Jangka Sorong
Alat Ukur Massa: neraca atau timbangan
Alat Ukur Waktu : jamarloji, stopwatch
Alat Ukur listrik : multimeter, ampermeter, galvanometer
C. KESALAHAN PENGUKURAN
Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum, kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan
karena
kesalahan membaca skala kecil
kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat.
Misalnya,
kesalahan kalibrasi
kesalahan titik nol kesalahan komponen alat atau kerusakan alat
kesalahan paralaks perubahan suhu dan kelembaban.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi fluktuasi halus pada
saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya
gerak molekul udara
fluktuasi tegangan listrik
landasan bergeta
bising, dan radiasi.
D. Menyatakan Hasil Ketidakpastian Pengukuran
x = nilai pendekatan hasil pengukuran terhadap nilai benar
xo = nilai hasil pengukuran
delta x = ketidakpastiannya angka taksiran ketidakpastian.
Skala terbaca = 15,6 cm lebih sedikit.
E. ANGKA PENTING
Angka penting dari sebuah bilangan yang didapat dari sebuah pengukuran adalah angka-angka yang diketahui dengan kepastian tertentu
Peraturan ketentuan untuk angka penting :
Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Contoh :
325 mempunyai 3 angka penting, 52,34 mempunyai 4 angka penting.
Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol adalah angka
penting. Contoh 1009 mempunyai 4 angka penting,
3,02 mempunyai 3 angka penting.
Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol pertama adalah angka tidak penting. Contoh :
0,0005 mempunyai 1 angka penting, 0,030 mempunyai 2 angka penting.
Angka nol di belakang angka bukan nol terakhir dalam bilangan yang
mempunyai tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 25,00 mempunyai 4 angka penting,
3,50 mempunyai 3 angka penting.
Angka nol di belakang angka bukan nol terakhir dalam bilangan yang tidak mempunyai tanda desimal koma bisa merupakan angka penting
atau merupakan angka tidak penting. Contoh : 2500 mempunyai 2 angka penting,
35000 mempunyai 3 angka penting, 12000 mempunyai 4 angka penting,
800 mempunyai 2 ngka penting.
Peraturan untuk penjumlahan dan pengurangan:
Hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mempunyai angka
di belakang koma sebanyak bilangan yang mempunyai angka di belakang koma paling sedikit.
Contoh: 40,55 + 3,1 + 10,222 = 53,872
Bilangan yang mempunyai angka di belakang koma paling sedikit adalah 3,1 1 angka di belakang koma, jadi hasil penjumlahan di atas