Variabel Bahan Alat penelitian Cara Kerja

Kriteria eksklusi 1. Penderita tidak bersedia mengikuti penelitian sampai selesai. 2. Penderita menderita penyakit diabetes mellitus. 3. Penderita memiliki riwayat atopi 4. Tipe MEM dan MEP 5. Penderita memakai alat pacu jantung 6. Infant

3.5 Variabel

1. Variabel bebas : Pasien dengan klinis milium 2. Variabel terikat : Insisi disertai ekstraktor komedo dan Elektrodesikasi 3. Variabel kendali :Tehnik melakukan insisi disertai ekstraktor komedo dan elektrodesikasi 3.6 Defenisi Operasional 1. Milium adalah kista retensi kecil pada folikel rambut, kelenjar ekrin atau kelenjer sebasea yang tersumbat 2. Ekstraktor komedo adalah suatu intrumen yang aman dan ideal untuk mengangkat milium, komedo dengan cara menekan seluruh lesi tanpa merusak kulit 3. Elektrodesikasi adalah alat bedah listrik yang dapat membangkitkan aliran listrik terkontrol untuk menghasilkan dekstruksi jaringan yang selektif Siska Anggreni Lubis : Efektifitas Pengobatan Milium Dengan Insisi Dan Ekstraktor Komedo Dibandingkan Dengan Elektrodesikasi Di RSUP. H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 4. Hiperpigmentasi adalah terjadi peningkatan melanin pada epidemis atau dermis dengan gambaran kulit lebih coklat dari normal yang dapat dinilai secara klinis 5. Hiperpigmentasi negatif adalah warna kulit sama dengan warna sekitarnya dapat dinilai secara klinis 6. Luka sembuh adalah luka sudah tertutup dan terbentuk jaringan parut yang halus, datar dan tipis dapat dinilai secara klinis 7. Luka tidak sembuh adalah bila masih terdapat eksudat atau krusta dapat dinilai secara klinis.

3.7 Bahan Alat penelitian

1. Formulir isian untuk pemelitian. 2. Sarung tangan 3. Antiseptik seperti povidon iodine 10 4. Anestetik topikal Lidocaine 2,5 + Prilocaine 2,5 ® Estesia cream 5. Alat ekstraktor komedo tumpul jenis ekstraktor Schamberg ® Hilbro 6. Nald no 30. 7. Alat bedah listrik Hifrekator dengan needle elektrode ® Lamidey 8. Antibiotik salep asam fusidat ® Fuladic crem

3.8 Cara Kerja

1. Informed Consent 2. Mengisi daftar isian Pada semua penderita yang dimasukkan dalam penelitian ini dibuat Siska Anggreni Lubis : Efektifitas Pengobatan Milium Dengan Insisi Dan Ekstraktor Komedo Dibandingkan Dengan Elektrodesikasi Di RSUP. H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 anamnesis yang lengkap, pemeriksaan klinis secara umum, pemeriksaan lokal dan pemeriksaan reduksi urine sesuai daftar isian yang telah tersedia. 3. Persiapan untuk pengobatan Alat-alat yang digunakan harus steril. Tangan operator dicuci dengan air dan sabun, kemudian pakai sarung tangan. Bersihkan milium dan daerah sekitarnya dengan povidone iodine 10. Daerah lesi dioleskan anestesi topikal. Ditunggu selama satu jam. Lesi pada sisi kanan regio zygomaticus dextra dan sisi atas wajah regio frontalis dilakukan pengobatan cara 1 insisi dan ekstraktor komedo sedangkan lesi pada sisi kiri regio zygomaticus sinistra dan sisi bawah regio mandibularis di wajah dilakukan pengobatan cara 2 elektrodesikasi. 7. Pengobatan cara 1 insisi dan ekstraktor komedo • Bagian atap milium di insisi dengan naal no.30 atau skalpel no 11. • Letakkan alat ekstraktor komedo pada pinggir lesi, tekan lubang ekstraktor pada milia, tekan lembut kemudian lakukan pengangkatan isi dan jaringan milium terangkat. • Beri antibiotik salep. 8. Pengobatan cara II elektrodesikasi • Digunakan sebuah elektroda jarum monoterminal • Mesin diathermi disetel pada setelan rendah power 5 mH • Elektroda ditusukkan ke dalam lesi Siska Anggreni Lubis : Efektifitas Pengobatan Milium Dengan Insisi Dan Ekstraktor Komedo Dibandingkan Dengan Elektrodesikasi Di RSUP. H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 • Sebuah denyutan arus pendek dilepaskan • Lakukan elektrodesikasi sampai jaringan lesi kering berubah menjadi putih dan pembuluh darah kecil tersumbat dimana kerusakan hanya superfisial. • Sesudah lesi bersih diberikan antibiotik salep. 6. Pemeriksaan ulang • Dilakukan oleh seorang pemeriksa yang tidak mengetahui tehnik mana yang dilakukan • Pemeriksaan ulang 1 minggu, 2 minggu dan 4 minggu sesudah pembedahan. • Pemeriksaan sesudah 1 minggu gunanya untuk melihat apakah luka sudah sembuh, apakah terjadi infeksi sekunder atau melihat apakah masih ada jaringan milium yang masih tertinggal. Selanjutnya penderita dianjurkan mencatat lamanya sembuh masing-masing cara. • Pemeriksaan 1 minggu, 2 minggu dan 4 minggu juga untuk melihat penyembuhan dan berapa berat serta lamanya hiperpigmentasi yang terjadi setelah pembedahan pada kedua tehnik tersebut.

3.9. Pengolahan data