Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Pendidikan

31 2. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Anugraheni 2011 dengan judul “Dinamika Implementasi Kebijakan Jaminan Pendidikan Daerah JPD diSMP N 8 Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaimplementasi kebijakan JPD di SMP N 8 Yogyakarta sudah berjalan baik namun masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya, seperti masalah akademik para siswa penerima KMS di sekolah. Dalam prosespembelajaran masih belum optimal karena para siswa penerima KMS memiliki kemampuan akademik dan juga motivasi belajar yang rendahmeski sudah mendapatkan Konsultasi Belajar Siswa KBS. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah,penelitian ini melihat bagaimana implementasi kebijakan JaminanPendidikan Daerah JPD yang merupakan bentuk dari program Bantuan Siswa Miskin BSM. Persamaannya adalah sama-sama menggunakanmetode penelitian kualitatif. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Vemy Prastiti dengan judul PersepsiOrang Tua Dan Siswa Miskin Terhadap Pemberian Beasiswa SiswaMiskin BSM Di SMP Negeri 2 Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi orang tua terhadap Program Beasiswa SiswaMiskin BSM di SMP Negeri 2 Yogyakarta sangat positif dan mendukungkeberadaan BSM. Persepsi siswa terhadap Program Beasiswa SiswaMiskin BSM di SMP Negeri 2 Yogyakarta sangat baik dan positif. Darisisi ekonomi, pemberian BSM di SMP Negeri 2 Yogyakarta BSM sangat bermanfaat bagi orang tua. Orang tua merasa terbantu dan dapat meringankan biaya 32 pendidikan dengan adanya program BSM.Selainmanfaat ekonomi, manfaat lainnya yang dirasakan siswa adalah siswamenjadi temotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan akanfokus dalam belajar. Pemanfaatan BSM dikoordinasikan dan dikelola olehsekolah. Orang tua berperan membuat perencanaan anggaran dana BSMyang akan dikeluarkan selama 1 tahun. Persamaan penelitian ini denganpenelitian di atas adalah sama-sama menggunakan metode deskriptifkualitatif dan sama-sama meneliti tentang BSM sedangkanperbedaannya adalah penelitian yang peneliti lakukan melihat implementasi program BSM sedangkanpenelitian yang dilakukan oleh Vemy Prastiti melihat persepsi orang tua dan siswa.

C. Kerangka Berfikir

Dengan disetujuinya APBN-Perubahan tahun 2013, dan adanya kebijakan kenaikan harga bahanbakar minyak BBM bersubsidi yang diberlakukanmulai bulan Juni 2013, maka Pemerintah menetapkan program- program kompensasi terhadap masyarakat miskin dan rentan kemiskinan. Salah satu program kompensasi tersebut berupa Bantuan Siswa Miskin BSM yang merupakan bagian dari Program Percepatandan Perluasan Perlindungan Sosial P4S, danmerupakan percepatan dan perluasan dari program- program bantuan sosial yang sudah ada selama ini. Implementasi program BSM ini merupakan program pemerintah yang bertujuan memenuhi kebutuhan pribadi siswa agar siswa dari keluarga miskin dapat terus melangsungkan pendidikannya.Untuk melihat bagaimana 33 implementasi program BSM ini dapat ditinjau dari empat variabel penting, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Proses implementasi program BSM tersebut terkadang juga menemui kendala- kendala baik segi teknis maupun non teknis serta beberapa faktor pendukungnya. Gabaran mengenai kerangka berfikir diatas dapat dilihat dalam bagan berikut ini: Gambar 1. Kerangka Berfikir Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial P4S Implementasi Program BSM di Sekolah Komunikasi Sumber Daya Disposisi Struktur Birokrasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2010-2014 UU No. 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas