Pengaruh Perilaku Kerja terhadap Kinerja Karyawan

sehingga karyawan selalu bekerja secara teliti, rapi, baik, dan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh perusahaan. Selain itu, karyawan cenderung memiliki keinginan untuk maju, mereka selalu berkeinginan untuk menghasilkan kinerja yang baik, seperti menghasilkan pekerjaan yang rapi, tidak ada kesalahan, dan selesai tepat waktu. Adanya kesadaran seperti itu membuat tujuan perusahaan menjadi lebih mudah tercapai, karena karyawan yang bekerja dengan baik akan menghasilkan kinerja yang baik. Kinerja karyawan yang baik akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik pula, sehingga tujuan perusahaan pasti akan tercapai. Berdasarkan uraian dan contoh yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya kerja mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kinerja karyawan seperti yang Bintoro 2002 katakan bahwa budaya perusahaan yang kuat dapat meningkatkan kinerja karyawan juga perusahaan. Karena dengan budaya yang telah mengakar menyebabkan terjadinya penyesuaian tujuan antar karyawan dalam perusahaan. Kesesuaian tersebut membuat karyawan bekerja kearah tujuan tersebut bersama-sama, sehingga menghasilkan kinerja yang baik.

4.3.3 Pengaruh Perilaku Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Unsur yang pokok dari pada perilaku kerja ialah beberapa jenis kegiatan, apakah yang bersifat fisik atau mental. Perilaku kerja yang dilakukan oleh karyawan merupakan suatu rangkaian kegiatan. Sedangkan kegiatan tersebut diharapkan selalu berorientasi kepada tujuan, yaitu tujuan perusahaan yang dapat dicapai jika kinerja karyawan baik. Bentuk perilaku kerja adalah seperti perilaku kerja yang disiplin, teliti, giat bekerja, mau bekerja keras, selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, dan sebagainya, tentu berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut. Karena kinerja karyawan tersebut pada akhirnya akan menghasilkan prestasi kerja yang memberikan hasil yang baik pula bagi perusahaan. Begitupula sebaliknya, ketika perilaku kerja buruk maka akan menghasilkan kinerja yang buruk yang berdampak pada perusahaan juga. Asumsi yang diajukan pada hipotesis kelima adalah tentang keterkaitan pengaruh perilaku kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember. Berdasarkan hasil pengujian variabel kompetensi memiliki ρ-value yang lebih kecil dari 0,05. Adapun besarnya nilai beta β sebesar 0,333 dengan ρ-value sebesar 0,043 dan t hitung sebesar 2,860 yang lebih besar dari t tabel sebesar 2,103 sehingga H ditolak. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa asumsi untuk hipotesis kelima telah terpenuhi. Pengaruh perilaku kerja terhadap kinerja karyawan sangat tampak jelas pada kehidupan perusahaan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember. Hal tersebut dapat terlihat dari sikap karyawan yang selalu mengerjakan pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab. Suasana kerja pada kedua perusahaan tersebut memang terlihat santai, sesekali karyawan saling mengobrol, bercanda, bahkan memutar musik pada perangkat komputer mereka. Namun, dengan suasana kerja seperti itu ternyata para karyawan tetap fokus pada pekerjaan masing-masing. Hal tersebut dibuktikan dengan terselesaikannya pekerjaan dengan hasil yang baik, memuaskan, dan minimnya kesalahan pada pekerjaan, sehingga dapat dikatakan perilaku bertanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan menghasilkan kinerja yang baik. Seperti yang dikemukakan oleh Robbins 2002:64-65 terkait tentang perilaku kerja dan konsekuensinya yang menjadi faktor pendorong karyawan untuk berperilaku kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja yang pada akhirnya akan menghasilkan prestasi kerja. Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis kelima dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perilaku kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

4.4 Keterbatasan Penelitian