Pengertian Clubbing Elemen Konstitutif Dari Clubbing

Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber Sebuah Tinjauan Studi Kasus, 2009 USU Repository © 2009

BAB II LANDASAN TEORI

A. CLUBBER

1. Pengertian Clubbing

Clubbing adalah pengalaman yang sangat spesial, sangat sulit untuk menggambarkannya. Klub menawarkan pengalaman sensori secara total. Cahaya lampu, musik yang keras dan berkelanjutan, alkohol, dan apapun yang digunakan untuk mendukung atmosfernya Barry, 2005. Jackson 2003 menyatakan bahwa clubbing merupakan fenomena jasmani dan mendalam, hal tersebut adalah aktivitas kesenangan yang memungkinkan kita untuk menggoyangkan tubuh dalam kehidupan sehari-hari dan merekreasikan pengalaman kita tentang dunia. Sedangkan menurut O’HaraBrown 2006, clubbing hanyalah mengenai sekelompok orang yang datang bersama-sama untuk mendengarkan musik pada waktu dan tempat tertentu. Clubbing adalah sebuah kata kerja yang berasal dari kata club. Dapat kita simpulkan bahwa clubbing adalah bergabung, berkumpul dalam sebuah kelompok atau klub untuk tujuan tertentu; dalam hal ini bergabung atau berkumpul di nightclub. Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber Sebuah Tinjauan Studi Kasus, 2009 USU Repository © 2009

2. Elemen Konstitutif Dari Clubbing

Malbon 1999 menyebutkan lima elemen konstitutif dari clubbing, yakni: 1. Music Pengalaman clubbing terutama berbicara mengenai musik dan pemahaman clubber terhadap musik tersebut. Pada satu pemahaman, musik muncul sebagai suatu esensi dari clubbing, mengenai apa sebenarnya clubbing itu dan apa yang dilalui dan ada di sekeliling clubbers. Musik menunjukkan hubungan yang kuat kepada struktur sosial, tidak hanya merepresentasikan hubungan sosial, tapi juga sekaligus menetapkannya van Leeuwen, 1988. Musik memainkan peran yang penting dalam pembentukan identitas dan komunitas Firth, 1996, dimana anak muda terutama menggunakan musik untuk mengkondisikan diri mereka melalui sejarah, budaya, politik Firth, 1992, dan style Malbon, ,1999. 2. Dancing Dancing adalah bentuk ekspresif utama dimana musik dipahami dan dinikmati selama pengalaman clubbing. Tidak dapat dipisahkan dari musik, dancing adalah mengenai apa sebenarnya clubbing itu, dan merupakan hal yang kebanyakan clubber lakukan selama clubbing. Dancing adalah model dari perilaku dimana hubungan antara pergerakan dan pikiran motion dan emotion itu penting, bahkan jika hubungan ini sulit diungkapkan para dancer dan menjadi masalah bagi peneliti untuk mendefenisikannya. Dancing adalah bentuk utama dari komunikasi atau Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber Sebuah Tinjauan Studi Kasus, 2009 USU Repository © 2009 bahasa tubuh dan model ekspresi, suatu penampilan dimana komunikasi verbal ditambah dan terkadang digantikan, secara intensif maupun berulang-ulang. Dancing di dalam clubbing dapat dikonsepsualisasikan sebagai bentuk ekspresif dari pemikiran, penalaran, perasaan, dan proses yang dapat dibangun melalui hubungan yang kuat antara clubber dan clubbing crowd, dan selanjutnya antar clubbing crowd dengan society dimana itu ada. Dancing dapat menjadi bentuk dari ritual seks McRobbie, 1991, bentuk ekspresi Storr, 1992, jenis exercise McRobbie, 1994, bentuk individuasi juga bentuk kesatuan Frith, 1996, bahasa Shepherd, 1991, bahasa yang tidak tertulis Frith, 1995. Dancing dalam clubbing bisa mengenai kesenangan, melarikan diri, mengenai bersama-sama atau terpisah, menganai interaksi seksual atau penampakan diri, mengenai mendengar musik, dan bahkan bentuk perwujudan dari resistansi dan sumber vitalitas personal dan sosial. 3. Performance Performance juga merupakan bagian penting dalam clubbing karena individual belajar tidak hanya tentang komoditas dan kegunaan serta artinya, namun juga tentang gaya dari presentasi diri, teknik ekspresi tubuh, dan kompetensi serta keahlian. Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber Sebuah Tinjauan Studi Kasus, 2009 USU Repository © 2009 4. Crowds Menurut Canetti 1973, crowds memungkinkan pengalaman ‘kehilangan diri’ loss of self diantara mereka yang berada di dalam crowds tersebut. Bagi Canetti, crowds adalah mengenai kepemilikan dan kekuatan yang disediakan oleh rasa kepemilikan ini. Clubbing crowds merupakan dasar dalam pembentukan kepemilikan belongings dan indentifikasi indentification, seperti menjadi kumpulan untuk kenikmatan tubuh dalam mengikuti musik dan pergerakan yang secara luas membangun pengalaman clubbing. 5. Communality Sosialisasi adalah lem perekat bagi komunitas sementara, seperti ketika bersama-sama di lantai dansa tanpa membuat komunitas. Sementara, komunitas mengacu pada pengembangan pemahaman dari clubbing untuk mengasumsikan perbedaan dari clubbers dalam crowds; proses konformitas dan kesamaan sosial. Yang menjadi esensi komunitas adalah bahwa clubber memahami kerumunan crowds dimana mereka menjadi bagian, menjadi berbeda, dan menemukan pemahaman tersebut dalam pengalaman mereka. Seperti yang dijelaskan oleh Mutmainah 2007 dalam Ruz, 2006, anak muda memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berkomunitas. Dalam bergaul ini, selalu ada tekanan dari dalam diri si anak untuk melakukan hal yang sama dengan teman satu kelompok. Tekanan itu akan Seviria Marlina Panjaitan : Konflik Kehidupan Seorang Clubber