34
Dari Peraturan atau Undang-Undang tersebut di atas,terlihat adanya perhatian terhadap nasib buruh. Dengan demikian berarti gerakan atau aksi buruh
untuk mendapat kedudukan dan perbaikan nasib telah mendapat tanggapan pemerintah.
Juga mengingat pentingnya akan kelangsungan tujuan nasional dan tujuan pembangunan dengan Keputusan Presiden Nomor7 tahun 1963 telah dikeluarkan:
Pencegahan Pemogokan danatau Penutupan di Perusahaan-Perusahaan, jawatan dan Badan-Badan vital.
C. Serikat Pekerja di Masa Orde Baru 1966-1998
Meletusnya G-30-SPKI pada tahun 1965 banyak membawa perobahan dalam gerakan serikat buruh. Semua organisasi yang di bawah naungan PKI serta
simpatisannya dinyatakan dilarang. Pada tahun 1966 dibentuklah KABI Kesatuan Aksi Buruh Indonesia.
Tujuan KABI adalah bersifat politis, sedangkan soal-soal yang bersifat sosial- ekonomis diselesaikan oleh Sekretaris Bersama Buruh.
Keinginan untuk memiliki satu wadah organisasi serikat buruh dalam rangka menyehatkan perjuangan murni bagi anggota-anggotanya artinya tidak
dipengaruhi oleh organisasi indukorganisasi politik, maka pada tanggal 1 November 1969 berdirilah MPBI Majelis Permusyawaratan Buruh Indonesia
dengan anggota 21 organisasi. Azas MPBI adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Namun MPBI masih belum dapat bekerja seperti yang diharapkan,
artinya belum dapat menyelesaikan masalah perburuhan. Hal ini karena kelemahan Struktur organisasi dan kepemimpinannya. MPBI hanyalah baru
Universitas Sumatera Utara
35
merupakan tempat bertemu dan berdialog para anggota, tetapi belum dapat menghasilkan sesuatu hal yang prinsipil.
Setelah tahun 1966 masalah peburuhan tidak lagi di bawah naungan Departemen Perburuhan, tetapi namanya dirubah dengan Kementrian Tenaga
Kerja, yaitu sejak Kabinet Dwikora 1966. Perhatian Pemerintah terhadap buruh dapat dilihat pada instruksi Presiden Kabinet Ampera Nomor 01U81966
disebutkan: “Mengusahakan perbaikan nasib tenaga kerja terutama mengenai
demokratisasi upah dan jaminan sosial yang memenuhi syarat-syarat minimal, layak, wajar, dilihat dari segi prestasi kerja, jumlah jam kerja dan
norma hidup” Serikat Buruh merupakan suatu economical-force yang penting dan oleh
karena itu peranan Serikat Buruh dalam pembangunan juga penting untuk ikut serta dalam merealisir cita-cita masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Tanpa pengertian serta bantuan dari Serikat Buruh, maka akan sulit bagi pemerintah dapat memecahkan masalah yang dihadapi mengenai tenaga
kerja. Penyederhanaan dibidang politik 1973 meleburkan beberapa partai
politik dalam satu partai saja, sehingga hanya ada 2 partai, yaitu Partai Demokrasi Indonesia yang merupakan fusi dari P.N.I, Parkindo, Katolik, I.P.K.I dan Murba
dan Partai Persatuan Pembangunan yang terdiri dari N.U, Parmusi, P.S.I.I dan Perti. Hal ini menyebabkan serikat-serikat buruh kehilangan induk organisasi
politiknya dan dengan demikian serikat buruh bebas menentukan sikap, hanya bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, dakwah dan sebagainya dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
36
segi politik. Kembali serikat buruh merasakan perlunya mempersatukan serikat- serikat buruh dalam satu wadah. Diantara Pemimpin-pemimpin serikat buruh
saling mengadakan pendekatan juga dengan pimpinan pemerintah untuk melahirkan suatu wadah bagi serikat buruh itu.
Maka pada tanggal 10 Februari 1973 berdirilah F.B.S.I Federasi Buruh Seluruh Indonesia. Pembentukan F.B.S.I ini adalah merupakan realisasi
kehendak bersama dari serikat-serikat buruh yang dilontarkan pada Sidang Pleno M.P.B.I tanggal 24-26 Mei 1972 yang berdasarkan pelaksaan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Ketetapan M.P.R.S tahun 1966, Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969
tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai Tenaga Kerja, Konvensi-Konvensi I.L.O dan peraturan dasar M.P.B.I. Serikat-Serikat buruh pada satu unit produksi
meleburkan diri menjadi satu wadah. Sebelum 1973 pada satu unit produksi misalnya dilapangan pekerjaan PertanianPerkebunan ada beberapa serikat buruh
yang bernaung pada partai-partai politik. Sesudah 1973 mereka melebur diri menjadi satu serikat buruh atau Serikat Buruh Lapangan Pekerjaan SBLP
PertanianPerkebunan dan ini menjadi anggota F.B.S.I. Demikian juga pada unit- unit produksi lainnya misalnya Pertambangan, Perkayuan, Maritim, Pariwisata,
Transport dan sebagainya. Sehingga terciptalah “One Union in one industry”. Dengan Federasi ini diharapkan tidak ada lagi perpecahan karena kotak-
kotak politik Tentu saja bagi anggota yang ingin berpolitik masih diberi izin untuk masuk ke dalam partai politik, namun sebagai anggota SBLPFBSI tidak
dapat membawakan atributnya sebagai anggota partai politik.
Universitas Sumatera Utara
37
F.B.S.I tidak berpolitik dan falsafah F.B.S.I adalah falsafah Negara Pancasila dan perjuangan hanya dibidang sosial ekonomi untuk kepentingan kaum
buruh khususnya. Dan tentu saja tidak terlepas kepada mensukseskan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan
makmur. Kedudukan F.B.S.I dilingkungan kaum buruh menjadi kuat setelah keluarnya “Surat PenguKitab Undang-Undang Hukuman FBSI sebagai Vaksentral
di Indonesia” oleh Pemerintah tanggal 11 Maret 1974. Hubungan persahabatan dan persetujuan bersama bilateral dengan
organisasi berbagai Negara di dunia semakin berkembang. Hubungan banyak dilakukan untuk meningkatkan pendidikan dan hal-hal yang ada sangkut pautnya
dengan keejahteraan buruh. Walaupun pada tahun 1962 telah mulai dibahas masalah pendidikan buruh adalah menjadi tanggung jawab serikat buruh.
Pendidikan buruh yang diharapkan dapat diberikan adalah mencakup: 1.
Melatih buruh dan menyiapkannya menjadi seorang anggota serikat buruh yang baik, berguna bagi diri sendiri, bagi keluarganya dan bagi Serikat
Buruhnya. 2.
Melatih buruh dan menjadikannya seorang warga Negara yang baik. Berguna bagi masyarakat dan tanah airnya.
3. Melatih buruh dan menjadikannya seorang internasionalis yang baik
dengan penuh jiwa solidaritas dengan saudara-saudaranya sesama kaum buruh di seluruh dunia dan dengan umat manusia.
Sehingga dengan demikian serikat buruh menjadi kuat, bebas demokratis dan dinamis Pidato Agus Sudono di depan Kongres Dunia ke VII di Berlin Barat
Universitas Sumatera Utara
38
12 Juli 1962 yaitu Kongres ICFTU ”International Confederation of Free Trade Union” atau ”Gabungan Serikat – Serikat Buruh Merdeka Se Dunia”.
F.B.S.I diakui sebagai satu-satunya wadah yang mewakili buruh Indonesia di dalam International Labour Organization I.L.O yang berkedudua n di Geneva.
Namun dalam ICFTU dan W.C.L World Confederation of Labour, F.B.S.I masih belum sebagai satu-satunya wakil, tetapi serikat buruh lama masing-masing
karena mereka ini berafiliasi dan menjadi anggotanya. Walaupun F.B.S.I telah mengadakan hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan dan bidang lain.
Sehingga dengan demikian terlihat keadaan yang bersifat dualistis. Inilah yang dapat dilihat sebagai kelemahan dari FBSI yang masih belum dapat menjadikan
peleburan dari serikat-serikat buruh. Gerakan buruh atau serikat-serikat Buruh di semua Negara mempunyai
sikap yang sama yaitu bahwa mereka dapat mendukung gerakan produktivitas apabila mereka mendapat jaminan bahwa keuntungan dari kenaikan produktivitas
itu sebagian dinikmati oleh kaum buruh. Meningkatkan produktivitas adalah sebagai sumbangan utama pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi
dalam rangka menaikkan taraf hidup rakyat. Sering pada gejala rasa khawatir dilingkungan buruh bahwa usaha
meningkatkan produktivitas berarti menambah beban kerja dan ada ketidakadilan di dalam membagi keuntungan sebagai akibat kenaikan produktivitas tersebut. Hal
inilah yang harus diatasi dengan cara kerjasama yang harmonis, saling mengerti dan saling membantu dan percaya mempercayai antara buruh dan majikan
sehingga berhasilnya Program Kenaikan Produktivitas dapat dicapai bila Serikat Buruh berpartisipasi.
Universitas Sumatera Utara
39
Partisipasi Serikat Buruh ini sebenarnya adalah sejalan dengan tujuan dari serikat buruh itu sendiri, yaitu:
1. Mencapai perbaikan nasib, syarat-syarat kerja dan jaminan sosial yang
lebih baik bagi anggota pada khususnya dan kaum buruh pada umumnya. 2.
Membantu menciptakan kesejahteraan umum yang adil dan merata, dengan jalan antara lain menjadi partner alam pembangunan, khususnya
pembangungan sosial ekonomi. Hal ini semua dapat dipahami karena itu sewajarnya serikat buruh harus
membantu mempercepat proses pembangunan. Dan ini hanya akan dapat terlaksana bila serikat buruh itu sehat, kuat, demokratis, independent dan
bertanggung jawab. Semuanya sesuai dengan definisi Serikat Buruh yaitu: Serikat Buruh adalah suatu organisasi yang sifatnya permanen, demokratis dan dibentuk
secara sukarela dari, oleh dan untuk kaum buruh, untuk memberikan perlindungan kepada mereka dalam pekerjaan mereka untuk memperbaiki syarat-syarat kerja
mereka dengan jalan perundingan kolektif serta untuk memperbaiki keadaan- keadaan penghidupan mereka dan untuk memiliki alat guna menyatakan pendapat
kaum buruh mengenai maslah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Sebagai suatu serikat buruh, maka F.B.S.I mempunyai cita-cita dan tujuan
meningkatkan kesejahteraan kaum buruh serta memperjuangkan perbakan nasib, syarat-syarat kerja dan penghidupan yang layak sesuai dengan kemanusiaan juga
memperjuangkan terciptanya perluasan kesempatan kerja dalam rangka mensukseskan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
40
Jadi secara umum, tugas dan fungsi F.B.S.I itu adalah: 1.
Sebagai partner dalam pembangunan nasional, khususnya dalam bidang sosial eknomi.
2. Sebagai wahana untuk melindungi pekerjaan, memperjuangkan perbaikan
nasib, syarat-syarat kerja dan penghidupan yang layak bagi buruh dan keluarganya.
3. Sebagai Partner untuk ikut menciptakan dan memelihara ketenagaan kerja
Industrial peace di tiap perusahaan dalam rangka menjaga dan meningkatkan produksi.
4. Sebagai partner untuk ikut menciptakan stabilits sosial Sosial Stability
sebagai sarana mutlak untuk pembangunan. 5.
Sebagai Partner dalam meratakan hasil Pembangunan Nasional untuk seluruh rakyat Indonesia termasuk kaum Buruh, antara lain melalui P.K.B
Perjanjian Kerja Bersama C.L.A Colective Labour Agrement.
16
Pada Tahun 1992 Serikat Buruh Sejahtera Indonesia SBSI didirikan pada 25 April oleh sekelompok aktivis prodemokrasi yang dipimpin Mochtar Pakpahan
sebagai Sekjen SBSI. Namun Hingga Tahun 1995 SPSI tetap merupakan satu- satunya Federasi Serikat Pekerja yang diakui oleh Departemen Tenaga Kerja.
Menteri Tenaga Kerja menyatakan bahwa serikat pekerja yang dibentuk harus berafilisasi dengan SPSI, dan bahwa pemerintah tidak akan mengakui setiap
serikat pekerja di luar federasi.
17
16
T. Moestafa, op. cit, Hal. 28-37.
17
Asri Wijaya, op. cit, hal. 84.
Universitas Sumatera Utara
41
Reaksi terhadap kebijaksanaan pemerintah dalam mempersulit terbentuknya organisasi buruh tersebut tidak hanya mendapat tanggapan dari
dalam negeri, tetapi juga luar negeri yang menyatakan bahwa buruh Indonesia tidak diberikan kemerdekaan untuk berserikatberorganisasi. Statement ini
didukung pula oleh hasil penelitian ILO yang menyimpulkan bahwa “Union Right” buruh di Indonesia sangat dibatasi tanpa diberikan kelonggaran untuk
berorganisasi.
D. Serikat Pekerja di masa Reformasi 1998-sekarang