Pengembangan Diri Vokal Panjang

- 21 - pendidikan dan pengajaran ditempatkan pada posisi yang bersebrangan maka pengajaran hanya sebagai sa – lah satu aspek latihan dan pendidikan. Hanya perbe – daan ini akan semakin kabur bilamana masing-masing posisi bergeser untuk saling mendekati sehingga per – bedaannya bukan perbedaan kategorik melainkan ber – sifat nuansif. Secara luas pendidikan dapat diartikan semua pengalaman hidup 61 maka pendidikan merupa – kan segala sesuatu yang menyertai dan melingkupi murid. Karena itu, kehidupan manusia murid dapat dikatakan sebagai produk latihan dan pendidikan. 62 Pendidikan Islam secara terminologis diwakili oleh term al-tarbiyah ةةةيبرتلا, al-ta li m ميةة عتلا dan al- ta di b بةةي د ءاةتلا . Term-term itu sering dipergunakan secara bergantian dengan makna pendidikan Islam. Raghib al-Isfahani mengartikan tarbiyah -dianggap berasal dari akar kata yang sama dengan kata rabb memelihara atau membesarkan, 63 adalah memelihara sedikit demi sedikit hingga sempurna. 64 Di samping itu Hasan Langgulung dapat menerima term ta li m مي عتلا -- berasal dari kata alima مةةة ع mengetahui 65 berarti 61 Ruper C. Lodge, Philosophy…, hlm. 2-5. 62 Abdullah, The Idea of Universality of Ethical Norm in Kant and Ghazali, Ankara: Kutlu Dogu a, 199 , hlm. 112. 63 Hans Wehr, a Dictionary …..,. hlm. 320. 64 Raghib al-Ishfahani, Mu jam al-Mufradat al-Qur an, Birut: Dar al-Fikr [tt], hlm. 40. 65 Hans Wehr, a Dictionary …..,. hlm. 10. - 22 - mengetahui hakikat sesuatu- 66 dalam arti pendidikan. Dasarnya mengacu pada surah al-Baqarah2 ayat 31, tentang penciptaan khali fah. 67 Akan tetapi Nuqaib al- Attas tidak menerima sepenuhnya term tersebut di atas dan lebih cenderung mempergunakan term al-ta di b بةةةيدأتلاpendidikan berasal dari kata aduba دا mendidik 68 dengan arti pengenalan dan pengeta– huan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam keteraturan penciptaan sedemikian rupa sehing – ga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan penge – tahuan tempat Tuhan yang tepat dalam tata wujud dan ke- priadaannya 69 Makna ini menyiratkan pendidikan Islam sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman empirik sebagai sarana memperoleh pengetahuan dan pengenalan terhadap al-Khaliq. Ali Ashraf mengartikan pendidikan Islam adalah aktivitas manusia mewujudkan sifat Tuhan dalam dirinya de – ngan melatih sensibilitasnya sedemikian rupa sehingga 66 Ibid, 67 : رق لا مي حلا 1 - 2 كناح س ا لاق مي علا تنا كتا ا ت ع ام اا ا ل م عا مث اهاك ءا ساا دا م ع ة لا ى ع م ضرع Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama dan dibawalah nama-nama itu kepada malaikat. Mereka berkata: Mahasuci Engkau, tak adalah pengetahuan kami melinkan apa-apa yang Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. al-Baqarah2: 31-32. 68 Hans Wehr, a Dictionary …..,. hlm. 10. 69 Syed Muh}}ammad Nuqaib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam,......., hlm. 8. - 23 - prilakunya diatur oleh nilai- nilai etika Islam . 70 Dalam definisi ini terkadung makna peningkatan pengeta – huan, mempertajam perasaan dan menambah keteram – pilan disamping membangun kemampuan berkomuni – kasi dengan al-Kha liq pencipta. Dengan demikian pendidikan Islam adalah aktivitas murid yang berhu – bungan secara interaktif dengan konteksnya baik eks – ternal maupun internal, material maupun spiritual. Kehidupan seorang murid dengan segala aktivi – tasnya sangat berhubungan erat dengan aspek spiri – tualnya maka aspek ini dapat mengalami proses pendi – dikan baik secara potensial maupun aktual yang diperankan oleh akal-akal atau cahaya-cahaya. Akal ini dapat berhubungan dengan akal yang lebih tinggi un – tuk mencapai wujud baru karena dalam tataran wujud ini akal-akal itu saling inklusif. 71 Pergerakan menuju wujud ini bersifat kumulatif dan tidak saling menega – sikan. Pada akhirnya akal manusia itu bersatu dengan akal aktif atau paling tidak dapat dipengaruhinya. 72 Dalam pandangan Ibn Bajah dan Ibn Thufail bahwa manusia dapat berhubungan dengan akal ini atau da- 70 Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, penterj.: Sori Siregar, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1989, hlm. 23. 71 Fazlurrahman, The Philosophy of Mulla Sadra, ...; hlm. 232, dan M.M. Sharif, A History of Muslim Philosophy. Delhi: Law Price Publisher, 1995, hlm. 939-957. 72 Hosen Nasr, An Introduction to Islamic Ontological Doctrines , ….., hlm. 201. - 24 - pat berhubungan dengan Tuhan melalui pengemba – ngan potensinya. 73 Sebagai akibat bahwa alam supranatural itu ber – beda dari alam material 74 maka pengetahuan dan pengalaman dari alam ini hanya bisa dicapai dengan aspek spiritual. Oleh karena itu dalam kehidupannya seorang murid tidak semata dapat menerima pengeta – huan dan pengalaman empirik dan logis semata tetapi juga penghayatan dan pengalaman ghaybiyat melalui aspek spiritualnya. Bagi al-Suhrawardi pengetahuan dan pengalaman itu harus mendatangkan kepastian yaqi n dan bersifat apokaliptik penyingkapan dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang esensi objeknya diketahui melalui musya hadah, dan atau melalui hubungan subjek dan objek secara langsung. Hal ini terjadi karena wujud yang lebih atas mendominasi dan menyinari wujud di bawahnya. Ke – tika wujud spiritual seorang murid menjadi subordi – nasi wujud di atasnya, dan murid terbebas dari ke – rangka kesadaran fisikal maka ia menjadi jiwa abstrak yang sanggup menerima pengetahuan yang tidak terbatas 75 karena terbukanya hijab اجحلاtabir. 76 73 Ibrahim Madkur, Fi Falsafah al-Islamiyah , …., hlm. 2-55. 74 Mehdi Hai ri Yazdi, Ilmu Hudhuri..., hlm. 45. 75 Hossein Ziai, Filsafat Iluminasi, Penterj.: Afif Muhammad dan Munir, Bandung: Zaman Wacana Mulia, 1988, hlm. 99. 76 Ibrahim Madkur, Fi Falsafah al-Islamiyah , …,., hlm. 58. - 25 -

D. Kepribadian Muslim

Kepribadian dapat berarti: wujud, kualitas, sifat, identitas, watak, keadaan, realitas yang berhubungan dengan seseorang secara khusus dan berasal dari Tuhan 77 pada masing-masing orang. Atau dapat diarti – kan dengan karakter seseorang secara menyeluruh, berupa keadaan jasmani yang terintegrasi dengan kecenderungan tingkah laku. 78 Kadang-kadang dapat diartikan pula dengan keseluruhan psycho-physical- individuality. 79 Disamping itu terdapat term-term yang hampir serupa dengan kepribadian, seperti : 1. Individuality perseorangan, adalah wujud yang berdiri sendiri yang mempunyai sifat otonom, unik, khusus pada tiap-tiap orang sebagai susunan yang kompleks yang terdiri dari kebiasaan, pikiran, eks – presi, sikap, sifat, dan minat, serta pandangan hi – dupnya sehingga menjadikan orang itu berbeda dengan yang lain. 2. Character watak, adalah keseluruhan atau bebera– pa fase sifat khusus yang tampak pada perwujudan fisik yang telah terbentuk secara alamiah sesuai dengan disposisi atau struktur tubuh. 77 William Little, dkk., The Shorter Oxford English Dictionary, Oxford: Oxford University, 1960 , hlm. 1469. 78 Ibid. 79 Irwanto, dkk, Psikologi Umum, Jakarta: Gramedia, 1996, hlm. 223 dan Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, 159. - 26 - 3. Mentality mentalitas, adalah kemampuan intelek– tual atau kegiatan organisme terintegrasi. 4. Identity ciri-ciri khas, adalah sifat kedirian sebagai satu kesatauan dari sifat-sifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar. 80 Kepribadian pada dasarnya totalitas seluruh aspek manusia dan kemanusiaan yang terintegrasi antara aspek substansial yang berupa aspek fisik, psikis, dan spiritual yang relatif tetap dengan aspek instrumental aksidental yang berupa tingkah laku, pemahaman, penghayatan dan sikap yang relatif berubah. Kolabo – rasi secara konsisten antara berbagai aspek ini menen – tukan kualitas dan realitas seseorang sebagai substansi yang mengandung tindakan secara potensial maupun aktual. Aspek instrumental yang berupa potensialitas tin – dakan merentang dari aspek fisik sampai aspek spi – ritual sehingga pemaknaan terhadap kepribadian me – nimbulkan citra yang bermacam-macam. Sebagian orang lebih menekankan pada aspek substan-sialnya yang ada secara alamiah tetapi yang lain menekankan pada aspek instrumentalnya yang timbul sebagai res – pon terhadap rangsang dan penyesuaian dirinya ter – hadap berbagai tuntutan dan harapannya. Hal ini 80 Ibid., hlm. 224.