Trauma Karena Kegagalan Menikah dengan Orang Indonesia

Homans menyebutkan salah satu pertukaran ganjaran yang berbentuk intrinsik yaitu dapat mempertinggi harga diri. Alasan prestise yang dipilih perempuan dalam menikah dengan Warga Negara Asing ternyata masuk dalam salah satu bentuk pertukaran non material. Menikah dengan Warga Negara Asing dianggap sebagai sebuah pertukaran, karena bagi perempuan yang menikah dengan Warga Negara Asing akan mendapatkan ganjaran berupa naiknya status sosial di dalam masyarakat. Pertukaran ini tentu saja menyangkut dua belah pihak, yaitu perempuan yang mempunyai kepentingan, serta Warga Negara Asing yang telah memberikan ganjaran berupa status sosial kepada si perempuan. Perempuan tentu akan memberikan balasan yang seimbang kepada Warga Negara Asing, balasan tersebut sebagai tanda balas jasa atas naiknya status sosial perempuan desa Teluk Awur yang diberikan Warga Negara Asing karena telah menikahi perempuan tersebut. Imbalan yang diberikan perempuan kepada Warga Negara Asing akan disesuaikan dengan keinginan dari Warga Negara Asing tersebut, sehingga terjadilah sebuah pertukaran yang simetris.

3. Trauma Karena Kegagalan Menikah dengan Orang Indonesia

Alasan di dalam menjalankan sebuah pernikahan campuran antara satu orang dengan orang yang lain mempunyai perbedaan. Hal ini dikarenakan oleh latar belakang orang tersebut dalam memutuskan suatu pernikahan. Satu diantara alasan lain yang dialami oleh Ibu NA adalah karena trauma menjalankan pernikahan dengan orang Indonesia. Pernikahan yang sempat dijalani oleh Ibu NA dengan Sy, seorang laki-laki tetangga Desa Ibu NA, berakhir pada sebuah perceraian. Menurut cerita NA, selama menjalani pernikahan dengan Sy, beliau selalu mendapatkan perlakuan over protective dari mantan suaminya itu. Ibu NA tidak diperbolehkan berbicara dengan laki-laki yang tidak suaminya kenal, apalagi sampai pergi berdua dengan orang tersebut. Menurut beliau, suaminya yang terdahulu bukan laki-laki yang berasal dari kalangan keluarga yang sangat agamis, melainkan memang suaminya yang mempunyai sifat pencemburu yang sangat berlebihan. Ibu NA tidak hanya merasakan satu atau dua kali saja diperlakukan over protective, akan tetapi sudah berulang kali mulai sejak berumah tangga, bahkan sejak masih pacaran, hingga Ibu NA merasa sudah tidak kuat lagi diperlakukan seperti itu terhadap suaminya. Pengalaman yang telah dialami oleh Ibu NA tersebut yang akhirnya membuat Ibu NA trauma menjalankan pernikahan dengan orang Indonesia. Beliau takut apabila menjalankan pernikahan dengan orang Indonesia, maka beliau akan mendapatkan perlakuan yang sama, yang berakhir pada sebuah perceraian. Mulai dari situlah, Ibu NA ingin memiliki suami yang berasal dari luar negeri. Menurut beliau, orang luar negeri adalah orang yang bebas, dan tidak akan mengatur kehidupannya nanti. Setiap orang mempunyai alasan tersendiri dalam menentukan pilihan hidupnya, begitu pula Ibu NA beserta alasan yang dipilih untuk menentukan hidupnya. Berikut adalah hasil wawancara dengan NA: Aku ndek kae ki pegat karo bojoku goro-goro dilarang-larang karo bojoku omong-omongan karo wong-wong sing ora dikenal bojoku, opo meneh nek nganti lungo bareng. Mosok aku arep golek bojo koyo ngono meneh si Mbak, ngko nek aku koyo ngono neh terus opo bedane bojoku wingi karo bojoku sing anyar. Makane aku golek bojo ki sing bebas, sing ora ngelarang- ngelarang ngono, yo akhire entuk bojoku sing saiki kui. Saya dulu itu cerai dengan suami saya gara-gara dilarang-larang sama suami saya berbicara dengan orang-orang yang tidak dikenal suami saya, apalagi kalau sampai pergi bareng. Masak saya mau mencari suami kaya begitu lagi sih Mbak, kalau saya seperti itu terus apa bedanya suamiku kemarin dengan suamiku yang sekarang. Makanya saya mencari suami yang bebas, yang tidak melarang-larang gitu, ya akhirnya saya dapat suami saya yang sekarang ini. Wawancara tanggal: 3 April 2013 Ibu NA sebenarnya memilih menikah dengan suaminya saat ini karena sudah merasa nyaman. Ibu NA tidak harus bersembunyi- bersembunyi lagi apabila harus berkomunikasi dengan teman lamanya. Kenyamanan yang diberikan suaminya pada waktu sebelum menikah, ternyata telah menarik perhatian Ibu NA. Traumatik yang dirasakan Ibu NA yang membuatnya mengenal suaminya saat ini yang berasal dari Italia. Beliau menikah dengan Warga Negara Asing dengan harapan beliau akan mendapatkan rasa kenyamanan dari Warga Negara Asing tersebut, salah satunya yaitu dengan kebebasan yang diberikan suaminya untuk bergaul dengan siapa saja.

4. Hamil di Luar Nikah