Kategori Drug Related Problems DRPs

hipokalemia, gangguan GI, hipotensi, pusing dan anoreksia, bradikardia Martin, 2009. dengan seftriakson dapat menurunkan fungsi ginjal Retaphyl teophyline Diare, mual, muntah, takikardia, sakit kepala, insomnia. Dexamethasone Aritmia, bradikardia, glukosuria, depresia, moon face, ulkus peptik, kemerahan, vertigo Martin, 2009. Kodein Pusing, mual, muntah; kesulitan BAK; spasme ureter atau saluran empedu; mulut kering, sakit kepala, berkeringat, pelebaran pembuluh darah di wajah

4.6.6 Kategori Drug Related Problems DRPs

Kategori Drug Related Problems DRPs yang dialami pasien dapat dilihat pada Tabel 4.24. Tabel 4.24 Kategori Drug Related Problems DRPs pada tanggal 05-07 November 2014 No Kategori DRPs Penyebab DRPs 1 Pasien memiliki indikasi penyakit namun tidak menerima terapi obat Pasien memiliki kadar kalium dibawah rujukan namun tidak mendapat terapi suplemen kalium. 2 Pasien menerima terapi obat namun beresiko terkena efek samping obat. Hasil kultur, pasien sudah resisten dengan seftriakson namun tetap diresepkan. Antibiotik yang sensitif yaitu ceftazidime, ertapenem, imipenem, ciprofloxacin, levofloxacin, meropenen, tigecycline. 3. Pasien mendapat terapi namun tidak ada indikasi. 1. Pasien sudah tidak batuk dan nyeri namun tetap diberi codein. 2. Pada tanggal 06-07 November suhu tubuh pasien sudah kembali normal namun tetap diberi parasetamol. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Penggunaan obat pada pasien dengan inisial RS dan diagnosa PPOK Eksaserbasi Akut rasional pada tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, dan tidak terjadi efek samping obat namun tidak tepat dosis untuk pemberian Na.Diklofenak pada pasien. Namun pasien mengalami kategori DRPs yaitu: - Pasien memiliki indikasi penyakit namun tidak menerima terapi obat yaitu hari pertama tanggal 31 oktober, pasien batuk namun tidak mendapat terapi untuk mengobati batuk. - Pasien memiliki indikasi penyakit namun tidak menerima terapi obat yaitu dari hasil pemeriksaan elektrolit pada tanggal 31 Oktober 2014 diperoleh nilai elektrolit kalium di bawah normal, namun pasien tidak menerima terapi penambahan kalium. - Pasien menerima terapi antibiotik yang sudah resisten, pada tanggal 05 November hasil uji kultur sputum pasien keluar dan seftriakson sudah resisten, namun pasien tetap diberikan seftriakson. b. Konseling dan edukasi tentang pengobatan yang diterima pasien dilakukan untuk memantau ketepatan penggunaan obat oleh pasien dan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan oleh pasien untuk memaksimalkan tujuan pengobatan. Edukasi yang dilakukan : - Menanyakan apakah pasien menerima terapi obat atau tidak. - Memeriksa ketepatan penggunaan obat pada pasien. - Menjelaskan indikasi dari pengobatan yang diterima pasien. - Memantau apakah ada reaksi efek samping yang timbul dari obat yang digunakan pasien. Universitas Sumatera Utara