21
keilmuan seperti geologi, geografi, linkungan, ekonomi, budaya, teknologi, dan lainnya.Harus dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan sehingga diperoleh hasil
yang lebih baik.
22
1.5.3.3 Proses Penanggulangan Bencana
Penanggulanan bencana dapat dibagi atas tiga tingkatan, yaitu pada tingkat lokasi disebut manajemen insiden, tingkat unit atau daerah disebut manajemen
darurat, dan tingkat nasional atau korporat disebut manajemen krisis. 1.
Manajemen insiden adalah penanggulangan kejadian di lokasi atau langsung di tempat kejadian. Dilakukan oleh tim tanggap darurat yang dibentuk atau petugas
lapangan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Penanggulangan bencana pada tingkat ini bersifat teknis
2. Manjemen darurat adalah upaya penanggulangan bencana di tingkat yang lebih
tinggi yang mengkoordinir lokasi kejadian. 3.
Manajemen krisis berada di tingkat yang lebih tinggi misalnya di tingkat nasional atau tingkat korporat bagi suatu perusahaan yang mengalami bencana.
22
http:poskosiagabencana.blogspot.com20130610-asas-penanggulangan-bencana.html?m=1 diakses pada tanggal 14 Desember 2014 pukul 20:15 WIB.
22
Perbedaan tugas dan tanggung jawab pada ketiga tingkatan adalah berdasarkan fungsinya yaitu taktis dan strategis. Tingkat manajemen insiden, tugas
dan tanggung jawab lebih banyak bersifat taktis dan semakin keatas tugasnya akan lebih banyak menangani hal yang strategis. Pengaturan fungsi dan peran sangat
penting dilakukan dalam mengembangkan suatu penanggulangan bencana. Hambatan di lapangan pada dasarnya terjadi karena pengaturan tugas dan peran
tidak jelas. Siapa yang bertanggung jawab mengkoordinir bantuan dari pihak luar dan siapa yang mengelola bantuan tersebut setelah berada di lapangan. Siapa
penentu kebijakan penanggulangan bencana dan siapa yang melakukan penerapannya di lapangan.
I.5.4 Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Karo 1.5.4.1 Sejarah Berdirinya BPBD Kabupaten Karo
Gunung Sinabung yang telah “tertidur” selama 400 tahun , pada tahun 2010 kembali aktif. Gunung yang berada 2.460 mdpl ini pada awalnya termasuk dalam
gunung berapi tipe B yaitu gunung berapi yang tidak memiliki aktivitas yang berarti dalam waktu yang sangat lama hingga ratusan tahun maka tidak masuk dalam
prioritas pengawasan. Tercatat pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG bahwa Gunung Sinabung terakhir meletus di tahun 1600.
23
Pada awalnya, Gunung Sinabung hanya menyemburkan debu disertai bau belerang yang menyengat. Warga yang berada di kaki gunung segera melakukan
evakuasi karena aktivitas gunung tersebut tidak seperti biasanya. Ratusan kepala keluarga mengungsi kebeberapa tempat yang dianggap aman. Daerah yang parah
terkena aktivitas awal Gunung Sinabung setelah ratusan tahun tersebut adalah Desa Bekerah dan Suka Nalu yang berjarak tidak sampai 10 kilometer dari puncak gunung.
Aktivitas Gunung Sinabung rupaya terus meningkat hingga meletus dan mengeluarkan lava pijar dan status pun diubah menjadi Awas sehingga aktivitas
Gunung Sinabung menjadi dalam pengawasan pihak yang berwenang. Oleh karena itu, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah membuat sebuah
kebijakan untuk membentuk sebuah badan yang khusus bergerak pada bidang penanggulangan bencana di Kabupaten Karo, yaitu Badan Penanggulangan Bencana
Daerah BPBD Kabupaten Karo. Sebelum BPBD berdiri di Kabupaten Karo pada tanggal 22 Januari 2014,
kewenangan dalam mengatasi masalah bencana berada di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat KESBANGLINMAS Kabupaten Karo berdasarkan
Tugas Pokok dan Fungsi Tupoksi pada salah satu bidang di instansi tersebut. Kemudian pada tanggal 22 Januari 2014 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Karo Nomor 01 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Karo, maka berdirilah BPBD Kabupaten Karo yang tugas dan
24
fungsinya mengambil alih tugas-tugas dari KESBANGLINMAS dalam lingkup penanggulangan bencana.
I.6 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial.
23
1. Kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh kemampuan dari individu
atau kelompok yang dilakukan berdasarkan kecakapan, pengalaman sesuai dengan tanggungjawab yang diberikannya. Adapun indikator kinerja yang
saya gunakan yaitu teori menurut T.R. Mitchell ada lima hal, yaitu: Defenisi konsep bertujuan untuk menghindarkan interprestasi
ganda atas variable yang diteliti. Oleh karena itu, untuk medapatkan batasan-batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka defenisi konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a Quality of work – Kualitas hasil kerja
b Promptness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
c Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan
d Capability – kemampuan menyelesaikan pekerjaan
23
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey Jakarta: Pustaka LP3ES,1995, hlm.33.