Kesimpulannya, kemampuan umum adalah kemampuan yang diperlukan untuk mendidik peserta didik pada umumnya anak normal, sedangkan
kemampuan dasar adalah kemampuan yang diperlukan untuk mendidik peserta didik luar biasa anak berkelainan, kemudian kemampuan khusus adalah
kemampuan yang diperlukan untuk mendidik peserta didik luar biasa jenis tertentu spesialis.
C. Gambaran Kepuasan Kerja Guru Sekolah Luar Biasa Di Kota Medan
Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Tanpa pendidikan, anak tidak akan dapat mencapai martabat
kemanusiaan, tidak bisa menjadi pribadi utuh; juga tidak bisa menjadi insan sosial dan abdi Tuhan yang saleh. Sebab anak manusia itu dilahirkan dalam keadaan
serba kurang lengkap, dengan naluri dan fungsi-fungsi jasmani-rohani yang belum berkembang Kartono, 2007.
Salah satu jenis pendidikan yang ada di Indonesia adalah pendidikan anak berkebutuhan khusus. Lembaga Pendidikan Luar Biasa adalah lembaga
pendidikan yang profesional, yang bertujuan membentuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik danatau mental agar mampu mengembangkan sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan dalam Ineupuspita, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses pendidikan, guru merupakan salah satu perangkat penting. Guru merupakan orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan
akhir dari proses pendidikan Uno, 2008. Guru yang memiliki kualitas mengajar yang baik merupakan pusat dari keberhasilan suatu sistem pendidikan Perie,
1997. Pihak yang bertanggung jawab dalam di dalam Pendidikan Luar Biasa,
adalah guru. Guru di SLB dituntut untuk mengabdikan seluruh kemampuan, kreativitas, keterampilan dan pikirannya untuk mendidik anak-anak luar biasa.
Hal ini disebabkan karena anak-anak penyandang kelainan, biasanya tidak responsif, menutup diri, bahkan menghindar dari orang lain, dihantui rasa malu,
dan frustasi akibat kelainan yang disandangnya. Tanpa memiliki dedikasi yang disertai kesabaran dan kreativitas dalam mengembangkan pendekatan pendidikan
yang menarik dan mengundang, maka guru SLB akan gagal dalam menjalankan tugasnya Supriadi, 2003.
Seorang Guru SLB dalam meningkatkan kinerjanya perlu memahami dan memiliki kompetensi dasar sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat
dicapai sekolah Ineupuspita, 2008. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pendidikan khusus didasari oleh tiga kemampuan, yaitu; 1 kemampuan umum
general ability, 2 kemampuan dasar basic ability, dan 3 kemampuan khusus specific ability. Kemampuan umum adalah kemampuan yang diperlukan untuk
mendidik peserta didik pada umumnya anak normal, kemampuan dasar adalah
Universitas Sumatera Utara
kemampuan yang diperlukan untuk mendidik peserta didik berkebutuhan khusus, sedangkan kemampuan khusus adalah kemampuan yang diperlukan untuk
mendidik peserta didik berkebutuhan khusus jenis tertentu spesialisasi
Ineupuspita, 2008.
Salah satu cara untuk mengembangkan kualitas yang tinggi dari suatu sekolah adalah dengan memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi
dan kualitas mengajar. Salah satu dari faktor tersebut adalah kepuasan kerja Perie, 1997. Kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaannya
tersebut mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan mengenai pengalaman
mendatang Arum, 2008. Selain itu Kumar 2007 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah tingkatan emosi positif yang diukur ketika pekerjaan seseorang
tampak memenuhi tugas penting yang sesuai dengan kebutuhan seseorang Kepuasan kerja guru merupakan perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak
mengenai pekerjaannya dan sejauh mana penerimaan dan nilai-nilai seorang guru terhadap faktor-faktor seperti evaluasi, hubungan rekan kerja, tanggung jawab,
dan pengakuan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru, seperti
usia, jenis kelamin dan pendapatan Bogler, 2005. Selain itu menurut Perie 1997, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru, yaitu
faktor inrinsik dan faktor ekstrinsik. Bagi guru, faktor intrinsik dapat diperoleh dari aktivitas kelas. Karakteristik dan persepsi siswa, kendali guru atas lingkungan
kelas juga merupakan faktor intrinsik yang mempengaruhi kepuasan. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
faktor ekstrinsik seperti gaji, adanya dukungan dari administrator, keamanan sekolah dan ketersediaan sumber daya sekolah.
Guru di SLB memiliki tantangan tersendiri di dalam pekerjaanya sebagai guru yang berbeda dengan guru-guru di sekolah biasa lainnya. Guru SLB
dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti harus mengajar siswa yang memiliki kebutuhan khusus, kurangnya ketersediaan sumber daya guru SLB, rendahnya
insentif yang mereka terima, kurangnya perhatian pemerintah terhadap Sekolah Luar Biasa Supriadi, 2003. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara yang
dilakukan peneliti kepada beberapa guru SLB yang ada di kota Medan, mereka menyatakan bahwa pekerjaan mereka lebih berat dibandingkan guru di sekolah
biasa, tetapi fasilitas sekolah yang mendukung proses belajar, insentif dan perhatian dari pemerintah yang mereka dapatkan tidak dapat memenuhi
kebutuhan mereka sebagai guru pendidik di SLB. Dari berbagai hal yang dikemukakan di atas, peneliti ingin melihat
gambaran kepuasan kerja guru Sekolah Luar Biasa SLB di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan
kesimpulan hasil penelitian Hadi, 2000. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif yang dimaksudkan
untuk melihat bagaimana gambaran kepuasan kerja guru Sekolah Luar Biasa di Kota Medan.
Menurut Azwar 2000 metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan
karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, tidak bermaksud
mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi.
Jenis penelitian ini mempersoalkan hubungan antar variabel dan tidak melakukan pengujian hipotesis. Hasil penelitiannya berupa deskripsi mengenai
variabel-variabel tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata atau kualifikasi lainnya untuk setiap kategori di suatu variabel. Dalam pengolahan dan
analisa data menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif Faisal, 1999.
Punch 1998 menyatakan bahwa ada dua kegunaan dilakukannya penelitian deskriptif. Pertama, untuk mengembangkan teori dan area penelitian
Universitas Sumatera Utara