BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Ekonomi
Dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional. Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan dan pembaharuan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mencapai tujuan
pembangunan yang diamanatkan dalam dalam pembukaan UUD 1945. Arah Pembangunan Jangka Panjang menuju Indonesia yang maju dan
mandiri menuntut kemampuan ekonomi untuk tumbuh cukup tinggi, berkelanjutan, mampu meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat
secara luas, serta berdaya saing tinggi didukung oleh penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam mengembangkan sumber-sumber daya
pembangunan. Pembangunan ekonomi dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapain sasaran-sasaran pokok sebagai berikut : 1 Terbentuknya struktur
perekonomian yang kokoh dimana pertanian dalam arti luas dan pertambangan menjadi basis aktivitas ekonomi yang menghasilkan produk-produk secara efisien
dan modern, industri manufaktur yang berdaya saing global menjadi motor penggerak perekonomian, dan jasa menjadi perekat ketahanan ekonomi, 2
Pendapatan perkapita pada tahun 2025 mencapai sekitar US 6000 dengan tingkat pemerataan yang relatif baik dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5
persen, 3 Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan
dalam kualitas gizi yang memadai serta tersedianya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga.
Perekonomian dikembangkan berorientasi dan berdaya saing global melalui transformasi bertahap dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif
sumber daya alam melimpah menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif dengan prinsip-pronsip dasar : mengelola secara berkelanjutan
peningkatan produktivitas nasional melalui penguasaan, penyebaran, penerapan, dan penciptaan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. mengelola secara
berkelanjutan kelembagaan ekonomi yang melaksanakan praktik terbaik dan kepemerintahan yang baik. Daya saing global perekonomian ditingkatkan dengan
mengembangkan klaster industri. Struktur ekonomi diperkuat dengan sektor industri sebagai motor
penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara efesien, modern,
berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif. 2.2 Pembangunan Industri
Pembangunan industri nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden No 28 tahun 2008 tentang kebijakan industri nasional adalah indonesia
menjadi Negara Industri Tangguh tahun 2025 dengan visi tahun 2020 menjadi Negara Industri Maju Baru. Untuk menjadi Negara Maju Baru Indonesia harus
memenuhi beberapa kriteria dasar yaitu 1 Memiliki peranan dan kontribusi tinggi bagi perekonomian Nasional, 2 IKM memiliki kemampuan yang
seimbang dengan industri besar , 3 Memiliki struktur Industri yang kuat Pohon
industri lengkap dan dalam, 4 Teknologi maju telah menjadi tombak pengembangan dan penciptaan pasar, 5 Telah memiliki jasa industri yang
tangguh yang menjadi penunjang daya saing internasional industri, dan 6 Telah memiliki daya saing yang mampu menghadapai liberalisasi penuh dengan negara-
negara APEC. Upaya-upaya untuk mewujudkan target tersebut dapat dilakukan langkah
yang terstruktur dan terukur dengan peta berupa strategic outcomes yang terdiri dari 1 Meningkatnya nilai tambah industri, 2 Meningkatnya penguasaan pasar
dalam dan luar negeri, 3 Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan industri, 4 Meningkatnya kemampuan inovasi dan peguasaan teknologi industri
yang hemat energi dan ramah lingkungan, 5 Menguat dan lengkapnya Struktur industri, 6 Meningkatnya persebaran pembangunan industri, 7 Meningkatnya
peran industri kecil dan menengah terhadap PDB. Dalam rangka merealisasikan target-target tersebut Kementrian
Perindustrian menetapkan dua pendekatan guna membangun daya saing industri nasional yang tersinergi dan terintegrasi antara pusat dan daerah yaitu pertama,
melalui pendekatan top-down dengan pengembangan 35 klaster industri prioritas yang direncanakan pusat dan diikuti oleh partisipasi daerah yang dipilih
berdasarkan daya saing internasional serta potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dan salah satu pengembangan klaster industri prioritas yaitu industri
karet dan barang dari karet. Kedua, melalui pendekatan bottom-up dengan penetapan kompetensi inti industri daerah yang merupakan keunggulan daerah,
dimana pusat turut membangun pengembangannya, sehingga daerah memiliki daya saing.
2.3 Perkembangan Industri 2.3.1 Pengertian Industri