GIS Geographic Information System

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan yaitu penelitian yang dilakuan dengan bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, dan laporan- laporan penelitian ilmiah yang ada hubunganya dengan topik yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung berupa data times series dalam kurun waktu selama 11 tahun.

3.5 Pengolahan Data

Dalam pengolahan data penulis menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan program SPSS 16 untuk menghitung dan mengolah data dalam penelitian ini.

3.6 Metode Analisis

A. Untuk menjawab permasalahan apakah industri karet mengelompok mengklaster di suatu lokasi, maka metode analisis yang digunakan adalah GIS Geographic Information System dan Distribusi data Skewness dan Kurtosis. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

3.6.1 GIS Geographic Information System

Dalam menganalisis sebaran geografis dan klaster pengelompokkan industri karet di Sumatera Utara metode yang digunkaan adalah GIS. GIS bertujuan untuk mengidentifikasikan lokasi industri dan mengidentifikasi di daerah mana mereka cenderung mengelompok Kuncoro,2001b. GIS menstransformasikan data menjadi informasi dengan mengintegrasikan sejumlah data yang berbeda, menerapkan analisis fokus, dan menyajikan output untuk mendukung pengambilan keputusan. GIS adalah suatu tipe informasi yang fokus pada penyajian dan analisis realitas geografis. Karakteristik pokok GIS menurut Marthin 1996 sebagai berikut : a Geografis, berhubungan dengan pengukuran skala geografi dan direferensikan oleh beberapa koordinat sistem pada lokasi di atas permukaan bumi. b Informasi, mencakup pengambilan informasi yang spesifik dan bermakna dari sejumlah data yang beragam, dan ini hanya mungkin karena data telah diorganisasikan dalam suatu model dunia nyata. c Sistem, lingkungan yang memungkinkan data dikelola dan pertanyaan ditempatkan. GIS digunakan untuk mengidentifikasikan pola konsentrasi industri karet secara spasial. Dalam hal ini ada 25 kabupaten dan kota di Sumatera Utara yang sudah termasuk daerah pemekaran dengan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan nilai tambah yang dihasilkan oleh industri karet. Data dari jumlah tenaga kerja dan nilai tambah yang dihasilkan oleh industri karet berbentuk peta guna menunjukkan lokasi daerah industri dan non industri. Kemudian menetapkan kriteria tinggi, sedang dan rendah berdasarkan tenaga kerja dan nilai tambah pada industri karet guna membedakan kabupaten atau kota yang mempunyai industri karet atau tidak. Adapun kriteria tinggi sedang dan rendah sebagai berikut : • Kriteria tinggi untuk tenaga kerja sebesar lebih dari 6.000 pekerja, krietria sedang berkisar antara 1.000-6.000 pekerja dan untuk kriteria rendah lebih kecil dari 1.000 pekerja. • Kriteria tinggi untuk nilai tambah lebih dari Rp 100 Miliar, kriteria sedang berkisar antara Rp 15 Miliar sampai Rp 100 Miliar dan kriteria rendah jika lebih kecil dari Rp 15 Miliar.

3.6.2 Distribusi Data