10
5. Dilihat dari kemampuan menulis anak, GM sudah mampu pada tahap menyalin kalimat, sedangkan RA baru mampu menyalin kata itupun tidak
sempurna ditandai dengan terjadinya kesalahan penulisan seperti omisi, adisi, dan substitusi pada huruf dari kata yang disalin.
6. Belum berhasilnya metode yang digunakan yaitu metode tutor sebaya sehingga dalam memberikan pembelajaran menulis permulaan belum
optimal. 7. Anak terkadang bosan tidak memperhatikan pelajaran, terganggu
konsentrasinya sehingga
lebih mudah
teralihkan perhatiannya
danlebihasikdenganaktivitasnyasendiri seperti menggambar atau membuat mainan dari kertas lipat.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi pada masalah penggunaan metode Peer
Tutorial dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunarungu Kelas Dasar II di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman yaitu dibatasi
pada mencontoh huruf dan kata dengan menyalin. Jenis kata yang digunakan pada penelitian ini adalah kata benda.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
11
1. Bagaimana proses metode Peer Tutorialdalam meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas Dasar II di SLB Wiayata
Dharma 1 Sleman? 2. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan menulis permulaan anak
tunarungu kelas Dasar II di SLB Wiayata Dharma 1 Sleman melalui metode Peer Tutorial ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni antara lain: 1. Untuk mengetahui adanyapeningkatan kemampuan menulis permulaan
pembelajaran melalui metode Peer Tutorial pada siswa tunarungu
Kelas Dasar II di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman.
2. Untuk mengetahui proses metode Peer Tutorialdalam meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu kelas Dasar II di SLB Wiayata
Dharma 1 Sleman.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang pendidikan khususnya anak berkebutuhan khusus terutama
penggunaan metode Peer Tutorial dalam meningkatkan kemampuan menulis anak tunarungu.
12
2. Manfaat praktis untuk siswa, guru, dan sekolah a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan
menulis permulaan. b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif
metode untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan dan dapat memberi pemahaman psikologis terhadap guru dalam
penggunaan metode agar lebih bervariasi. c. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan yaitu penerapan metode pengajaran yang paling tepat dipergunakan sebagai usaha dalam pengembangan pendidikan untuk
tunarungu dalam peningkatan menulis permulaan yang tepat dan jelas.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu: kemampuan menulis permulaan siswa tunarungu di Sekolah Luar Biasa
Wiyata Dharma 1 Sleman. 1. Kemampuan menulis permulaan
Kemampuan menulis
permulaan dapat
diartikan sebagai
kemampuan yang harus dimiliki anak pada tingkat dasar dengan menguasai bahasa tulis melalui lambang-lambang yang ditulisnya untuk
dirangkai menjadi kata. Dalam prosesnya, pengajaran menulis permulaan pada anak tunarungu langsung pada kata sehingga siswa tidak menulis
13
huruf satu per satu. Dalam penelitian ini aspek yang diambil adalah menyalin dengan dua indikator yaitu mencontoh tulisan huruf dan
mencontoh tulisan kata dengan menyalin. 2. Metode Peer Tutorial
Metode Peer Tutorial atau tutor sebaya merupakan metode pembelajaran yang menunjuk dan menugaskan seorang anak untuk
memberikan bantuan belajar kepada teman sekelasnya yang memiliki prestasi rendah. Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang memiliki
prestasi yang lebih tinggi daripada siswa lainnya. Pada penelitian ini terdapat dua siswa yang mana salah satu siswa memiliki prestasi yang
lebih tinggi dari siswa lainnya. 3. Anak tunarungu
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang
diakibatkan tidak berfungsinya alat pendengaran sehingga mempengaruhi dalam memperoleh informasi bahasa. Anak yang dimaksud adalah anak
tunarungu yang ketika penelitian tercatat sebagai anak yang duduk di kelas Dasar II di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman.
14
BAB II KAJIAN TEORI