1 Pemberian antibiotika
2 Terapi suportif, misalnya dengan pemberian immune globuline,
pemberian transfusi darah, nutrisi dan lain-lain Maryunani A, 2009 hlm.124.
13. Aspirasi Pneumonia
Aspirasi pneumonia menyebabkan kematian terutama bayi dengan berat badan lahir rendah karena refleks menelan dan batuk yang belum
sempurna.Gejala penyakit ini mungkin tidak khas tetapi perlu dicurigai bila menghadapi bayi dengan gejala sering tidur letargi, berat badan cepat
turun, kurang minum, dan terjadi serangan apnea.Diagnosis pasti dilakukan dengan pemeriksaan rontgen atau konsultasi dokter anak Manuaba, 2010
hlm.433.
14. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi baru lahir neonatus Kristiyanasari W, 2009 hlm.33.
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang sering terjadi pada neonatus yang disebabkan clostridium tetani.Spora kuman tersebut masuk
tubuh bayi melalui tali pusat, baik pada saat pemotongan, maupun saat perawatannya sebelum lepas.Masa inkubasi 3-28 hari, tetapi jika kurang dari
7 hari penyakit ini lebih parah dan angka kematiannya lebih tinggi Nur W, 2010 hlm.193.
Penyebab tetanus neonatorum adalah basil klostridium tetani. Basil ini mempunyai sifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan
Universitas Sumatera Utara
dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan “Tetanospasmin” yaitu toksin yang
bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot Kristiyanasari W, 2009 hlm.33.
Masa tunas biasanya 3-10 hari, kadang – kadang sampai beberapa minggu jika infeksinya ringan. Penyakit ini biasanya terjadi mendadak
dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata dengan adanya trismus.
Gejalanya antara lain bayi tiba – tiba panas dan tidak mau minum karena tidak dapat menghisap, mulut mencucut, sering kejang disertai sianosis,
kaku kuduk, dinding abdomen kaku, mengeras, suhu meningkat, bayi sensitif terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis
Kristiyanasari W, 2009 hlm.33–34. Penatalaksanaan adalah pembersihan saluran pernafasan agar tidak
tersumbat dan harus dalam keadaan bersih, pakaian bayi dilonggarkan dibuka, mengatasi kejang dengan cara memasukkan tong spatel ke dalam
mulut bayi agar lidah tidak tergigit dan mencegah lidah jatuh ke belakang sehingga dapat menutupi saluran pernafasan, ruangan dan lingkungan harus
tenang, berikan ASI sedikit demi sedikit, perawatan tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik, bila keadaan berbahaya, rujuk ke rumah sakit
Kristiyanasari W, 2009 hlm.34 – 35.
15. Bayi Berat Lahir Rendah BBLR