Meditasi VISI SPIRITUAL PENDIDIKAN ISLAM: Pengembangan Implementatif Kepribadian Muslim.
- 187 -
istilah psikologi kontemplasi atau tafakkur adalah usaha menghubung-hubungkan dua tanggapan
untuk memperoleh suatu keputusan atau infe –
rensi
.24
Sedangkan meditasi -secara etimologi berarti melihat ke belakang-
25
adalah alat untuk mencapai integritas dalam kehidupan spiritual dengan tujuan
meniadakan kerenggangan antara jalan yang di –
lalui dengan jalan yang harus dilalui dalam diri seseorang sehingga dapat berfungsi sebagai peran
– tara dalam memadukan antara pemahaman dan
tindakan melalui berbagai pertimbangan dengan tujuan kesatuan realitas sekarang dengan yang se
– harusnya bersifat ideal. Tekanannya pada panda
– ngan tatanan yang ideal dalam rangka memberikan
perhatian dan pertimbangan. Isinya bukan untuk pikiran dalam mengambil arti tetapi menampilkan
wujud batin bagi orang yang melakukannya. Secara sederhana meditasi adalah metode pendekatan
kehidupan pikiran secara penuh
26
dalam rangka menenangkan dan memusatkan pikiran pada ma
– salah keagamaan. Meditasi kadang-kadang dilaku
– kan dalam suasana sepi dan terpisah dari kera
– maian dunia dengan maksud untuk dapat menda
–
24
Agus Suyanto, Psikologi Umum, Jakarta: Aksara Baru, 181, hlm. 64.
25
Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlar, Qamus al-Ashri, Yogyakarta: Multi Karya, 2001, hlm. 881.
26
The Encyclopedia Americana, USA: Grollier Incorporated, 1984, hlm. 639-640.
- 188 -
lami dan memperoleh pengalaman keagamaan bahkan supaya dapat berkomunikasi langsung de
– ngan Yang Mahakuasa.
27
Meditasi yang terus menerus dan menjadi ciri khas atau prilaku yang menetap tidak berubah-ubah
dalam diri seseorang dapat diidentifikasi sebagai maqam
28
بقملاsuatu level yang dicapai berdasar daya upaya karena berada di bawah kendali sese
– orang yang melakukannya. Dengan meditasi yang
cermat dan tekun akan menghasilkan cinta terha –
dap keindahan dan kesempurnaan mutlak. Dengan meditasi cinta naluriahpun tampil dan membim
– bingnya pada kesadaran akan Tuhan kemudian
h}ijab yang menutup dirinya menjadi lemah dan akhirnya terbuka sama sekali tersingkap. Dalam
meditasi sendirian seseorang lebih mudah mema
– suki alam yang lain dan ziarah intuitif ke alam
metaempirik dengan merenungkan tanpa memper –
hatikan keadaan segala makhluk ciptaan-Nya
27
Ensiklopedi Nasional, Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990, hlm. 237.
28
Maqam اق لا adalah tempat atau martabat seseorang di hadapan
Tuhan pada saat ia berdiri di hadapan-Nya. apa yang terjadi pada hamba Allah berkat ketinggian adab sopan santunnya yang dihasilkan
dengan kerja keras. Sedangkan h}al احلا adalah keadaan yang
diberikan Tuhan di tengah-tengah seseorang melakukan perjalanan keruhanian melalui maqam tertentu. Maqam dan hal dua sisi yang
tidak dapat dipisahkan, yang pertama sebagai pemberiaan dan yang kedua sebagai hasil usaha. Imam Taufiq, Maqamat dan Ahwal ,
dalam H.M. Amin Syukur, ed. Tasawuf dan Krisis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hlm. 129-133.
- 189 -
kemudian dilanjutkan dalam bentuk-bentuk kegia –
tan yang menciptakan citra tentang Tuhan di dalam dirinya dan tidak membiarkan pikiran dan renu
– ngan dibentuk oleh apapun. Dengan demikian
tiada lagi sesuatu dalam pikiran atau dirinya selain Tuhan. Dengan meditasi seseorang akan sampai
pada pengenalan pada Tuhan.
Konsentrasi penuh kepada-Nya sebagai upaya pembebasan pikiran dan perasaan dari sesuatu
selain-Nya sehingga hatinya menjadi suci. Wa –
laupun langkah-langkah itu bukanlah sebagai se –
bab akibat dari pengalaman spiritual tetapi tugas seseorang hanyalah mempersiapkan diri dengan
penyucian hati semata, menghadapkan muka se –
penuhnya dengan kerinduan, penuh kesabaran menanti rahmat yang akan dibukakan oleh-Nya,
akhirnya mencapai penyucian hati, konsentrasi dalam dzikir.
.29
Diperlukan penyucian diri yang tidak terbatas pada penyucian nafsu dan keinginan
tetapi juga berserah diri sepenuhnya dalam ke –
hendak-Nya dan mentransformasikan kesadaran –
nya untuk meghilangkan tabir. Ketika hatinya bening dan h}ijab itu terbuka tampaklah alam spi
– ritual, dan ia akan menjadi cermin yang jernih dan
tembus pandang, yaitu cermin yang tidak meng –
halangi cahaya yang akan menerpanya; bahkan diterpa cahaya iapun ikut bercaya. Untuk menca
–
29
Simuh, Tasawuf ...; hlm. 173.
- 190 -
painya diperlukan mujahadah, riyadlah, kontem –
plasi dan meditasi yang sangat intens dan jangka waktu yang lama. Meditasi sebagaimana kontem
– plasi sebagai sarana dan wahana bagi seseorang
memusatkan pada suatu objek tunggal yang dituju. Tujuan meditasi hanya bersifat sementara kemu
– dian menjadi instrumen untuk mencapai tujuan
lebih lanjut.