Klasifikasi Pemeriksaan Penunjang Spirometri

membelah menjadi tipe yang lain dengan peningkatan jumlah sel goblet dan pembesaran kelenjar submukosa akibat iritasi asap rokok dan zat terinhalasi lainnya. Beberapa mediator dan protease akan merangsang hipersekresi mukus. Sejumlah protease berasal dari sel inflamasi dan sel epitel jumlahnya meningkat pada pasien COPD. Protease merantai kerusakan dan elastin, komponen jaringan konektif utama, yang merupakan bagian penting terjadinya empisema dan bersifat ireversibel PDPI, 2011.

2.3 Klasifikasi

Berdasarkan Gold 2010 klasifikasi COPD terdiri dari beberapa jenis Tabel 2.2. Tabel 2.2 Klasifikasi COPD Derajat Gambaran klinis Nilai faal paru Derajat 1: COPD ringan gejala batuk kronik dan sputum ada tetapi tidak sering VEP 1 VEP volume ekspirasi paksa pertamaKVP kapasitas vital paksa 70. 1 ≥ 80 prediksi Derajat 2: COPD sedang Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi sputum. VEP 1 50 VEP KVP 70. 1 80 prediksi Derajat 3: COPD berat gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan serangan eksaserbasi semakin sering VEP 1 30 VEP KVP 70. 1 50 prediksi Derajat 4: COPD sangat berat adanya tanda – tanda gagal napas dan kualitas hidup memburuk VEP 1 VEP KVP 70. 1 30 prediksi atau VEP 1 50 Sumber :Persatuan Dokter Paru Indonesia, 2011

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada diagnosis PPOK antara lain: a. Radiologi foto toraks Meskipun kadang ditemukan hasil pemeriksaan radiologis masih normal Universitas Sumatera Utara pada PPOK ringan, tetapi pemeriksaan radiologi ini berfungsi juga untuk menyingkirkan diagnosis penyakit paru lainnya atau menyingkirkan diagnosis banding dari keluhan pasien. Pada emfisema terlihat gambaran Perkumpulan Dokter Paru Indonesia, 2003: - Hiperinflasi - Hiperlusen - Ruang retrosternal melebar - Diafragma mendatar

b. Spirometri

Spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan yang mengetahui fungsi paru. Pasien diminta untuk sekuat-kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometri yang secara otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang dikeluarkan sehingga dapat diketahui kondisi paru-paru pasien. Pemeriksaan spirometri adalah pengukuran volume paru statik dan dinamik menggunakan spirometer. Kunci pada pemeriksaan spirometri ialah rasio FEV1 Forced Expiratory Volume in 1 s dan FVC Forced Vital Capacity. FEV1 adalah volume udara yang pasien dapat keluarkan secara paksa dalam satu detik pertama setelah inspirasi penuh. FEV1 pada pasien dapat diprediksi dari usia, jenis kelamin dan tinggi badan Lyrnawati, D dan Ni Luh Made, 2012. Universitas Sumatera Utara

c. Laboratium darah rutin