Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

karyawan akan selalu mematuhi aturan jam masuk kerja tersebut. Adanya budaya kerja seperti itu, maka akan mengakibatkan suatu perilaku kerja yang disiplin bagi para karyawannya. Perusahaan tersebut juga memiliki kebijakan untuk memberikan bonus kepada karyawan yang terpilih sebagai karyawan teladan, dengan adanya kebijakan tersebut tentunya karyawan akan tergerak untuk selalu bekerja dengan penuh semangat, tanggung jawab, teliti serta mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Berdasarkan beberapa contoh tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa budaya kerja juga memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berupa perilaku kerja, kualitas dan kuantitas hasil kerja sehingga sesuai yang diharapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, budaya kerja berpengaruh pada perilaku kerja Kreitner dan Kinicki, 2003:12.

2.1.11 Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Penerapan budaya pada sebuah perusahaan yang didasari oleh nilai-nilai atau falsafah yang dijunjung tinggi oleh perusahaan akan sangat mempengaruhi kehidupan dari perusahaan tersebut. Dominasi dari budaya perusahaan tersebut sangat mempengaruhi anggota perusahaan atau karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya. Penerapan budaya yang didasarkan atas nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh perusahaan tersebut juga akan berdampak pada semakin menempatkan anggota perusahaan atau karyawan pada posisi mitra perusahaan, tidak hanya sekedar faktor produksi yang siap dieksploitasi semaksimal mungkin, dengan kata lain karyawan akan mendapatkan penghargaan yang lebih baik dari perusahaan. Kekuatan budaya kerja berhubungan dengan kinerja karyawan dalam tiga hal : a. Dengan budaya kerja yang kuat akan menyebabkan terjadinya penyesuaian tujuan antar kelompok atau karyawan dalam perusahaan. Didalam budaya perusahaan yang kuat, pola perilaku dan praktek yang dianut secara umum oleh semua pihak dalam perusahaan akan mengakar kuat. Dalam hal ini budaya perusahaan menjadi semacam ikatan yang membimbing setiap kelompok dalam perusahaan untuk bergerak menuju pada arah yang sama. Semakin luas dan semakin kuat nilai yang diyakini bersama oleh semua karyawan dalam perusahaan akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut karena semakin efisien penggunaan sumberdaya perusahaannya. b. Budaya kerja yang kuat akan berpengaruh positif pada kinerja karyawan karena dapat memberikan motivasi luar biasa pada karyawan. Budaya perusahaan yang kuat berarti karyawan-karyawan dalam perusahaan mempunyai banyak nilai-nilai yang diyakini bersama. Hal ini menyebabkan lingkungan kerja yang nyaman, sehingga para karyawan merasa memperoleh dorongan kerja semakin kuat Robinson, 1994:173. c. Budaya kerja yang kuat merupakan kontrol dan menciptakan struktur bagi perusahaan berdasarkan atas nilai-nilai yang diyakini bersama-sama dan norma-norma kelompok yang berlaku umum. Jadi, perusahaan tidak perlu menyadarkan diri pada birokrasi formal yang kaku yang justru dapat menghalangi motivasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan usaha yang harus dengan cepat. Sedangkan menurut Kotter dan Heskett 1997 ada tiga teori yang menyangkut hubungan budaya kerja dengan kinerja karyawan, yaitu : a. Budaya yang kuat berkaitan dengan kinerja yang unggul. b. Budaya kerja yang cocok secara strategis dengan perusahaan. c. Budaya kerja yang adaptif. Budaya perusahaan mengacu pada perilaku umum dalam sekelompok orang yang membentuk suatu perusahaan itu sendiri. Suatu budaya kerja yang kuat terefleksikan melalui karyawan didalam perusahaan yang cenderung memiliki keyakinan dan pola perilaku yang sama. Karyawan yang sudah memahami keseluruhan budaya kerja didalam perusahaannya akan menjadikan hal tersebut sebagai suatu kepribadian sosial didalam bekerja. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja individual. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan logistik, masing-masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja yang baik pula. Berpengaruhnya budaya kerja terhadap kinerja karyawan misalnya seperti suatu perusahaan yang memiliki kebijakan untuk memberikan reward berupa intensif pada karyawannya yang melakukan tugas tambahan diluar jam kerja yang telah ditentukan. Hal tersebut tentunya bisa lebih memacu karyawan untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat meskipun mereka harus melakukannya diluar jam kerja yang semestinya. Sedangkan kebijakan perusahaan yang berupa promosi untuk karyawan yang berprestasi, tentunya hal tersebut akan memacu karyawan untuk bekerja dengan baik sehingga kinerja karyawan otomatis mengalami peningkatan. Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya kerja mempengaruhi kinerja karyawan seperti yang Bintoro 2002 katakan bahwa budaya perusahaan yang kuat dapat meningkatkan kinerja karyawan juga perusahaan. Begitu juga dengan Kotter dan Heskett Soetjipto, 2002 mengatakan bahwa budaya kerja sangat mempengaruhi kinerja jangka panjang perusahaan.

2.1.12 Pengaruh Perilaku Kerja Terhadap Kinerja Karyawan