Pemeriksaan Mikrobiologi Departemen Quality AssuranceQuality Control QAQC

pemasok. Sementara menunggu pengiriman kembali oleh pemasok, bahan baku diberi label tidak diluluskan rejected, dan disimpan di area khusus yang terkunci. Sementara itu, pemeriksaan kimia terhadap produk ruahan dan obat jadi dilakukan untuk mengetahui kadar zat aktif dalam sediaan. Sampling dilakukan dengan metode PTA Pertama, Tengah, Akhir waktu produksi. Metode analisa diadopsi dari buku-buku standard resmi yang dituliskan ke dalam SOP untuk masing-masing item obat yang tervalidasi. Selain itu, bagian ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan sampel uji stabilitas untuk kontrol stabilitas produk yang beredar di pasaran. Uji stabilitas dapat dilakukan pada dua kondisi, yaitu long term 30° ± 2°C, RH 75 ± 5 dan accelerated 40° ± 2°C, RH 75 ± 5. Untuk proses ini, sampel disimpan di inkubator dengan lama pengujian stabilitas adalah n + 1 tahun n = expired date. Penambahan satu tahun dilakukan dengan maksud untuk dapat memperpanjang masa kadaluarsa produk. Terakhir, divisi ini memeriksa air yang digunakan untuk kegiatan produksi seperti air untuk injeksi water for injectionWFI dan purified water secara harian. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain meliputi pemeriksaan konduktivitas, pH serta kandungan klor dalam air. Sampling dilakukan pada setiap titik pengambilan sampel yang terdapat di masing-masing proses pengelolaan air kemudian dari sampel tersebut diperiksa berdasarkan parameter yang ada sehingga air yang digunakan dalam kegiatan produksi selalu merupakan air yang memenuhi persyaratan. Jika ada masalah seperti pH air lebih kecil 5 atau lebih besar dari 7 syarat pH air yang dimurnikanpurified water adalah 5-7 maka bagian QC akan mengirimkan Laporan Penyimpangan MutuLPM kepada pihak produksi dan TS sementara dilakukan investigasi. Selanjutnya departemen TS memperbaiki alat agar menghasilkan air yang memenuhi persyaratan.

3.3.2 Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan terhadap bahan awal dan produk jadi antibiotik, sirup serta produk steril, yang meliputi pemeriksaan potensi antibiotik, angka kuman Total Plate CountTPC, sterilitas, bioburden, dan uji endotoksin. Selain itu, juga dilakukan pengawasan mikrobiologi di ruang produksi kelas A Universitas Sumatera Utara hingga E, proses sanitasi ruang produksi, kualifikasi bangunan, kualifikasi oven dan autoklaf, air yang dimurnikan purified waterPW, air untuk injeksi water for injectionWFI, dan fasilitas Laminar Air FlowLAF. Divisi ini juga terlibat dalam validasi media fill untuk produksi secara aseptis larutan injeksi maupun serbuk injeksi kering. Ruang yang terdapat di bagian mikrobiologi terdiri dari enam ruangan yaitu: a. Ruang potensi; digunakan untuk pemeriksaan yang menggunakan kuman antara lain potensi antibiotik dan uji kelayakan mediagrowth promotion test. Aliran udara LAF pada ruang ini berupa laminar dan tidak diizinkan mengalir keluar. Hal ini ditujukan untuk menjaga keamanan personil dan mencegah udara dari ruangan ini keluar sehingga mengkontaminasi udara luar ruang. b. Ruang TPCTotal Plate Count; digunakan untuk pemeriksaan yang tidak menggunakan kuman antara lain TPC, uji sterilitas, dan uji bioburden. Aliran udara LAF pada ruang ini mengalir keluar untuk menjaga kebersihan ruang dan mencegah kontaminasi udara dari luar ruang. c. Ruang steril; merupakan ruang yang dikondisikan sama seperti ruang produksi sediaan steril white area dan digunakan untuk uji sterilisasi. Sebelum memasuki ruangan ini, terdapat ruang antara, ruang gowning off, dan air shower. d. Ruang preparasi media; merupakan ruang pembuatan media pertumbuhan mikroba yang akan digunakan untuk menginkubasi mikroba pada uji potensi antibiotik. e. Ruang inkubasi. f. Ruang pencucian. Pemeriksaan mikrobiologi di ruang produksi kelas E dilakukan 1 bulan sekali sedangkan untuk ruang kelas A hingga C, seperti ruang filling, dilakukan setiap kali kegiatan produksi berlangsung dan pemeriksaan secara keseluruhan di area produksi steril dilakukan 1 minggu sekali. Uji potensi antibiotik dilakukan dengan 2 cara yakni silinder plate dan turbidimetri. Silinder plate dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat sedangkan metode turbidimetri dilakukan dengan mengamati tingkat kekeruhan media. Kedua metode tersebut Universitas Sumatera Utara kemudian dibandingkan dengan standarnya dan setiap uji potensi harus terdapat uji kontrol baik kontrol positif maupun kontrol negatifnya. Kontrol positif dilakukan dengan cara menginokulasi mikroba pada media yang digunakan, jika tumbuh mikroba berarti media tersebut telah dapat digunakan dalam uji mikrobiologi. Sedangkan kontrol negatif dengan cara menginkubasi media saja. Jika tidak tumbuh mikroba di media tersebut, berarti media yang digunakan sudah dalam keadaan steril. Selain itu, setiap media dikontrol dengan uji kelayakan media dengan tujuan untuk memastikan bahwa media yang digunakan merupakan media pertumbuhan yang baik untuk mikroba. Pemeriksaan kebersihan udara di ruang produksi menggunakan 2 metode yaitu: metode settling plate dan metode slit to agar. Pemeriksaan terhadap udara terbuka dilakukan dengan pemaparan media menggunakan cawan paparsettling plate di udara terbuka selama 4 jam sedangkan metode slit to agar dilakukan dengan menggunakan alat air sampler yang cara kerjanya adalah mengalirkan udara sebanyak 1000 Liter menuju cawan petri dispossible yang telah berisi media agar, kemudian cawan tersebut diinkubasi pada suhu 30-35°C selama 3 hari dan dilanjutkan pada suhu 20-25°C selama 3 hari. Setelah itu, baru dihitung jumlah mikroba yang tumbuh. Pemeriksaan sanitasi ruang produksi dilakukan dengan metode apusswab, caranya adalah menggunakan suatu batang kecil seperti cotton bud yang telah dinetralisir dengan lesitin dan tween untuk menetralkan desinfektan yang mungkin masih menempel pada dinding sel mikroba, kemudian diapuskan seluas 5 x 5 cm pada permukaan dinding ruangan secara horizontal dan vertikal. Setelah itu, hasil apusan diinokulasi ke dalam media pertumbuhan mikroba lalu diinkubasi seperti pada pemeriksaan kebersihan udara. Selain pemeriksaan kimia, PW dan WFI juga diperiksa secara mikrobiologi. Untuk PW dilakukan pemeriksaan TPC yakni ada tidaknya mikroba E.coli dan Pseudomonas. Untuk WFI, selain pemeriksaan TPC, juga dilakukan uji endotoksin. Uji endotoksin yang serupa juga dilakukan terhadap sediaan injeksi dengan menggunakan Limulus Amebocyte LysateLAL seperti yang dicantumkan dalam lampiran 85 USP United States Pharmacopeia. Universitas Sumatera Utara

3.3.3 QA Inspector