9
Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
ad.a. Asas kesejahteraan umum
dipergunakan sebagai landasan pembangunan rumah susun dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan
batin bagi seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 melalui pemenuhan kebutuhan akan perumahan sebagai kebutuhan dasar
bagi setiap warga negara Indonesia dan keluarganya.
ad.b. Asas keadilan dan pemerataan memberikan landasan agar
pembangunan rumah susun dapat dinikmati secara merata, dan tiap-tiap warga negara dapat menikmati hasil-hasil pembangunan perumahan yang layak.
ad.c. Asas keserasian dan keseimbangan dalam peri kehidupan
mewajibkan adanya keserasian dan keseimbangan antara kepentingan kepentingan dalam pemanfaatan rumah susun, untuk mencegah timbulnya kesenjangan-
kesenjangan sosial. Ketiga asas tersebut harus selalu diperhatikan dalam rangka pembangunan rumah
susun agar tujuan pembangunan rumah susun dapat tercapai.
B. Tujuan Pembangunann Rumah Susun.
Tujuan Pembangunan rumah susun nasional adalah untuk mewujudkan
kesejahtraan lahir dan batin seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata, sebagai salah satu usaha untuk mengisi cita-cita perjuangan bangsa Indonesia bagi
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
10
Undang Dasar 1945. Salah satu unsur pokok kesejahtraan rakyat adalah terpenuhinya kebutuhan akan perumahan dan keluarganya sesuai dengan harkat dan martabat
sebagai manusia. Disamping itu, pembangunan perumahan merupakan salah satu unsur aspek-aspek yang luas di bidang kependudukan, dan berkaitan erat dengan
pembangunan ekonomi dan kehidupan sosial dalam rangka penempatan Ketahanan nasional.
Sehubungan dengan uaraian tersebut di atas, maka kebijakan umum pembangunan perumahan diarahkan untuk:
a. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat, secara adil dan merata, serta mampu mencerminkan kehidupan masyarakat yang
berkepribadian Indonesia. b. Mewujudkan permukiman yang serasi dan seimbang, sesuai dengan pola tata
ruang kota dan daerah serta tata guna tanah yang berdaya guna. Sejalan dengan arah kebijaksanaan umum tersebut, maka di daerah perkotaan
yang berpenduduk padat, sedangkan yang tersedia sangat terbatas, perlu dikembangkan pembangunan perumahan dan permukiman dalam bentuk rumah susun
yang lengkap, seimbang, dan serasi dengan lingkunganya. Pengertian Rumah Susun adalah
bangunan gedung bertingkat yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal dan arah vertikal yang terbagi daam satu-satuan yang masing-masing jelas batas-batasnya, ukuran dan luasnya, dan
dapet dimiliki dan dihuni secara terpisah. Selain satuan-satuan yang pembangunanya terpisah ada bagian bersama bangunan tersebut serta bersama-sama dan tanah
bersama yang diatasnya didirikan rumah susun, yang karena sifatnya dan fungsional
11
harus digunakan dan dinikmati bersama dan tidak dapat dimiliki secara perseorangan. Hak pemilikan atas satuan rumah susun merupakan kelembagaan hukum baru, yang
perlu diatur dengan undang-undang, dengan undang-undang ini di ciptakan dasar hukum hak milik atas satuan rumah susun yang meliputi
a. Hak pemilikan perseorangan atas satuan-satuan rumah susun yang digunakan secara terpisah.
b. Hak bersama atas bagian-bagian dari bangunan rumah susun. c. Hak bersama atas benda-benda.
d. Hak bersama atas tanah, yang semuanya merupakan satu kesatuan yang secara fungsional tidak terpisahkan
Pengaturan dan pembinaan rumah susun merupakan tanggung jawab dan wewenang pemerintah. Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang setingginya
.sebagian unsur unsur tersebut dapat diserahkan kepada pemerintah daerah sesuai dengan asas pemerintahan sebagai mana dimaksud dalam undang-undang Nomor 5
tahun 1974.Untuk meninggalkan usaha pembangunan rumah susun. Undang-Undang ini mengatur kemungkinan untuk memperoleh kredit konstuksi satuan rumah susun
dengan menggunakan lembaga hipotik atau fidusia. Khususnya bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah yang ingin memiliki satuan rumah susun.
mendapatkan prioritas dan kemudahan-kemudahan baik langsung maupun tidak langsung agar harganya dapat terjangkau.
12
Adapun tujuan pembangunan rumah susun seperti tercantum dalam Pasal 3 UU No 16 Tahun 1985 :
1. a. Memenuhi kebutuhan rumah yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah yang menjamin kepastian hukum
dalam pemanfaatannya. Yang dimaksudkan dengan perumahan yang layak adalah perumahan perumahan yang memenuhi syarat-syarat teknik, kesehatan,
keamanan, keselamatan dan Norma-Norma sosial budaya. b. Meningkatkan daya daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan
dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang. Peningkatan daya
guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan harus sesuai dengan tata ruang kota dan tata daerah serta tata guna tanah demi keserasian dan keseimbangan.
2. Memenuhi kebutuhan untuk kepentingan lainnya yang berguna bagi kehidupan
lainnya yang berguna bagi kehidupan masyarakat, dalam arti rumah susun bukan hunian.
Pembangunan Rusun bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan Rusun layak huni dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah dikawasan
perkotaan dengan penduduk diatas 1,5 juta jiwa, sehingga akan berdampak pada : 1.
Peningkatan efisiensi penggunaan tanah, ruang dan daya tampung kota ; 2. Peningkatan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan menengah-bawah dan
pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh perkotaan ;
13
3. Peningkatan efisiensi prasarana, sarana, dan utilitas perkotaan ; 4. Peningkatan produktivitas masyarakat dan daya saing kota ;
5. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah.
6. Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Namun setelah Undang-undang No 16 Tahun 1985 Telah diganti dengan
Undang-undang No 20 Tahun 2011 Tentang pengaturan Rumah Susun, Beradasarkan Pasal 2 BAB II Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan dengan asas:
a. Kesejahteraan; b. Keadilan dan Pemerataan;
c. Kenasionalan; d. Keefisienan dan kemanfaatan;
e. Keterjangkauan dan kemudahan; f.
Kemandirian dan kebersamaan; g. Kemitraan;
h. Keserasian dan keseimbangan; i.
Keterpaduan; j.
Kesehatan; k. Kelestarian dan keberlanjutan; dan
l. Keselamatan, Keamanan, Ketertiban, dan Keteraturan.
Perumahan dan kawasan permukiman diselengarakan untuk memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman; dan
mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman
sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR.
Menigkatkan daya guna dengan hasil sumber daya alam bagi pembangun perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik
14
dikawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan, memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, menunjang
pembangunan di bidang ekonomi, sosial dan budaya, menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, Aman, Serasi, Teratur,
Terenacana, Terpadu, dan berkelanjutan.
C. Landasan Hukum pemilikan Satuan Rumah Susun Di Indonesia. 1. Asas Pemisahan Horizontal