Konsepsi Teori Pemisahan dan Pembagian Kekuasaan Negara

Jhon Lock melihat wewenang mengadil itu sebagai suatu “pelaksanaan” karenanya merupakan bagian dari kekuasaan eksekutif. 3. Kekuasaan Federatif, meliputi wewenang yang tidak termasuk dalam kekuasaan legislatif dan eksekutif. Misalnya hubungan dengan luar negeri.

2. Konsepsi

Kerangka konsepsional ini penting untuk dirimuskan agar tidak tersesat kepemahaman yang lain di luar maksud di dalam penelitian ini. Konsepsional ini merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping unsur lainnya seperti asas dan standart. Oleh karena itu, kebutuhan untuk membentuk konsepsional merupakan salah satu inti sari hal-hal yang dirasakan penting dalam hukum. Konsepsional adalah suatu konstruksi mental yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analisis. 34 Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini perlu didefInisikan beberapa konsep dasar sehingga diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Adapun konsep yang dimaksud pada penelitian ini antara lain : 1. Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD, dan BHMN, serta badan swasta atau perorangan yang 34 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 48. 37 diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN danatau APBD. 35 2. Tata kepemerintahan yang baik good governance merupakan suatu konsep yang akhir-akhir ini dipergunakan secara reguler dalam ilmu politik dan administrasi publik. Konsep ini lahir sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. 3. Pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. 36 4. Mal-administrasi, Soenaryati Hartono mengartikan mal-administrasi dengan perilaku yang tidak wajar termasuk penundaan pemberian pelayanan, kurang sopan dan tidak peduli terhadap masalah yang menimpa seseorang disebabkan penggunaan kekuasaan secara semena-mena atau kekuasaan yang digunakan untuk perbuatan yang tidak wajar, tidak adil, intimidatif atau diskriminatif, dan tidak patut didasarkan seluruhnya atau sebagian atas ketentuan undang-undang atau fakta tidak termasuk akal, atau berdasarkan tindakan undereasonable, unjust, oppresive, dan diskriminatif. 37 35 Pasal 1 Ayat 1 UU No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman. 36 Sondang P.Siagian, Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta 1970, hal.107 37 Sadjijono, Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi, Yogyakarta : Laksbang Pressindo, 2008, cet. I, hal. 112, mengutip Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, Seventh Edition, West Group, St. Paul, 1999, p. 967, Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah

G. Metode Penelitian 1. Tipe atau Jenis Penelitian