Hak-hak Konsumen yang Terabaikan dalam Layanan Purna Jual

a. Hak yang dimaksudkan untuk mencegah konsumen dari kerugian, baik kerugian personal, maupun kerugian harta kekayaan; b. Hak untuk memperoleh barang danatau jasa dengan harga yang wajar; c. Hak untuk memperoleh penyelesaian yang patut terhadap permasalahan yang dihadapi. Oleh karena ketiga hak tersebut merupakan himpunan beberapa hak konsumen sebagaimana diatur dalam UUPK maka hal tersebut sangat penting bagi konsumen sehingga dapat dijadikan prinsip perlindungan hukum bagi konsumen. Seperti yang dikemukan oleh Zoemrotin K. Susila bahwa “dengan kepastian hukum yang jelas dantegas, pelaku usaha akan semakin berhati-hati dalam memproduksi barang danatau jasa sehingga secara langsung memberikan perlindungan preventif terhadap konsumen”. 70 Tersedianya fasilitas layanan purna jual dengan batas waktu sekurang-kurangnya setahun didalam UUPK Pasal 25 ayat 1 sudah merupakan kewajiban pelaku usaha jika memproduksi barang yang manfaatnya berkelanjutan. Oleh karena ini merupakan kewajiban pelaku usaha maka merupakan hak konsumenlah untuk mendapatkan

B. Hak-hak Konsumen yang Terabaikan dalam Layanan Purna Jual

Dalam layanan purna jual hak konsumen secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu pertama, hak konsumen yang berkaitan dengan keberadaan fasilitas layanan purna jual dan kedua, hak konsumen dalam layanan purna jual. Ad. 1. Hak konsumen terkait keberadaan fasilitas layanan purna jual 70 Zoemrotin K. Susila, Penyambung Lidah Konsumen, Jakarta: Puspa Swara, 1999, Hal. 10. Universitas Sumatera Utara fasilitas layanan purna jual ini. Jika pelaku usaha tidak menjalankan kewajibannya dalam menyediakan fasilitas layanan purna jual baik karena sengaja atau kelalaian, yang berarti mengabaikan hak konsumen untuk mendapatkan fasilitas tersebut maka konsumen dapat melakukan tuntutan ganti rugi danatau gugatan konsumen dan pelaku usaha harus bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi danatau gugatan konsumen itu. Dalam hal ini BPSK berwenang menjatuhkan sanksi administrative berupa penetapan ganti rugi paling banyak dua ratus juta rupiah sebagaimana dinyatakan Pasal 60 UUPK. Ad. 2. Hak konsumen dalam layanan purna jual Jika konsumen telah memperoleh haknya yaitu mendapatkan layanan purna jual atas barang yang dibelinya itu maka yang sering menjadi permasalahansengketa adalah adanya pengabaian hak-hak konsumen. Sebagaimana kita ketahui lingkup layanan purna jual adalah terkait dengan jaminan mutu, daya tahan dan kehandalan operasional yang didalamnya termasuk:  pemeriksaan, perbaikan danatau penggantian barang atau komponennya tidak berfungsi baik selama garansi maupun setelah garansi  penyediaan dokumen sebagai informasi kepada konsumen yang mencakup dan tidak terbatas pada identitas dan spesifikasi barang, prosedur, buku petunjuk, leaflet, brosur, skemadiagramgambar atau media pendukung lainnya yang menggunakan bahasa Indonesia dan mudah dimengerti  Ketersediaan pusat pelayanan purna jual service center  Ketersediaan suku cadang Universitas Sumatera Utara Dalam lingkup layanan purna jual inilah hak-hak konsumen sering terabaikan dan hak-hak itu antara lain:  Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa;  Hak untuk didengar pendapat dan keluhan atas barang danatau jasa yang digunakan;  Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan Konsumen secara patut;  Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;  Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

C. Penyelasaian Sengketa dalam Layanan Purna Jual