54 Gambar 2.
Pertunjukan Batombe di Rumah Gadang Pada hari penutupan pertunjukan tradisi kesenian Batombe dilakukan
penyembelihan seekor sapi atau kerbau yang kemudian dimasak dan pada malam harinya dilaksankan do’a dan makan bersama, acaranya juga dilakukan oleh raja
dan niniak mamak serta masyarakat lainnya, pada saat itulah semua acara alek atau pesta berakhir dan ditutup oleh raja atau datuk kembali.
3.2.1 Waktu Pertunjukan Kesenian Batombe
Pertunjukan kesenian tradisi Batombe ini biasanya diadakan pada saat upacara adat seperti Batagak Panghulu pengangkatan gelar penghulu, Rajo
mamacah galanggang Penobatan gelar Raja, Alek Intan Babungo Helat Perkawinan, Pahelo Baban Nan Barek mendirikan rumah adat atau Rumah
Gadang a.
Batagak Pangulu Pengangkatan Gelar Penghulu Biasanya pengangkatan gelar penghulu dilakukan untuk
menggantipenghulu yang lama dengan penghulu yang baru. Di samping denganalasan mengganti penghulu yang lama, pengangkatan
Universitas Sumatera Utara
55 penghulu bisa jugadilakukan untuk menambah jumlah penghulu. Jadi,
dalam acara batagakgadang atau batagak penghulu diadakan seni pertunjukan batombe yangdihadiri oleh khalayak ramai.
b. Penobatan Gelar Raja Rajo Mamacah Galanggang
Upacara adat penobatan gelar raja merupakan baralek gadang di NagariAbai. Seluruh raja, penghulu atau datuk dalam Nagari Abai
hadir dalamupacara ini. Oleh karenanya, diadakan kesenian yang meriah yaitu batombe.
c. Alek Intan Babungo Helat perkawinan
Kalau dilihat dari makna asal dari kata Alek Intan Babungo terdiriatas tiga kata yaitu, alek artinya helat, kenduri, perkawinan; intan
artinyasejenis permata yang elok warnanya; babungo artinya berbunga, terjadinyaperkawinan. Alek ini berlangsung selama satu
minggu di rumah gadangkedua belah pihak yang mengadakan alek perkawinan tersebut.
d. Pahelo Baban Nan BarekPendirian Rumah Gadang
Dalam pendirian rumah gadang, masyarakat Nagari Abai sertakaum persukuan masing-masing rumah gadang bergotong-royong
untukmengambil kayu dari hutan. Kayu dijadikan sebagai bahan baku pendiriantonggak maupun tiang rumah gadang. Untuk menumbuhkan
semangatdalam mendirikan rumah gadang, mereka saling berbalasan pantun satusama lainnya secara berpasang-pasangan antara kaum laki-
laki dan kaumperempuan.
Universitas Sumatera Utara
56
3.2.2 Pemain Tradisi Kesenian Batombe
Pada umumnya masyarakat Abai pandai Batombe. Hal ini sudah menjadi kegemaran bagi masyarakatnya yang memiliki jiwa seni. Dalam kesenian tradisi
Batombe tidak ditentukan secara mutlak jumlah pemainnya selama pertunjukannya berlangsuang, hanya saja jumlah pemain minimal dua orang
pendendang yaitu laki-laki dan perempuan kaum muda-mudi dan orang tua. Pemain juga bisa secara berkelompok, semuanya tergantung pada pemain dan
peminat pertunjukan kesenian tradisi Batombe. Untuk menjadi seorang pendendang kesenian tradisi Batombe, mereka tidak mendapatkan pendidikan
khusus, maksudnya mereka belajar dari menyaksikan pertunjukkan. Dari sini mereka akan melatih diri untuk bisa seperti pendendang dengan menyesuaikan
irama dan pantun-pantun dalam dendang, ataupun pantun ciptaan maupun karangan mereka sendiri. Menurut Izul 25, dalam memain kan Batombe tampa
latihanpun bisa, dalam memainkannya cukup dengan spontan apa yang rasanya cocok untuk dimainkan dan terbalas pantun yang disampaikan oleh lawannya,
kami pemain batombe tidak ada belajar, kami pandai memainkan batombe dengan sering mendengarkannya, begitulah cara kami belajar. Selai, itu keluarga kami
juga pandai memainkan Batombe, jadi saya dituntut untuk pandai memaikan Batombe, factor keturunan itulah menjadikan saya pandai mamainkan tardisi
kesenian batombe ini.
Universitas Sumatera Utara
57 Gambar 3.
Pertunjukan kesenian tradisi Batombe di Rumah Gadang
Menurut Datuak Bandaro Kayo, para pemain kesenian tradisi Batombe ini tidak dibatasi umur untuk mengikuti pelaksanaanya. Asal bisa mendendangkan
pantun maka ia sudah bisa dikategorikan sebagai pemain. Keunikan pertunjukan ini, pantun didendangkan oleh para pemain tanpa teks. Para pemain bebas
mendendangkan pantun ciptaan mereka sendiri. Hal ini sebagai wujud kreasi serta imajinasi dalam pertunjukan. Di dalam pertunjukan, peran dan fungsi ninik
mamak sebagai kepala kaum dan tungganai laki-laki dan tungganai perempuan sangat dibutuhkan untuk mengawasi jalannya pertunjukan kesenian traidsi
Batombe berlangsung. Hal ini dilakukan supaya tidak ada perbuatan yang menyimpang dari norma adat dan agama dalam Kenagarian Abai.
Universitas Sumatera Utara
58 Gambar 4.
Pemain kesenian tradisi Batombe di Rumah Gadang
Gambar 5.
pemain kesenian tradisi Batombe di Rumah Gadang
3.2.3 Tempat Pertunjukan Tradisi Kesenian Batombe