20 publik. Pemahaman kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik
dapat digali dari ciri-ciri kebijakan publik. Adapun ciri kebijakan sebagai kebijakan publik menurut H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho di
antaranya adalah: a. Kebijakan tersebut dibuat oleh negaralembaga yang berkaitan
dengan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, b. Kebijakan ditujukan untuk mengatur kehidupan bersama
kehidupan publik, c. Mengatur masalah bersama.Tilaar Riant Nugroho, 2009:
264-265 Kebijakan pendidikan merupakan keputusan berupa pedoman
bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang
dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan
pendidikan Arif Rohman, 2009: 109. Sedangkan menurut Tilaar dan Nugroho, kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses
dan hasil perumusan langkah-langkah strategi pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan dalam rangka untuk
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu. Tilaar dan Riant Nugroho, 2009:
140 Berdasarakan uraian pendapat dari beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan adalah suatu keputusan dalam bidang pendidikan dari adanya permasalahan pendidikan yang
21 dapat menjadikan suatu tindakan dalam solusi dan pembaharuan
dalam pendidikan guna mencapai visi dan misi.
c. Pengertian Implementasi Kebijakan Pendidikan
Kebijakan tidak
akan bermakna
apa-apa tanpa
diimplementasikan dilaksanakan.
Kebijakan yang
tidak diimplementasikan tidak akan memberi kontribusi apa pun terhadap
kehidupan. Jadi, implementasi kebijakan merupakan hal penting, yang bahkan lebih penting dibandingkan formulasi kebijakan.
Dalam setiap perumusan suatu kebijakan apakah menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu
tindakan pelaksana atau implementasi. Karena betapapun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi, maka tidak akan banyak berarti.
Donal Van Meter dan Carl Van Horn 1975: 445 merumuskan proses implementasi sebagai
“those action by public or private individuals or groups that are derected at the achievement of
objectives set forth in prior policy decisions” tindakan-tindakan yang
dilakukan baik oleh individu-individupejabat-pejabat atau kelompok- kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa tugas
implementasi adalah membangun jaringan yang memungkinkan tujuan kebijakan publik direalisasikan melalui aktivitas instansi
pemerintah yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan
22 policy stakeholders. Dengan kata lain, implementasi merupakan
proses penerjemahan pernyataan kebijakan policy statement kedalam aksi kebijakan policy action yang meliputi tindakan-tindakan dan
non-tindakan oleh berbagai aktor, terutama birokrasi, yang sengaja didesain untuk menghasilkan efek tertentu demi tercapainya suatu
tujuan. Menurut Nurdin Usman 2002: 70 implementasi bermuara
pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Pengertian tersebut memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas,
adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai
tujuan kegiatan. Konsep implementasi semakin marak dibicarakan seiring
dengan banyaknya pakar yang memberikan kontribusi pemikiran tentang implementasi kebijakan sebagai salah satu tahap dari proses
kebijakan. Menurut Daft Moh. Alifudin, 2012: 17, implementasi merupakan langkah dalam proses pengambilan keputusan yang
melibatkan penggunaan kemampuan manajerial, administratif dan persuasif untuk menerjemahkan alternatif yang dipilih kedalam