yaitu kehidupan berorganisasi. Nilai nilai yang terkandung dalam ruang lingkup tersebut meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat,
kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.
2.1.6 Pembelajaran PKn di SD
Corey mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja sehingga ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu juga. Untuk membantu siswa secara baik, guru
harus benar benar merencanakan pembelajaran secara matang, dan untuk ini guru harus mengetahui latar belakang dan kemampuan dasar siswa Ruminiati,
2007:1.14. Latar belakang siswa yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan
orangtua siswa perlu diketahui oleh guru, khususnya guru yang melaksanakan pembelajaran PKn. Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan
langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan efektif. Sedangkan sikap seseorang khususnya anak anak banyak dipengaruhi oleh
lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan teman bermainnya. Peneliti menyimpulkan pembelajaran PKn merupakan suatu kegiatan
yang dirancang oleh guru untuk membantu, membimbing dan memotivasi siswa mempelajari suatu informasi tertentu dalam suatu proses yang telah dirancang
secara masak mencakup segala kemungkinan yang berkaitan dengan mata pelajaran PKn dan materi yang terkait dalam pembelajaran PKn.
2.1.7 Model Pembelajaran
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, perlu adanya inovasi inovasi yang salah satunya
dengan menerapkan model model pembelajaran inovatif. Joyce dan Weil Rusman, 2012:133 berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Suprijono 2012:46 mengemukakan model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Sedangkan, Arends Suprijono, 2012:46 menyatakan model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan tujuan pembelajaran, tahap tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu
pola pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.
2.1.8 Model
Masalah dapat diartikan sebagai ketidakcocokan atau perbedaan anatara keadaan yang nyata dengan keadaan yang dikehendaki. Thobroni 2011:334
menyebutkan bahwa masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diinginkan. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir,
dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang orang atau
kelompok. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang ditetapkan dalam upaya
mengatasi situasi yang baru. Crow dan Crow Hamdani, 2011:84 menyatakan metode pemecahan
masalah adalan suatu cara menyajikan pelajaran dengan
mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Model pemecahan masalah merupakan model dalam
kegiatan pembelajaran dengan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama.sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Hamdani, 2011:84
Peneliti menyimpulkan adalah suatu cara dalam
mengajar yang melatih siswa untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang nantinya dapat dipecahkan sendiri maupun bersama kelompoknya.
Solso Wena, 2011:56 mengemukakan enam tahap dalam pemecahan masalah, yaitu.
a. Identifikasi permasalahan 2
b. Representasi permasalahan 2
c. Perencanaan pemecahan d. Menerapkanmengimplementasi perencanaan 8
e. Menilai perencanaan f. Menilai hasil pemecahan
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut.
Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Identifikasi Permasalahan
Memberi permasalahan pada siswa
Memahami permasalahan Membimbing siswa dalam
melakukan identifikasi permasalahan
Melakukan identifikasi terhadap masalah yang
dihadapi Penyajian
Permasalahan Membantu siswa untuk
merumuskan dan memahami masalah secara
benar Merumuskan dan
pengenalan permasalahan
Perencanaan Pemecahan
Membimbing siswa melakukan perencanaan
pemecahan masalah Melakukan perencanaan
pemecahan masalah Menerapkan
mengimplementasikan perencanaan
Membimbing siswa menerapkan perencanaan
yang telah dibuat Menerapkan rencana
pemecahan masalah
Menilai Perencanaan Membimbing siswa dalam
melakukan penilaian terhadap perencanaan
pemecahan masalah Melakukan penilaian
terhadap perencanaan pemecahan masalah
Menilai Hasil Pemecahan
Membimbing siswa melakukan penilaian
terhadap hasil pemecahan masalah
Melakukan penilaian terhadap pemecahan
masalah Sumber: Wena 2009:56
Gambar 2.1 Tabel Tahap Pembelajaran
Kelebihan Model Hamdani, 2011:86, yaitu.
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat. g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya
dunia kerja. Sedangkan kekurangan model
Hamdani, 2011:86, yaitu.
a. Memerlukan waktu yang lama, artinya memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan model pembelajaran lain. Hal ini dapat diatasi
dengan memilih kompetensi dasar yang lingkupnya tidak terlalu luas, sehingga alokasi waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran akan cenderung lebih
sedikit. b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal. Masalah mengenai keaktifan siswa
memang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran , namun hal ini dapat disiasati dengan menerapkan model pembelajaran
yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa seperti menerapkan pembelajaran sambil bermain agar siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran. Pemilihan kompetensi dasar yang terlalu luas juga berpengaruh pada mengorganisasikan materi
pelajaran, hal ini dapat disiasati dengan membagi materi pelajaran menjadi bagian bagian kecil yang saling berhubungan sehingga akan lebih terorganisasi
dan memudahkan dalam menyampaikan materi pelajaran.
2.1.9 Media Pembelajaran