Setiap penghuni berhak: Setiap penghuni berkewajiban: Penghuni di larang:

41 b. Mengawasi ketertiban dan keamanan penghuni serta penggunaan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama sesuai dengan peruntukannya. c. Secara periodik memberikan laporan kepada perhimpunan penghuni disertai permasalahan dan usaha pemecahannya. Adapun hak, kewajiban dan larangan yang harus ditaati oleh penghuni satuan rumah susun adalah:

a. Setiap penghuni berhak:

1. Memanfaatkan rumah susun dan lingkungannya termasuk bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama secara aman dan tertib. 2. Mendapat perlindungan sesuai Anggota Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 3. Memilih dan dipilih menjadi anggota pengurus perhimpunan penghuni.

b. Setiap penghuni berkewajiban:

1. Mematuhi dan melaksanakan peraturan tata tertib dalam rumah susun dan lingkungannya sesuai dengan Aggota Dasar dan Anggota Rumah Tangga. 2. Memelihara rumah susun dan lingkungannya termasuk bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama dan tanah bersama.

c. Penghuni di larang:

1. Melakukan perbuatan yang membahayakan keamanam ketertiban dan keselamatan terhadap penghuni lainya, bangunan dan lingkungan. 42 2. Mengubah bentuk dan atau menambah bangunan di luar satuan rumah susun yang dimiliki, tanpa mendapat persetujuan perhimpunan penghuni.

B. Perlindungan Hukum pada Penghuni Rumah Susun Atas Pemilik Rumah Susun

Pada tanggan 20 April 1999 diundangkan Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen UUPK yang memulai efektif berlaku pada 20 April 2000. Apabila dicermati muatan materi UUPK cukup banyak mengatur perilaku pelaku usaha. Hal ini dapat dipahami mengingat kerugian yang diderita konsumen barang atau jasa acap kali merupakan akibat perilaku pelaku usaha, sehingga wajar apabila terdapat tuntutan agar perilaku pelaku usaha tersebut diatur, dan pelanggaran terhadap peraturan tersebut dikenakan sanksi yang setimpal. Perilaku pelaku usaha dalam melakukan strategi untuk mengembangkan bisnisnya inilah yang sering menimbulkan kerugian bagi konsumen. Berkaitan dengan strategi bisnis yang digunakan oleh pelaku usaha pada mulanya berkembang adagium caveat emptor waspadalah konsumen, kemudian berkembang menjadi caveat venditor waspadalah pelaku usaha ketika strategi bisnis berorientasi pada kemampuan menghasilkan produk Production Oriented maka disini konsumen harus waspada dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang ditawarka pelaku usaha. Pada masa ini konsumen tidak memiliki banyak peluang untuk memilih barang atau jasa yang akan dikonsumsinya sesuai denga selera, daya beli dan kebutuhan. Konsumen lebih banyak dalam posisi didikte oleh produsen.