Kekuatan Rekomendasi Ombudsman PERAN, TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA OMBUDSMAN DALAM

pencabutan SK sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Sedangkan kepada Kemendagri diminta untuk melakukan pengawasan dalam rangka pelaksanaan rekomendasi tersebut. Budi Prasetyo menyatakan semua pihak diharap dapat bersama-sama menyelesaikan persoalan ini. Dia mengatakan belum dapat memastikan langkah yang akan dilakukan Kemendagri bila dalam 60 hari Pemkot Bogor mengabaikan rekomendasi Ombudsman.“Kami hanya dapat mengawasi urusan jalannya pemerintahan. Sementara dalam permasalahan ini terkait juga dengan permasalahan hukum dan agama,” katanya. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Sekda Bogor, Bambang Gunawan menyatakan pihak Pemkot Bogor menerima saran dari Ombudsman dan berusaha untuk melaksanakan rekomendasi tersebut. Bambang beralasan tidak dilaksanakannya putusan PK MA selama ini karena keinginan dari masyarakat sekitar lokasi berdirinya GKI Yasmin. 107

D. Kekuatan Rekomendasi Ombudsman

Sebagai lembaga pengawas eksternal yang independen, Ombudsman memiliki karakteristik yang relatif berbeda dengan pengawas-pengawas yang selama ini telah ada. Ombudsman memberikan peluang yang luas bagi terjadinya pelibatan partisipasi masyarakat dalam menentukan siapa pejabat pengawas yang mereka tunjuk dan patut dipercaya. Proses pemilihan anggota Ombudsman umumnya dilakukan melalui mekanisme yang partisipatif, transparan dan akuntabel. Hal ini penting, mengingat kecenderungan selama ini masyarakat kurang mempercayai independensi dari lembaga dan orang-orang yang ditunjuk oleh penguasa sebagai pengawas, baik di pusat maupun di daerah. Karakteristik lainnya adalah bahwa Ombudsman berfungsi sebagai pemberi pengaruh magistrature of influence bukan pemberi sanksi magistrature of sanction. Meskipun tidak dibekali atau tidak membekali diri dengan instrumen 107 www.suarapembaruan.com, Ombudsman: Cabut SK Walikota Mengenai GKI Yasmin 18 Juli 2011. pemaksa legally bindingsub poena power pengaruh Ombudsman tetap sangat kuat. Ini disebabkan figur seorang Ombudsman yang benar-benar dapat dipercaya integritas, kredibilitas dan kapabilitasnya. Sebab, pemilihannya dilakukan melalui proses yang partisipatif, transparan dan akuntabel. 108 Pengaruh Ombudsman masuk melalui rekomendasi yang disusun dan diberikan kepada Penyelenggaraan Negara. Walaupun rekomendasi Ombudsman tidak mengikat secara hukum, bukan berarti dapat diabaikan begitu saja. Dalam hal ini Ombudsman memiliki mekanisme pelaporan kepada DPR. Untuk kasus-kasus tertentu yang signifikan dan krusial, melalui mekanisme yang tersedia, DPR juga dapat memanggil pejabat publik eksekutif atas tindakan pengabaiannya terhadap eksistensi dan rekomendasi Ombudsman. Inilah sebabnya mengapa Ombudsman menjadi sangat penting di atur dalam Amandemen UUD 1945. Rekomendasi Ombudsman yang tidak mengikat secara hukum memerlukan landasan politis yang sangat kuat. Pencantuman Ombudsman dalam Amandemen UUD 1945 akan menempatkan keberadaan rekomendasi Ombudsman secara filosofis sekaligus secara politis bernilai tinggi. Sehingga meskipun tidak mengikat secara hukum tetap dipatuhi oleh Penyelenggara Negara. Saat ini lebih dari lima puluh negara telah mencantumkan pengaturan Ombudsman dalam konstitusi, antara lain Denmark, Finlandia, Filipina, Thailand, Afrika Selatan, Argentina, dan Meksiko. Ombudsman Thailand yang notabene usianya lebih muda 108 www.ombudsman.go.id, Urgensi Pengaturan Ombudsman dalam UUD 1945, Rabu, 29 September 2004 dari Ombudsman, telah terlebih dahulu mencantumkan ketentuan tentang Ombudsman dalam Konstitusi Thailand. Pengaturan Ombudsman dalam konstitusi Amandemen UUD 1945 menjadi sangat penting bagi Anggota MPR 2004. Bagi negara yang menganut sistem presidensial seperti Indonesia, Ombudsman semestinya tidak hanya diatur dalam UU apalagi Keputusan Presiden tetapi sudah sepantasnya dipayungi dengan konstitusi. Di negara-negara yang menganut sistem Parlementer dan memilih bentuk Dalam sistem parlementer, menteri bertanggung jawab kepada parlemen bukan kepada presiden. Sehingga, parlemen dapat sewaktu-waktu meminta pertanggungjawaban menteri. Dengan demikian menteri-menteri tersebut sangat menghormati dan mematuhi rekomendasi Ombudsman yang notabene bertindak sebagai perpanjangan tangan parlemen dalam mengawasi proses-proses pemberian pelayanan umum penyelenggara negara. Meskipun secara formal Indonesia menganut sistem presidensial, dalam prakteknya banyak mengadopsi prinsip-prinsip parlementarian. Apalagi nanti bila DPR telah mengesahkan RUU Lembaga Kepresidenan yang notabene akan memangkas Parliamentary Ombudsman, efektifitas Ombudsman juga sangat ditentukan dengan sistem check and balance yang berlaku antara legislatif dan eksekutif. kekuasaan administratif presiden dan memberikan fungsi kontrol yang kuat kepada DPR, tentu Parliamentary Ombudsman di Indonesia akan memiliki peluang signifikan dalam memainkan peran pengawasannya untuk mewujudkan good governance. Dalam hal apabila terlapor tidak mengindahkan rekomendasi itu, Ombudsman akan menempuh tiga cara: 109 1. Menjadikan masalah tersebut suatu isu untuk dilaporkan kepada DPR dengan rekomendasi agar DPR mengambil tindakan politik terhadap institusi yang membangkang. 2. Mengajukan rekomendasi kepada presiden selaku kepala negara agar sistem birokrasi diperbaiki. 3. Mengajukan rekomendasi kepada Ketua MA untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar kekeliruan hakim bisa diperbaiki. 109 www.ombudsman.go.id., Tidak Semua Pengaduan Bisa Ditindaklanjuti KON, Selasa, 05 November 2002

BAB IV KENDALA YANG DIHADAPI OLEH OMBUDSMAN DALAM