PENGEMASAN VAKUM TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.1. Komposisi cumi-cumi per 100 gram Komposisi Satuan Jumlah a Jumlah b Energi Kalori 75 Kadar air gram 82,0 81,8 Protein gram 15,3 15,6 Lemak gram 0,8 1,0 Kadar abu gram 1,2 1,5 Karbohidrat gram 0,7 Kalsium mg 15 18 Phospor mg 194 170 Besi mg 1,0 0,2 Natrium mg 176 200 Kalium mg 266 290 Retinol mg 15 Tiamin mg 0,03 Riboflavin mg 0,008 Niasin mg 32 Sumber: a FAO 1972 b Okuzumi dan Fujii 2000

2.2. PENGEMASAN VAKUM

Tujuan dari pengemasan pangan adalah untuk melindungi produk dari lingkungan sekitarnya dalam rangka peningkatan mutu simpan. Menurut Buckle et al 1988, pengemasan bahan pangan harus memperlihatkan lima fungsi-fungsi utama : 1 Harus dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya 2 Harus memberikan perlindungan pada bahan pangan terhadap kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar 3 Harus berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan. Hal ini berarti bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai pada mesin-mesin yang ada atau yang baru akan dibeli atau disewa untuk keperluan tersebut 4 Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, di mana bukan saja memberi kemudahan pada konsumen misalnya kemudahan dalam membuka atau menutup kembali wadah tersebut, tetapi juga harus dapat mempermudah pada tahap selanjutnya selama pengolahaan di gudang dan selama pengangkutan untuk distribusi. Terutama harus dipertimbangkan dalam ukuran, bentuk dan berat dari unit pengepakan 5 Harus memberi pengenalan, keterangan dan daya tarik penjualan. Unit-unit pengepakan yang dijual harus dapat menjual apa yang dilindunginya dan melindungi apa yang dijual. Sistem pengemasan dengan gas hampa tekanan kurang dari 1 atm yang dilakukan dengan mengeluarkan oksigen dari kemasan Syarief dan Halid., 1989, dikenal sebagai kemasan vakum. Kemasan vakum dibuat dengan memasukkan produk ke dalam plastik, diikuti dengan pemompaan udara keluar kemudian ditutup dan setelah itu plastik kemasan direkatkan dengan panas Jay, 2000. Proses pengvakuman dalam kemasan bertujuan untuk menurunkan kandungan udara di dalam kemasan, termasuk oksigen. Kandungan oksigen yang rendah terbukti mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Menurut Petersen et. al . 1999 rendahnya oksigen yang terdapat dalam kemasan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan mikroba seperti Pseudomonas , Moraxella , Acinetobacter, Flavobacterium dan Cytophaga. Ketersediaan oksigen dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Kapang bersifat aerobik sedangkan sebagian besar khamir bersifat aerobik fakultatif. Bakteri sendiri ada yang bersifat aerobik maupun anaerobik . Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, mikroorganisme dapat dibedakan atas tiga grup Fardiaz dan Haryadi, 1997, yaitu: • aerob : hanya dapat tumbuh jika terdapat oksigen di lingkungannya • anaerob : tidak memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya, terhambat dan sangat sensitif dengan adanya oksigen • anaerob fakultatif : dapat tumbuh tanpa atau dengan adanya oksigen. Khusus untuk produk-produk perikanan, Saccharow dan Griffin 1980 menjelaskan bahwa bahan pengemas harus dapat i mengurangi oksidasi lemak; ii mengurangi dehidrasi; iii menekan kerusakan akibat bakteri dan bahan kimia; iv menghilangkan tetesan; dan v mencegah penyebaran bau.

2.3. KEMASAN PLASTIK