Keadaan Umum Desa Krakal
Saat ini kesenian Jamjaneng juga masih menjadi hiburan yang menarik bagi warga Dusun Pedurenan Desa Krakal, Alian, Kebumen.
Dalam pertunjukannya warga selalu datang berbondong-bondong untuk menikmatinya. Menurut Bapak Sunarto wawancara 13 Oktober
2014, selain untuk hiburan saat acara sholawatan, pengajian atau penyampaian tausiah dalam acara peringatan hari besar Islam,
Jamjaneng juga menjadi hiburan untuk hajatan bagi warga yang mengundang kesenian tersebut.
3. Sebagai sarana komunikasi Sesuai dengan tujuan awalnya, kesenian Jamjaneng digunakan
sebagai media dakwah untuk menyebarkan Agama Islam di daerah Kebumen. Kesenian Jamjaneng digunakan untuk menarik waga
masyarakat untuk berkumpul di suatu tempat dan selanjutnya menerima ajaran dari para ulama serta tokoh yang menyebarkan Islam
pada saat itu. Saat ini, kesenian Jamjaneng juga masih digunakan sebagai
sarana berkomunikasi dan berkumpul warga. Baik itu bagi para pemainnya yaitu pada saat berlatih dan pementasannya, maupun bagi
masyarakat yang menyaksikan saat acara-acara yang menampilkan kesenian Jamjaneng. Para pemain kesenian Jamjaneng berlatih rutin
satu kali dalam satu minggu, dan setiap hari apabila mendekati hari pementasan. Hal itu digunakan selain untuk menambah keterampilan
dalam bermain dan kekompakan, juga untuk sarana komunikasi dan bertukar pikiran antar pemainnya.
Warga masyarakat juga menggunakan kesenian Jamjaneng sebagai sarana komunikasi dan berkumpul pada saat pementasannya.
Di sana mereka dapat menikmati kesenian tersebut sekaligus beribadah dan berkumpul satu sama lain. Hal ini seperti pendapat
yang diungkapkan oleh Bapak Sunarto dalam wawancara, beliau menyatakan bahwa;
“… Jamjaneng itu masih digunakan warga utamanya untuk berkomunikasi, bersilaturahim, dan pertemuan saat berlatih
maupun pertunjukannya…”
4. Sebagai pendidikan norma sosial dan norma agama Sebagai pendidikan norma agama, kesenian Jamjaneng menjadi
sarana syiar dan penjelasan ilmu dan norma agama. Selain itu, kesenian Jamjaneng juga menjadi pendidikan norma sosial
masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari syair lagu yang dibuat, syair lagu yang dibuat memiliki ketentuan yang harus mengandung
pesan dan tuntunan tentang pendidikan norma-norma sosial yang baik, sehingga masyarakat yang mendengarkan dan menikmati kesenian
tersebut dapat mempelajari norma-norma agama dan sosial yang baik untuk diamalkan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Bapak Muhriyanto dalam wawancara, beliau menyatakan bahwa;
“Jamjaneng tentunya menjadi pendidikan norma bagi masyarakat, hal ini dapat dilihat dari lirik lagunya, selain