19
bersahabat antara siswa dengan guru; 6 Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
2.1.6.3 Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin dalam Asma 2006: 27, kekurangan dari pembelajaran kooperatif adalah kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan
siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah kepada kekecewaan, hal ini disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.
Jarolimek Parker dalam Isjoni 2010: 25 mengemukakan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif antara lain: 1 Guru harus mempersiapkan
pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu; 2 Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang
cukup memadai agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar; 3 Selama diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang
dibahas meluas sehingga tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4 Diskusi kelas terkadang didominasi oleh satu orang saja sehingga siswa yang
lain menjadi pasif.
2.1.6.4 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur pembelajaran kooperatif menurut Roger dan Johnson dalam Suprijono 2011: 58-61 yaitu: pertama, saling ketergantungan positif positive
interdependence. Unsur ini menunjukkan bahwa keberhasilan tugas kelompok dalam pembelajaran kooperatif tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap
anggota kelompoknya. Kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok memungkinkan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas dengan baik
pula. Anggota kelompok yang memiliki kemampuan baik dapat membantu
20
temannya untuk menyelesaikan tugasnya. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
Kedua, tanggung jawab perseorangan personal responsibility. Setiap anggota harus memiliki tanggungjawab sesuai dengan tugasnya karena
keberhasilan kelompok ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan penilaian terhadap keberhasilan
kelompok. Ketiga, interaksi promotif face to face promotive interaction. Dalam
pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok berinteraksi secara tatap muka untuk saling membantu, membelajarkan dan bertukar informasi. Interaksi ini pada
akhirnya dapat menghasilkan saling ketergantungan positif antar anggota kelompok.
Keempat, komunikasi antar anggota interpersonal skill. Keterampilan berkomunikasi yang baik sangat diperlukan dalam pembelajaran kooperatif. Guru
harus dapat membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi karena tidak semua siswa memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik. Pembelajaran
kooperatif pada akhirnya dapat melatih siswa untuk berkomunikasi dengan baik dalam kelompoknya.
Kelima, pemrosesan kelompok group processing. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi
siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Pemrosesan kelompok bertujuan untuk meningkatkan peran anggota
dalam memberikan kontribusi terhadap kelompoknya untuk mencapai tujuan.
21
Unsur-unsur tersebut di atas merupakan hal yang sangat penting dan harus dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif. Agar pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal, maka kelima unsur dalam model pembelajaran koopertatif tersebut harus diterapkan.
2.1.6.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw