Skala Pengukuran Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel

hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan, jika dari hari kehari kesalahan semakin sedikit, kerjanya lebih cepat, teliti, dan hasil pekerjaan semakin meningkat, maka dapat dikatakan karyawan tersebut mengalami peningkatan kerja.

3.6.2 Skala Pengukuran

Skala pengukuran digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval dalam alat ukur. Alat ukur tersebut jika digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Simamora 2004:46, skala likert dibuat agar responden dapat mengekspsikan intensitas perasaan mereka. Menurut Ridwan 2002:13 skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi sseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Jawaban setiap item yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut : a. Sangat Tidak Setuju STS = 1 b. Tidak Setuju TS = 2 c. Setuju S = 3 d. Sangat Setuju SS = 4 Menurut Hadi 1999 modifikasi skala likert dari 5 katagori jawaban menjadi 4 katagori jawaban dengan meniadakan katagori jawaban yang ditengah berdasarkan atas alasan sebagai berikut : a. Katagori unidicided katagori jawaban tengah itu mempunyai arti ganda, bias diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban menurut konsep asli bias juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Katagori jawaban yang ganda arti multi interpretabble ini tentu saja tidak diharapkan dalam instrument. b. Tersedianya jawaban ditengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab tengah central tenfency effect, terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya, kearah setuju atau tidak setuju. c. Maksud katagori empat jawaban adalah untuk melihat kecenderungan pendapat responden, kearah setuju atau kearah tidak setuju. Jika disediakan lima jawaban akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga merugi banyak informasi yang dapat diperoleh dari para responden. Guna mempermudah membaca dan menginterprestasikan data, maka perlu ada kategorisasi makna dari hasil kuesioner. Tujuan dari kategorisasi ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari setiap item pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Terdapat dua cara dalam mengkategorisasikan jawaban, yaitu dengan metode penjumlahan dan metode rata-rata. Penelitian ini menggunakan metode rata-rata, yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor jawaban responden pada setiap variabel kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 36 responden. a. Kategorisasi Budaya Eksplisit pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember : Sangat Baik : skor 4 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 576 Baik : skor 3 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 432 Tidak Baik : skor 2 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 288 Sangat Tidak Baik : skor 1 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 144 STB TB B SB 144 288 432 576 720 Gambar 3.1 : Kategorisasi Budaya Eksplisit. Keterangan : 1. Jika jumlah skor 144 dan 288 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya eksplisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat tidak baik. 2. Jika jumlah skor 289 dan 432 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya eksplisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah tidak baik. 3. Jika jumlah skor 433 dan 576 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya eksplisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah baik. 4. Jika jumlah skor 577 dan 720 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya eksplisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat baik. b. Kategorisasi Budaya Implisit pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember : Sangat Baik : skor 4 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 720 Baik : skor 3 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 540 Tidak Baik : skor 2 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 360 Sangat Tidak Baik : skor 1 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 180 STB TB B SB 180 360 540 720 900 Gambar 3.2 : Kategorisasi Budaya Implisit. Keterangan : 1. Jika jumlah skor 180 dan 360 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya implisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat tidak baik. 2. Jika jumlah skor 361 dan 540 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya implisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah tidak baik. 3. Jika jumlah skor 541 dan 720 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya implisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah baik. 4. Jika jumlah skor 721 dan 900 maka dapat diartikan bahwa tingkat budaya implisit karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat baik. c. Kategorisasi Perilaku Kerja Karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember : Sangat Baik : skor 4 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 576 Baik : skor 3 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 432 Tidak Baik : skor 2 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 288 Sangat Tidak Baik : skor 1 x 4 pertanyaan x 36 jumlah responden = 144 STB TB B SB 144 288 432 576 720 Gambar 3.3 : Kategorisasi Perilaku Kerja. Keterangan : 1. Jika jumlah skor 144 dan 288 maka dapat diartikan bahwa tingkat perilaku kerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat tidak baik. 2. Jika jumlah skor 289 dan 432 maka dapat diartikan bahwa tingkat tingkat perilaku kerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah tidak baik. 3. Jika jumlah skor 433 dan 576 maka dapat diartikan bahwa tingkat tingkat perilaku kerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah baik. 4. Jika jumlah skor 577 dan 720 maka dapat diartikan bahwa tingkat tingkat perilaku kerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat baik. d. Kategorisasi Kinerja Karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember : Sangat Baik : skor 4 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 720 Baik : skor 3 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 540 Tidak Baik : skor 2 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 360 Sangat Tidak Baik : skor 1 x 5 pertanyaan x 36 jumlah responden = 180 STB TB B SB 180 360 540 720 900 Gambar 3.4 : Kategorisasi Kinerja Karyawan. Keterangan : 1. Jika jumlah skor 180 dan 360 maka dapat diartikan bahwa tingkat kinerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat tidak baik. 2. Jika jumlah skor 361 dan 540 maka dapat diartikan bahwa tingkat kinerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah tidak baik. 3. Jika jumlah skor 541 dan 720 maka dapat diartikan bahwa tingkat kinerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah baik. 4. Jika jumlah skor 721 dan 900 maka dapat diartikan bahwa tingkat kinerja karyawan pada CV. Pilars Konsultan dan CV. Wijasena Konsultek Jember adalah sangat baik.

3.7 Analisis Deskriptif