interpretasi agama, tradisi dan kebiasaan. Proses marginalisasi yang mengakibatkan kemiskinan, sesungguhnya banyak sekali terjadi dalam
masyarakat dan negara yang menimpa kaum laki-laki dan perempuan, yang disebabkan oleh berbagai kejadian, misalnya penggusuran, bencana
alam atau proses eksploitasi. Konsep gender diatas menjelaskan bahwa ketidakadilan gender
yang termanifestasi dalam subordinasi dan marginalisasi juga dialami oleh perempuan yang menikah campuran dengan Warga Negara Asing.
Perempuan menjadi nomor dua setelah laki-laki di dalam masyarakat patriarki, sehingga perempuan sulit berkembang karena kurangnya akses,
akhirnya terasing dalam dunianya sendiri. Penomorduaan terhadap perempuan inilah yang menyebabkan permpuan mngelami pemiskinan
yang biasa disebut sebagai marginalisasi. Pemiskinan tersebut yang akhirnya membuat permpuan melakukan suatu tindakan yang menurutnya
bisa mengangkat derajatnya, salah satunya dengan cara menikah dengan Warga Negara Asing.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan dimensi-dimensi kajian utama, faktor- faktor kunci dan hubungan-hubungan antara dimensi-dimensi yang disusun
dalam bentuk narasi atau grafis. Kerangka berfikir dianalogikan oleh peneliti untuk melakukan penelitian berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin
dicapai, selain juga berfungsi membantu supaya tidak terjadi penyimpangan dalam penelitian. Berikut adalah kerangka berfikir penelitian ini:
Bagan 1. Kerangka Berfikir Desa Teluk Awur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara menjadi salah
satu wilayah sentra kerajinan ukir di Jepara. Perusahaan-perusahaan meubel ukir banyak berdiri di wilayah sekitar Desa Teluk Awur. Penduduk setempat
Desa Teluk Awur banyak yang mendirikan perusahaan meubel sendiri, tapi perusahaan meubel ini masih dalam skala kecil. Perusahaan meubel yang
sudah besar biasanya didirikan oleh investor yang berasal dari luar negeri, karena strategi mereka yang cukup bagus, selain itu juga mempunyai modal
yang besar. Investor asing ini mau tidak mau harus menetap sementara di Jepara, sehingga di Jepara banyak dijumpai Warga Negara Asing yang yang
Masyarakat Desa
l k
Industri Meubel
ki
Perempuan Teluk Awur
Pria Warga Negara Asing
Exchange Theory
dan Konsep
G
d Kawin
C
Alasan Faktor
Pen ebab Bentuk dan
Proses P
k i
Implikasi Investor Asing
tinggal di sekitar pemukiman penduduk dan membaur dengan penduduk setempat. Kondisi inilah yang memicu terjadinya pernikahan campuran
antara Warga Negara Asing yang bekerja sebagai investor dengan perempuan setempat yang dalam hal ini adalah perempuan Desa Teluk Awur. Penulis
dalam penelitian ini ingin mengetahui tentang alasan atau faktor penyebab perempuan Desa Teluk Awur memilih menikah dengan Warga Negara Asing,
bentuk dan proses pernikahan campur yang ada di Desa Teluk Awur, serta implikasi yang muncul akibat dari adanya pernikahan campur. Hasil dari
penelitian ini akan dianalisis menggunakan teori pertukaran dan konsep gender.
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Dasar Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2007: 4, menjelaskan metode kualitatif sebagai metode yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku orang yang diamati. Artinya data yang dianalisis didalamnya berbentuk deskriptif dan tidak berupa angka-
angka seperti halnya pada penelitian kuantitatif. Metode kualitatif memudahkan penulis dalam menuangkan hasil
temuan di lapangan yaitu mengenai kawin campur yang terjadi di Desa Teluk Awur. Data yang di peroleh penulis selama di lapangan seperti data mengenai
gambaran umum lokasi penelitian, kehidupan seputar pernikahan campuran, hasil pengamatan serta wawancara akan disajikan oleh penulis dalam bentuk
deskriptif menggunakan kata-kata. Penulis dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang diinginkan
dengan cara turun ke lapangan, mengamati secara langsung serta menanyakan secara mendalam. Penulis mencari data secara menyeluruh dari berbagai
sumber yang meliputi pelaku pernikahan campuran, kepala Desa, masyarakat umum, serta orang tua dari pelaku pernikahan campuran. Data yang diperoleh
dari berbagai sumber tersebut kemudian dikumpulkan dan di bandingkan,