2.2 KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap model pembelajaran
dengan media dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Adapun hasil penelitian tersebut antara lain :
a. Penelitian yang dilakukan Petrus Foudubun tahun 2010 yang berjudul “
2 + 9
= =
”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa permasalahan yang
muncul atau timbul sebagai kesenjangan antara tujuan dan kenyataan di SDN Lecari adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah,
motivasi belajar siswa masih rendah, dan kurangnya kerjasama. Hal ini disebabkan karena guru masih dominan dengan menggunakan metode ceramah
dan kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran selain itu, guru belum mampu dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang harus
digunakan dalam pembelajaran, guru juga kurang mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran pada situasi rill atau sekitar siswa sendiri sehingga,
permasalahan permasalahan tersebut yang menjadi kesenjangan muncul dalam fenomena pendidikan khususnya di SDN Lecari Sukorejo Pasuruan. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model
. Pada refleksi
awal sebelumnya penggunaan model , ditemukan bahwa dari
20 siswa hanya 1 yang mencapai standar ketuntasan belajar. Selain itu, presentase rata rata ketuntasan belajar klasikal mencapai 42,25. Hal ini
menunjukkan hasil belajar IPS belum mencapai standar ketuntasan belajar secara klasikal. Pada siklus I, dari 20 siswa; 12 orang 60 mencapai standar
ketuntasan belajar dan 8 orang siswa 40 belum mencapai ketuntasan belajar. Presentase rata rata ketuntasan belajar klasikal adalah 57,25 naik
15 dari pra tindakan. Pada siklus II, seluruh siswa 100 telah mencapai ketuntasan belajar, dengan presentase ketuntasan klasikal adalah 89,7,
meningkat 32,45 dari siklus I. b. Penelitian yang dilakukan oleh Jamina Limau tahun 2011 yang berjudul
“ + 9
”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa penerapan model
terhadap IPS kelas III Lesanpuro I Kota Malang, tema lingkungan materi pokok mengenal pengunaan
uang sesuai kebutuhan, aktivitas siswa dalam kelompok dengan mengunakan model
, hasil belajar siswa dari 46 siswa mengalami peningkatan nilai pra tindakan 63,91, siklus I 80,00 siklus II 94, 23.
Aktivitas kelompok siklus I 72,50.siklus II 72,58 maka, peneliti menyimpulkan bahwa peneliti telah berhasil melakukan penelitian sampai pada
siklus II. Hasil penelitian pra tindakan, siklus I, siklus II, meningkat dengan memperoleh nilai rata rata pra tindakan 63,91 sedangkan, hasil siklus I
memiliki nilai rata rata 80,00 dan pada siklus II sangat meningkat menjadi 94,23 dari hasil yang diperoleh maka jelas bahwa hasil dari aktivitas siswa
dinyatakan berhasil, dan aktivitas siswa di dalam kelompok pada siklus I dan siklus II juga meningkat karena hasil yang ditemukan pada siklus I adalah 72,
50 dan pada siklus II meningkat menjadi 72,58 . Pada temuan peneliti terdapat beberapa permasalahan yang harus diperhatikan oleh peneliti,
diantaranya permasalahan di dalam kelas dan cara mengatasinya pada siklus I dan siklus II.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ainur Rofiq tahun 2012 yang berjudul “
3 3
, ”.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus II. Peningkatan tersebut dari pra tindakan sebesar 60 menjadi 72 pada siklus I. Kemudian
meningkat menjadi 88 pada siklus II. Untuk peningkatan keterampilan berbicara juga mengalami peningkatan. Rata rata nilai siswa dari setiap
kelompok pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II selalu mengalami peningkatan walaupun sedikit. Pada pra tindakan, kelompok tinggi mempunyai
rata rata 66,25 menjadi 70,84 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 81,25. Kelompok sedang mempunyai rata rata pra tindakan sebesar
50, pada siklus I meningkat menjadi 66,15 dan menjadi 75,32 pada siklus II. Sedangkan, pada kelompok rendah pada pra tindakan dengan rata rata 35
menjadi 56,67 pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 66,46. Untuk aspek keterampilan berbicara yang mengalami peningkatan terbesar
adalah aspek keterampilan berbicara kejelasan dan volume suara. Sedangkan, aspek keterampilan berbicara yang kurang mengalami peningkatan adalah pada
aspek keterampilan berbicara alamiah. Diketahui pula bahwa peningkatan keterampilan berbicara siswa pada siklus I belum mencapai peningkatan
belajar secara klasikal yaitu 80, tetapi jika dibandingkan dengan persentase jumlah siswa yang tuntas belajar pada pra tindakan yaitu sebanyak 42 dan
jumlah siswa yang tuntas belajar setelah tindakan pada siklus I menjadi 67 maka, dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan belajar sebesar 25. Pada
siklus II dilakukan perbaikan terhadap kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan persentase
keberhasilan klasikal. Persentase pada siklus I yaitu 67 menjadi 83 pada siklus II atau dapat dikatakan mengalami peningkatan sebesar 16.
Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media
melalui aktivitas bernyanyi dan bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa. Bertolak dari kajian empiris tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model dengan media
efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Keseluruhan penelitian dalam kajian empiris
tersebut digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini yang berjudul “Peningkatan
Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model dengan Media
pada Siswa Kelas V SDN Gunungpati 03 Semarang”.
2.3 KERANGKA BERPIKIR