Depnaker merupakan salah satu departemen pemerintah yang membawahi bidang ketenagakerjaan, termasuk permasalahan
keselamatan dan kesehatan kerja seluruh tenaga kerja Indonesia. Salah satu produk perundang – perundang dari lembaga ini adalah UU No.1
Tahun 1970, tentang keselamatan dan kesehatan kerja. b. Departemen Pertambangan dan Energi
Dunia pertambangan diindonesia diawasi dan dibina langsung oleh depertamen ini. Produk perundang – undang mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja yang dihasilkan dari depertamen ini adalah 555.KM.PE261995.
c. Departemen Pekerjaan Umum Departemen ini bertanggung jawab terhadap pengawasan pekerjaan –
pekerjaan yang bersifat umum, termasuk sektor konstruksi. Beberapa peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja telah dikeluarkan
oleh lembaga ini, yaitu surat keputusan bersama manaker dan PU No. Kep 174Men86 No.104KPTS1986 tentang K3 kegiatan konstruksi.
8.5. Isu-Isu Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Kegiatan pertambangan, selain menimbulkan dampak lingkungan, ternyata menimbulkan dampak sosial yang komplek. Oleh sebab itu, AMDAL
suatu kegiatan pertambangan harus dapat menjawab dua tujuan pokok World Bank, 1998 :
1. Memastikan bahwa biaya lingkungan, sosial dan kesehatan
dipertimbangkan dalam menentukan kelayakan ekonomi dan penentuan alternatif kegiatan yang akan dipilih.
2. Memastikan bahwa pengendalian, pengelolaan, pemantauan serta
langkah-langkah perlindungan telah terintegrasi di dalam desain dan implementasi proyek serta rencana penutupan tambang.
United Nations Environment Programme UNEP, 1999 menggolongkan dampak-dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan
sebagai berikut : 1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan
141
2. Perlindungan ekosistemhabitatbiodiversity di sekitar lokasi pertambangan.
3. Perubahan landskapgangguan visualkehilangan penggunaan lahan 4. Stabilisasi site dan rehabilitasi
5. Limbah tambang dan pembuangan tailing 6. Kecelakaan terjadinya longsoran fasilitas tailing
7. Peralatan yang tidak digunakan , limbah padat, limbah rumah tangga 8. Emisi Udara
9. Debu 10. Perubahan Iklim
11. Konsumsi Energi 12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
13. Buangan air limbah dan air asam taminasi 14. Perubahan air tanah dan kontaminasi
15. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat kerja
16. Kebisingan 17. Radiasi
18. Keselamatan dan kesehatan kerja 19. Toksisitas logam berat
20. Peninggalan budaya dan situs arkeologi 21. Kesehatan masyarakat dan pemukiman sekitar tambang
8.6. Aktifitas Pertambangan Ramah Lingkungan
Kalangan usaha pertambangan sebenarnya dapat berbuat banyak untuk mendukung mewujudkan masa depan kehutanan Indonesia yang lestari.
Dukungan perusahaan pertambangan dapat dimulai sejak awal beroperasinya perusahaan tersebut yang telah menyatakan komitmennya sebagai perusahaan
pertambangan yang ramah lingkungan. Perusahaan pertambangan sebagai perusahaan yang mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam
seharusnya sejak awal mempertimbangkan aspek lingkungan dan aspek sosial masyarakat dalam kegiatan usahanya.
142
Perusahaan pertambangan seharusnya tidak hanya mengupayakan aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan dan aspek sosial.
greenmining- Ketiga aspek yang menjadi pilar utama dalam pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan tersebut harus menjadi perhatian yang
seimbang oleh pelaku usaha pertambangan. Dalam aspek lingkungan, perusahaan pertambangan sejak awal
seharusnya memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL yang telah dibuatnya, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No: 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha danatau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL. Kegiatan usaha pertambangan
umum dengan luas perizinan KP di atas 200 hektar atau luas daerah terbuka untuk pertambangan di atas 50 hektar kumulatif per tahun wajib dilengkapi
dengan AMDAL. Hal ini sangat diperlukan untuk menghindari bukaan lahan yang terlalu luas.
Potensi dampak penting terhadap lingkungan dari usaha pertambangan umum antara lain merubah bentang alam, ekologi dan hidrologi. Kemudian,
lama kegiatan usaha tersebut juga akan memberikan dampak penting terhadap kualitas udara, kebisingan, getaran apabila menggunakan peledak, serta
dampak dari limbah cair yang dihasilkan. Untuk eksploitasi produksi batubaragambut lebih dari 250.000 tontahun, bijih primer lebih dari 250.000
tontahun dan bijih sekunderendapan alluvial lebih dari 150.000 tontahun semuanya wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Selain hal di atas, ada beberapa hal penting yang perlu mendapatkan perhatian perusahaan pertambangan agar dapat menjadi perusahaan yang
ramah lingkungan. Pertama, perusahaan pertambangan harus mengelola sumber daya alam dengan baik dan memelihara daya dukungnya agar
bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi. Kedua, perusahaan pertambangan perlu meningkatkan pemanfaatan
potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan, dengan menerapkan
teknologi ramah lingkungan. Ketiga, perusahaan pertambangan perlu
143
mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan dan
keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang,
yang pengusahaannya diatur dengan undang-undang. Keempat, perusahaan pertambangan perlu menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan
pelestarian kemampuan keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat pulih.
8.7. Aspek Lingkungan Dalam AMDAL Bidang Pertambangan