65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di Sekolah Luar Biasa SLB Wiyata Dharma 1 Sleman yang terletak di desa Margorejo, Kecamatan Tempel,
Kabupaten Sleman. Kondisi sekolah yang dekat dengan keramaian karena terletak di pinggir jalan raya ini cukup baik. Walaupun di pinggir
jalan, namun kelas-kelasnya ditempatkan sedikit jauh dari jalan raya dengan terhalang oleh kantor kepala sekolah, asrama sekolah, dan
lapangan sehingga tidak akan menganggu jalannya kegiatan belajar mengajar dari kebisingan kendaraan. SLB Wiyata Dharma tidak hanya
menerima siswa tunarungu, namun juga menerima siswa dengan hambatan intelektual atau tunagrahita. Sebagian besar siswa di SLB
Wiyata Dharma adalah siswa tunarungu SLB Wiyata Dharma terdapat asrama untuk siswa
– siswa yang rumahnya jauh dari SLB sehingga mereka dapat tinggal dekat dengan sekolah.
SLB Wiyata Dharma I Sleman merupakan salah satu sekolah swasta yang memiliki kualitas sekolah tidak jauh berbeda dengan sekolah
yang lain, terlihat dari prestasi yang diperoleh dari siswa- siswi SLB dalam berbagai perlombaan. Keberhasilan dalam mengelola sekolah
tidak luput dari campur tangan semua guru beserta karyawan. SLB Wiyata Dharma 1 Sleman memiliki visi yaitu
“Terwujudnya anak berkebutuhan khusus cerdas, terampil, mandiri dan berakhlak mulia
”
66
dengan didukung oleh beberapa misi yang dapat mewujudkan visi tersebut.
Berdasarkan kondisi fisiki yang ada disekolah berupa fasilitas, SLB Wiyata Dharma memiliki 18 ruang kelas dengan rincian: 6 kelas
untuk kelas Taman Kanak-kanak, 6 kelas untuk kelas Sekolah Dasar SD, 3 kelas untuk kelas Sekolah Menengah Pertama SMP, dan 3 kelas
untuk Sekolah Menengah Atas SMA. Selain ruang kelas terdapat juga ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang tamu, ruang
aula, ruang dapur, kamar mandi, tempat parkir, ruang BPBI Bina Presepsi Bunyi dan Irama, ruang keterampilan, sanggar kerja,
perpusatakaan, kantin sekolah, dan gudang sekolah. Setiap kelas di sekolah terdiri dari 2 sampai 6 siswa dan diampu
oleh satu guru kelas. Proses belajar mengajar dilakukan sama dengan sekolah-sekolah luar niasa pada umumnya. Proses pembelajaran
dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu yang dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan selesai. Guru meberikan pembelajaran sesuai
dengan materi yang ada di kurikulum. Namun, seringkali materi yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa. Akibatnya
jika tetap dilaksanakan siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu, gutu melakukan modifikasi pada mata
pelajaran dengan disesuaikan oleh kemampuan siswa. Kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran sesuai kurikulum juga disebabkan oleh
67
kelainan pendengaran pada siswa yang menyebabkan kemampuan berbahasa anak yang kurang baik.
SLB Wiyata Dharma 1 Sleman ini menggunakan pendekatan komunikasi total yaitu tidak hanya komunikasi oral, namun komunikasi
menggunakan bahasa isyarat juga dibutuhkan. Dikarenakan tidak sedikit siswa tunarungu di sekolah memiliki kemampuan berbahasa yang kurang
sehingga menyulitkan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang tidak menguasi bahasa isyarat maupun oral.
2. Deskripsi Subyek Penelitian a. Subyek 1
1 Identitas subyek
Nama : GM
Tempattanggal lahir : Kulonprogo, 25 Desember 2006
Usia : 9 tahun 1 bulan
Jenis kelamin : Laki
– laki
2 Karakteristik
GM merupakan siswa tunarungu di kelas II SLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Kelainan pada organ pendengarannya
membuat GM mengalami hambatan pada komunikasinya. Saat berbicara GM lebih sering menggunakan bahasa isyarat daripada
bahasa oral. Namun, jika GM diajak berbicara menggunakan bahasa oral, GM lumayan memahami dan mengerti.