitung dengan cara menentukan persentase siswa yang gagal menjawab dengan benar atau banyaknya siswa yang berada dibawah batas lulus passing grade. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan batas lulus ideal adalah 65 dari skor maksimal. Hal ini sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar yang menganggap bahwa siswa telah tuntas belajarnya jika telah mencapai skor 65 Tim UPT PPL UNNES, 2002. 102 Rumus yang digunakan adalah : 100 N W P x = Keterangan P = Tingkat kesukaran W = banyaknya siswa yang gagal menjawab benar N = jumlah peserta tes Tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : a. Jika jumlah siswa yang gagal mencapai 27 termasuk sukar b. Jika jumlah siswa yang gagal mencapai 28 - 72 termasuk sedang c. Jika jumlah siswa yang gagal mencapai 73 keatas termasuk mudah 3 Daya Pembeda Untuk menghitung signifikansi daya pembeda tes bentuk uraian digunakan teknik dengan menghitung pembedaan dua buah rata-rata yaitu antara kelompok atas dan kelompok bawah untuk stiap itemnya. Langkah- langkah yang dilakukan antara lain: 1 mengurutkan hasil uji coba dari skor tertinggi sampai skor terendah; 2 menentukan kelompok atas dan kelompok bawah; 3 menghitung signifikansi daya pembeda soal. Rumus daya pembeda soal yang digunakan sebagai berikut. 1 n n x x ML MH t i i 2 2 2 1 − Σ + Σ − = Keterangan : MH = skor rata-rata kelompok atas ML = skor rata-rata kelompok bawah Σx 1 2 = jumlah kuadrat deviasi individu dari kelompok atas Σx 2 2 = jumlah kuadrat deviasi individu dari kelompok bawah n i = 27 x N Zaenal Arifin, 1991 : 141 Setelah diperoleh harga t hitung , selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel . Jika t hitung t tabel maka dikatakan item dengan daya pembeda yang signifikan dan slain itu dikatakan dengan daya pembeda tidak signifikan. 4 Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus alpa sebagai berikut. ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 2 2 11 1 1 - k k r t b σ σ Keterangan : r 11 = reliabilitas yang dicari ∑σ i 2 = jumlah varians skor butir σ t 2 = variansi total k = banyaknya butir Suharsimi Arikunto, 2002 : 171 Hasil perhitungan r 11 di konsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf kesalahan 5, jika r 11 r tabel maka item soal tersebut reliabel. 3.3.2.3 Hasil Ujicoba Tes Tes ini sebelum digunakan untuk mengambil data pada kelompok sampel diujicobakan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini kedua instrumen diujicobakan di kelas X-7 sebanyak 40 siswa. Hasil analisis ujicoba soal dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Hasil Analisis Ujicoba Soal Validitas Daya pembeda Tingkat kesukaran No rxy Kriteria t hitung Kriteria TK Kriteria Kriteria soal 1a 0.507 Valid 1.981 Signifikan 20.00 Mudah Dipakai 1b 0.530 Valid 2.508 Signifikan 27.50 Sedang Dipakai 1c 0.349 Valid 2.412 Signifikan 47.50 Sedang Dipakai 2a 0.728 Valid 4.311 Signifikan 17.50 Mudah Dipakai 2b 0.806 Valid 16.090 Signifikan 35.00 Sedang Dipakai 2c 0.703 Valid 5.990 Signifikan 75.00 Sukar Dipakai 3a 0.252 Invalid 1.584 Insignifikan 87.50 Sukar Tidak dipakai 3b 0.311 Valid 1.480 Insignifikan 92.50 Sukar Tidak dipakai 3c 0.208 Invalid 0.645 Insignifikan 92.50 Sukar Tidak dipakai Dari hasil analisis ujicoba tersebut tampak bahwa dari 9 soal, terdapat 2 soal yaitu no 3a dan 3c mempunyai nilai r xy sebesar 0.252 dan 0.298 yang kurang dari r tabel pada α = 5 dan n = 40 yaitu 0.312, sehingga termasuk dalam kategori tidak valid. Dilihat dari daya pembedanya, no 3a, 3b dan 3 c dalam kategori tidak signifikan yang ditunjukkan dari nilai t hitung sebesar 1.584, 1.480 dan 0.645 yang t tabel 1.725. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa soal no 3a, 3b dan 3c tersebut tidak layak digunakan untuk pengambilan data, karena tidak valid dan tidak mampu membedakan siswa yang termasuk kemampuan tinggi dan berkemampuan lebih rendah. Dilihat dari tingkat kesukaran terdapat 4 soal yang sukar yaitu no 2c, 3a, 3b dan 3c, 3 soal yang sedang yaitu no 1b, 1c dan 2b dan 2 soal lainnya dalam aktegori mudah. Hasil analisis relibilitas, diperoleh koefisien relibilitas r 11 sebesar 0.611 r tabel 0.312 dengan n = 40 dan taraf kesalahan 5, yang berarti bahwa instrumen soal tersebut reliabel. Pada tahap pengambilan data selanjutnya maka soal yang digunakan adalah 1a, 1b, 1c, 2a, 2b dan 2c.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Tahap Awal Sebelum sampel diberi perlakuan maka perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas, dan uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata, hal ini dilakukan supaya berangkat dari titik awal yang sama. 3.4.1.1 Uji normalitas Setelah mendapatkan data awal dari nilai mid semester, maka data tersebut diuji kenormalannya apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah rumus chi kuadrat, yaitu: 2 χ = ∑ = Ε Ε − Ο k i i i i 1 2 Keterangan: 2 χ = harga chi kuadrat O i = frekuensi hasil pengamatan E I = frekuensi yang diharapkan k = jumlah kelas interval Derajat kebebasan untuk rumus ini adalah dk = k - 1. Jika 2 χ data kurang dari 2 χ 1- α k-1 dari tabel maka sampel dari populasi yang berdistribusi normal. Sudjana,1996: 273. 3.4.1.2 Uji homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Untuk menguji homogenitas digunakan uji Bartlett dengan statistik chi kuadrat dengan rumus : 2 χ = { } 2 log 1 10 ln ∑ − − Β Si ni Dengan : B = ∑ −1 log 2 ni S S 2 = ∑ ∑ − − 1 1 2 ni Si ni Keterangan : S 2 = Varians gabungan dari semua sampel S i 2 = Varians masing-masing kelompok atau kelas 2 χ tabel dengan dk = k – 1 dan taraf signifikan 5 jika 2 χ hitung 2 χ tabel , maka homogen. Sudjana, 1996: 263 3.4.1.3 Analisis varians Analisis varians, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kondisi awal populasi. Dalam analisis varians ini hipotesis statistik yang diuji adalah: Ho : μ 1 = μ 2 = μ 3 = . . .= μ k Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan uji F dengan bantuan tabel analisis varians seperti pada tabel berikut. Tabel 3. Tabel Persiapan Anava Sumber Variasi dk JK KT F hitung Rata-rata 1 RY RY : 1 Antar kelompok k-1 AY A = AY : k-1 Dalam kelompok Σni-1 DY D = DY : Σni-1 F = AD Total Σni ΣX 2 - - Sudjana, 1996: 305 Keterangan: RY = jumlah kuadrat rata-rata = ΣX 2 n AY = jumlah kuadrat antar kelompok = ΣXi 2 ni – RY JK tot = jumlah kuadrat total = ΣXi 2 DY = jumlah kuadrat dalam = JK tot – RY – AY Hasil uji F dikonsultasikan dengan F tabel , apabila F hitung F tabel dengan dk 1 =k-1 berbanding dk 2 = Σni-1 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti populasi mempunyai kondisi awal yang relatif sama. 3.4.1.4 Hasil Uji Mid Semester 1. Uji Normalitas Hasil uji normalitas data menggunakan chi kuadrat diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4. Data Hasil Uji Normalitas Data Kelas χ 2 hitung Dk χ 2 tabel Kriteria X-1 5.8199 3 7.81 Normal X-2 5.8793 3 7.81 Normal X-3 6.1422 3 7.81 Normal X-4 6.8171 3 7.81 Normal X-5 5.9179 3 7.81 Normal X-6 5.6081 3 7.81 Normal X-7 5.1993 3 7.81 Normal Sumber: Data yang diolah Terlihat dari tabel tersebut, nilai χ 2 hitung χ 2 tabel dengan dk 3 dan α = 5 yang berarti data-data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis ini, maka untuk menguji ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar mid semester siswa kelas X yang terdiri dari 7 kelompok kelas. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Dari hasil perhitungan uji homogenitas populasi pada lampiran 9 diperoleh 2 χ hitung = 3.4150 dan 2 χ tabel = 12.59 dengan dk = k-1 = 7-1 = 6, untuk α = 5, maka populasi mempunyai varians yang sama homogen karena 2 χ hitung 2 χ tabel . 3. Analisis Varians Analisis varians ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kondisi awal populasi. Hal ini dapat di lihat pada lampiran 10 dan 11 melalui uji kesamaan keadaan awal populasi dengan menggunakan perhitungan anava. Diperoleh dk = 305, JK = 15209.7000, F hitung = 0.6445 dan F tabel = 2.13. Karena F hitung F tabel maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan rata-rata dari ke-7 kelas anggota populasi. 3.4.2 Analisis tahap akhir Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda melalui prosedur penelitian sebagaimana 3.1, maka dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. 3.4.2.1 Uji normalitas data Setelah mendapatkan nilai tes akhir yang menunjukkan hasil belajar dari model pembelajaran kooperatif maka data tersebut diuji kenormalannya sebelum dianalisis lebih lanjut. Uji statistik yang digunakan adalah rumus chi kuadrat yaitu : 2 χ = ∑ = Ε Ε − Ο k i i i i 1 2 Keterangan: 2 χ = harga chi kuadrat i Ο = frekuensi hasil pengamatan i Ε = frekuensi yang diharapkan k = jumlah kelas interval Derajat kebebasan untuk rumus ini adalah dk = k - 1. Jika 2 χ data kurang dari 2 χ 1- α k-1 dari tabel maka sampel dari populasi yang berdistribusi normal.Sudjana,1996: 273. 3.4.2.2 Estimasi rata-rata hasil belajar Rumus yang digunakan adalah: n z x n z x σ μ σ γ γ . . 2 1 2 1 + − Keterangan: γ = koefisien kepercayaan γ 2 1 z = bilangan z didapat dari tabel normal baku untuk peluang γ 2 1 Sudjana,1996: 202 3.4.2.3 Uji Ketuntasan Belajar Siswa dikatakan telah menguasai materi jika memenuhi syarat ketuntasan belajar, yaitu jika telah mencapai skor 65 atau mendapat nilai 6,5. Hipotesis yang akan diuji adalah: H : μ ≤ 6,5 H 1 : μ 6,5 Rumus yang digunakan adalah: t = n S x μ − keterangan: x = rata-rata hasil belajar S = simpangan baku n = banyaknya siswa Kriteria pengujian adalah tolak H jika t hitung lebih besar t tabel dan terima H 1 dalam hal lainnya. Dengan taraf nyata α = 5, dk = n -1. Sudjana, 1996: 227. 3.4.2.4 Uji Beda Rata-rata Untuk menguji ada tidaknya perbedaan prestasi belajar akuntansi pokok bahasan laporan keuangan dari kedua kelompok menggunakan uji t dengan rumus: t = 2 1 2 1 1 1 n n s x x + − dengan: s 2 = 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 − + − + − n n s n s n Terima Ho jika –t 1-12 αn1+n2-2 t t 1-12 αn1+n2-2 Sudjana, 1996: 239 Uji t ini digunakan apabila kedua kelompok mempunyai varians yang sama, apabila secara signifikan terjadi perbedaan varians maka uji t yang digunakan adalah: 2 2 2 1 2 1 n s n s x x t 2 1 + − = Sudjana, 1996: 241 Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika diperoleh: 2 1 2 2 1 1 w w t w t w t + + Dengan w 1 = 1 2 1 n s , w 1 = 2 2 2 n s t 1 = t 1- αn1-1 t 2 = t 1- αn2-1 Keterangan: 1 x : Nilai rata-rata kelompok 1 2 x : Nilai rata-rata kelompok 2 s 1 2 : varians data pada kelompok 1 s 2 2 : varians data pada kelompok 2. n 1 : banyaknya subyek pada kelompok 1. n 2 : banyaknya subyek pada kelompok 2. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan statistik non parametrik yaitu uji u mann whitney. Sedangkan untuk menguji ketuntasan belajar dapat digunakan Wilcoxon.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sekilas SMA Negeri I Grobogan

SMA Negeri I Grobogan terletak di Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah dengan luas tanah 36.950 m 2 , dan berdiri pada tahun 1975, yang sebelumnya bernama SMPP Negeri 39. Kemudian berubah menjadi SMA Negeri 2 Purwodadi Grobogan pada tahun 1986. Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 1 September 1995 nama sekolah menjadi SMU Negeri I Grobogan dengan kategori Type B. Seiring dengan perubahan kurikulum 2004, sekarang berubah lagi menjadi menjadi SMA Negeri I Grobogan. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri I Grobogan dimulai jam 07.15 sampai dengan 13.45 WIB, dengan jadwal pelajaran yang disusun oleh wakil kepala sekolah bagian kurikulum. Sedang kegiatan ekstrakulikulernya dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar. Pada tahun ajaran 20042005 ini terdapat 892 siswa yang terdiri dari 305 siswa kelas X, 307 siswa kelas II dan 280 siswa kelas III. Sekolah tersebut diampu oleh 51 guru dan dibantu oleh 17 karyawan. 42

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA.

1 10 22

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 2 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN PERHITUNGAN KIMIA.

0 2 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN.

0 7 17

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI I PERBAUNGAN.

0 3 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 1 GALANG.

0 1 15

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.

0 1 23

(ABSTRAK) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif STAD dengan Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Redoks Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma N 1 Ungaran.

0 0 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN VIRUS KELAS X SMA MAKASSAR MULYA

0 0 79